Sonora.ID - Taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah esensi dari keimanan yang sejati. Ketaatan ini bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan juga sebuah anugerah yang membawa ketenangan dan kedamaian dalam hidup.
Mengikuti petunjuk Allah dan meneladani Rasul-Nya adalah langkah awal untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ketaatan kepada Allah SWT tercermin dalam pelaksanaan ibadah dan kepatuhan terhadap syariat-Nya.
Setiap perintah dan larangan yang diturunkan bukanlah tanpa alasan; semuanya dirancang untuk kesejahteraan umat.
Dengan mematuhi ketentuan-Nya, kita tidak hanya melindungi diri dari keburukan, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta.
Begitu juga, meneladani Rasulullah SAW dalam perilaku dan akhlak sehari-hari menjadi cerminan ketaatan kita sebagai umatnya.
Rasulullah tidak hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga menunjukkan bagaimana menjalani hidup yang penuh makna.
Dengan mengikuti sunnah beliau, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang di tengah masyarakat.
Dalam teks khutbah Jumat ini, kita akan mendalami lebih lanjut tentang pentingnya ketaatan kepada Allah dan Rasul, serta bagaimana kita dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita bersama-sama menggali hikmah di balik setiap perintah dan tuntunan, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Berikut ini contoh teks Khutbah Jumat 20 September 2024 lengkap dengan link unduhnya (PDF), dikutip dari laman Simbi Kemenag.
Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 13 September 2024: Mencintai Rasulullah SAW
Link PDF Khutbah Jumat 20 September 2024: Taat Pada Allah dan Rasul
Khutbah Pertama
(A)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولَهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدين. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ اتَّقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَمَا أَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
(B)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةَ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَنِ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمُنَزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولَهُ الَّذِي كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ. أَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ الرَّحْمَنِ، فَإِنِّي أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَإِذْ تَاذَنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Taat pada Allah dan Rasul-Nya adalah Bukti Cinta Sejati
Oleh: Dr. Hj. Nur Arfiyah Febriani, M.A.
KHOTBAH PERTAMA
Ma`āsyiral muslimīn raḥimakumullāh,
Mari kita senantiasa bersyukur pada Allah Swt dan terus meningkatkan iman dan takwa kepada-Nya, dengan menunaikan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Selawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muḥammad saw. Dan semoga kita semua kelak mendapat syafaatnya. Āmīn yā Rabbal `ālamīn.
Ma`āsyiral muslimīn raḥimakumullāh,
Dalam Al-Qur‘ān, salah satu bukti mencintai Allah adalah dengan mengikuti ajaran-Nya. Dalam Q.S. Āli ‘Imrān/3:31, Allah berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dalam Tafsir Lengkap Kemenag dijelaskan bahwa di dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi untuk mengatakan kepada orang Yahudi, jika mereka benar mencintai Allah maka hendaklah mereka mengakui kerasulan Nabi Muḥammad, yaitu dengan melaksanakan segala yang terkandung dalam wahyu yang diturunkan Allah kepadanya.
Jika mereka telah berbuat demikian niscaya Allah meridai mereka dan memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan serta mengampuni dosa-dosa mereka.
Mengikuti Rasul dengan sungguh-sungguh baik dalam itikad maupun amal saleh akan menghilangkan dampak maksiat dan kekejian jiwa mereka serta menghapuskan kezaliman yang mereka lakukan sebelumnya.
Ayat ini memberikan keterangan yang kuat untuk mematahkan pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah pada setiap saat, sedang amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu.
Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seseorang cinta kepada Allah dan pada saat yang sama membelakangi perintah-Nya.
Siapa yang mencintai Allah, tapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasūlullāh, maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta. Rasūlullāh ber- sabda:
“Siapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak”. (H.R. Al-Bukhārī).
Siapa yang mencintai Allah dengan penuh ketaatan, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikuti perintah Nabi-Nya, serta membersihkan dirinya dengan amal saleh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa mencintai Allah dan Rasul-Nya melalui mentaati ajaran agama adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan.
Bukankah jika kita mencintai seseorang kita juga akan mengikuti apa yang diinginkan orang yang kita cintai? tentu jika keinginan itu adalah keinginan yang dibenarkan dalam ajaran agama.
Ma`āsyiral muslimīn raḥimakumullāh,
Mencintai Rasūlullāh saw. karena beliau adalah makhluk Allah yang paling dicintai dan membawa risalah/ajaran agama yang menjadi petunjuk hidup umat manusia.
Allah berfirman dalam Q.S. Saba`/34: 28:
وَمَا أَرْسَلْنَكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Muḥammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu:
Menurut Muḥammad Quraish Shihab, Nabi Muḥammad bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru kepribadian Nabi Muḥammad lah yang menjadi rahmat bagi semesta.
Begitu mulianya sifat Nabi Muḥammad sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.
Ma`āsyiral muslimīn raḥimakumullāh,
Dalam sebuah riwayat ḥadīṡ, Nabi juga bersabda:
“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai dari ayahnya, anaknya dan manusia seluruhnya.”(H.R. Al-Bukhārī).
Dalam sejarah perjuangan umat Islam dalam menegakkan keadilan ki- ta dapati kisah yang membuktikan kecintaan para sahabat kepada Nabi, cinta murni yang mengenyampingkan kepentingan diri sendiri dan keluarga.
Seperti kisah dalam suatu peperangan Abū Ṭalḥah al-Anṣāry tengah melempar anak panah ke arah kaum musyrikin.
Lalu Nabi Muḥammad saw. mengangkat kepalanya dari belakang Abū Ṭalḥah untuk melihat ke manakah anak panah tersebut jatuh mengenai sasarannya.
Melihat itu, Abū Ṭalḥah melonjak dengan dadanya untuk melindungi Rasūlullāh saw. dan berkata: “Wahai Nabi Allah, janganlah engkau mengangkat kepala dan melongok ke atas, jangan sampai engkau terkena salah satu anak panah mereka, biarlah leherku ini melindungi lehermu, ya Rasūlullāh.” (H.R. Muslim dan Ibnu Hibbān).
Dari ḥadīṡ ini dapat dipahami bahwa sahabat mendahulukan keselamatan dan nyawa Rasūlullāh saw. dibanding nyawa mereka sendiri.
Selanjutnya bukti mencintai Nabi juga bisa dilakukan dengan mengikuti ajarannya, seperti saling menyayangi dan menjaga keharmonisan antar anggota keluarga dan masyarakat.
Rasūlullāh mengingatkan kepada kita tentang silaturahim:
إِرْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمَكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Dari ḥadīṡ di atas dapat dipahami bahwa, di dalam persaudaraan seyogyanya terjalin interaksi harmonis yang biasa kita sebut dengan istilah silaturahim, dan di dalam silaturahim menuntut adanya komunikasi, jalinan hubungan bahkan networking.
Silaturahim mengisyaratkan keharmonisan hubungan dan kekuatannya, di samping pencairan yang beku dan penghangatan yang dingin.
Sedemikian jelas makna atau maksud tersebut sampai-sampai Nabi Muḥammad saw. menekankan makna kebahasaan kata ṣilāh, yakni menyambung.
Beliau tidak hanya menilai siapa yang membalas kunjungan atau menyambut uluran tangan pi- hak lain sebagai melakukan silaturahim.
Tetapi yang melakukannya adalah siapa yang menyambung hubungan yang putus:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِي وَلَكِنَّ الْوَاصِلَ مَنْ إِذَا قُطِعَتْ رَحِمَهُ وَصَلَهَا
“Bukannya yang melakukan silaturahim siapa yang membalas (menjalin hubungan yang telah terjalin) tetapi dia adalah siapa yang diputus hubungannya dia menyambungnya (H.R. Bukhārī melalui `Abdullāh bin `Amr).
Menjalin silaturahim adalah salah satu ajaran universal dalam Islam. Dari Al-Qur‘ān kita juga dapat memahami beberapa macam persaudaraan, di an- taranya:
Ma`āsyiral muslimīn raḥimakumullāh,
Penjelasan di atas mengingatkan kita bahwa Nabi bukan hanya dikagumi dan dicintai oleh umatnya, namun sejarah perjuangan Nabi dalam menyatukan manusia melalui penegakan ajaran agama dengan penuh cinta kasih, keadilan dan komitmen kebersamaan adalah cara yang unik dalam mewujudkan perdamaian bagi umat manusia.
Hal inilah yang menjadikan Nabi dinobatkan sebagai manusia nomor satu sebagai manusia paling berpengaruh di dunia dalam sepanjang sejarah oleh Michael Hart dalam bukunya yang berjudul The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History.
Menurut Hart, Nabi Muḥammad ”sangat sukses” dalam mengajarkan materi dakwah yang seimbang antara urusan agama maupun duniawi, bertanggung jawab atas dasar-dasar Islam dan menyatukan Semenanjung Arab.
Ajarannya terus berkembang melalui sistem pemerintahan dan pendidikan yang diikuti oleh para sahabatnya dan orang-orang yang beriman kepadanya secara lebih luas setelah kematiannya sampai masa modern saat ini.
Ma`āsyiral muslimīn raḥimakumullāh,
Semoga kita mampu merawat dan meningkatkan cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga kita menjadi pribadi hamba yang dicintai Allah, dan umat yang dicintai Nabinya. Āmīn yā Rabbal ‘ālamin!
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَ نَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
Khotbah Kedua
(A)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْأَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الَّذِي أَمَرَنَا بِالْإِبْحَادِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي دَعَانَا بِحَبِّ الْبِلَادِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ الَّذِي أَرْسَلَ لِلْعَالَمِينَ إِلَى يَوْمِ الْمَعَادِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلَّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلَّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ. وَعَنْ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِينَ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَ تَابِعِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدين. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْأَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هُذَا انْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وَلَاةَ أَمُوْرِنَا اللَّهُمَّ وَفَقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ
الإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِينَ وَقَرَبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
(B)
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشَّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتَنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولَهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيمًا كِثِيرًا. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا أَمَرَ وَانْتَهُوا عَمَّا تَهَى وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَتَنَى بِمَلائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، وَعَنْ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِينَ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَ تَابِعِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ, وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلامَ وَالْمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحَدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الَّذِينَ
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِينَ وَ دَمِرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَاغْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّينِ اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلَاءَ وَالوَبَاءَ وَالزَّلازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَاصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وَلَاةَ أَمْوْرِنَا اللَّهُمَّ وَفَقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ الْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِينَ وَقَرَبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 20 September 2024
Untuk mengunduh teks khutbah Jumat 20 September 2024 di atas, Anda bisa klik tautan di bawah ini.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 20 September 2024
Demikianlah paparan mengenai contoh teks khutbah Jumat lengkap dengan link untuk mengunduhnya (PDF).
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Terbaru Singkat Padat dan Bermakna! Menyentuh Hati
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.