Ini karena mindfulness mengurangi penghalang mental yang seringkali menghalangi aliran ide.
Mindfulness dapat menjadi alat yang efektif dalam mengurangi gejala depresi.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di The Lancet, terapi berbasis mindfulness sama efektifnya dengan antidepresan dalam mencegah kambuhnya depresi pada pasien dengan riwayat depresi berat.
Mindfulness tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga pada hubungan dengan orang lain.
Praktik ini dapat meningkatkan empati, mendengarkan dengan lebih baik, dan mengurangi konflik interpersonal.
Penelitian dari Mindfulness Journal menemukan bahwa individu yang berlatih mindfulness cenderung memiliki hubungan yang lebih positif dan memuaskan.
Baca Juga: Arti 'Very Demure, Very Mindful' yang Sedang Viral di TikTok
Selain manfaat mental, mindfulness juga memiliki dampak positif pada kesehatan fisik.
Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan bahkan mengurangi gejala penyakit kronis seperti nyeri punggung atau migrain.
Mindful eating, sebuah konsep yang menggabungkan mindfulness dengan makan, telah terbukti efektif dalam membantu orang mengontrol nafsu makan dan menjaga berat badan yang sehat.
Studi di Journal of Obesity menunjukkan bahwa mindful eating dapat mengurangi kebiasaan makan berlebihan dan memperbaiki hubungan dengan makanan.
Akhirnya, mindfulness dapat meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup secara keseluruhan.
Dengan fokus pada momen saat ini, individu menjadi lebih sadar akan hal-hal positif dalam hidup mereka dan lebih mampu menikmati momen-momen kecil yang sering terlewatkan.
Studi oleh International Journal of Wellbeing menyimpulkan bahwa mindfulness berkorelasi dengan peningkatan kebahagiaan dan kualitas hidup.
Mindfulness adalah praktik sederhana namun kuat yang dapat membawa banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari.