Kronologi Peristiwa G30S/PKI dan Dampak yang Terjadi Setelahnya

29 September 2024 18:10 WIB
Kronologi peristiwa G30S/PKI
Kronologi peristiwa G30S/PKI ( Kompas.com)

Para korban tersebut adalah Jenderal Ahmad Yani, Letjen S. Parman, Letjen Suprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean, ajudan Jenderal Nasution.

Pagi 1 Oktober 1965: Pasukan Gerakan 30 September menguasai beberapa lokasi penting di Jakarta, seperti Markas Besar Angkatan Darat dan Radio Republik Indonesia (RRI). 

Melalui siaran radio, mereka menyatakan bahwa tujuan dari gerakan ini adalah untuk "melindungi" Presiden Soekarno dari Dewan Jenderal, yang diklaim akan menggulingkan Soekarno.

Sore 1 Oktober 1965: Mayor Jenderal Soeharto, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), bergerak cepat. 

Setelah mendapatkan informasi mengenai peristiwa tersebut, Soeharto segera mengambil tindakan dengan mengerahkan pasukan untuk mengendalikan kembali situasi. Pada hari yang sama, ia berhasil menguasai Jakarta dan memulihkan ketertiban.

2 Oktober 1965: Jenazah para jenderal yang menjadi korban ditemukan di Lubang Buaya, kawasan yang terletak di sekitar Jakarta. Penemuan ini semakin mempertegas posisi militer untuk melakukan tindakan tegas terhadap PKI yang diduga berada di balik peristiwa ini.

Baca Juga: Sejarah G30S/PKI: Latar Belakang, Tujuan, Penumpasan dan Pahlawan yang Gugur

Hasil dan Dampak Peristiwa G30S/PKI

Peristiwa G30S/PKI membawa dampak yang sangat besar terhadap sejarah politik Indonesia. Berikut beberapa hasil dan dampak yang terjadi setelah peristiwa ini:

Pembersihan PKI: Setelah peristiwa ini, PKI dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kudeta. Pemerintah, terutama militer di bawah pimpinan Soeharto, melakukan operasi pembersihan besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan PKI. Diperkirakan ratusan ribu orang terbunuh dalam proses ini, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Merosotnya Pengaruh Soekarno: Meskipun Soekarno tidak langsung terlibat dalam peristiwa G30S, kepercayaan publik dan militer terhadap kepemimpinannya menurun drastis. Soeharto secara perlahan mengambil alih kekuasaan dan pada tahun 1967, Soekarno resmi dilengserkan melalui Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret), yang memberikan kekuasaan penuh kepada Soeharto untuk mengendalikan situasi negara.

Awal dari Orde Baru: Peristiwa ini menandai dimulainya Orde Baru, yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh Soeharto dengan dukungan militer. Rezim Orde Baru membawa perubahan besar dalam kebijakan politik dan ekonomi Indonesia, di mana militer memiliki peran yang sangat dominan dalam kehidupan politik selama lebih dari tiga dekade.

Stigma Terhadap Komunisme: Hingga hari ini, komunisme masih menjadi topik sensitif di Indonesia. Setelah peristiwa ini, segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan PKI atau ideologi komunisme dilarang, dan stigma terhadap komunisme tetap melekat dalam masyarakat Indonesia.

Nah, Sahabat Sonora, itulah penjelasan lengkap mengenai Kronologi Peristiwa G30S/PKI. 

Semoga artikel ini bisa menambah pemahaman kamu tentang salah satu babak kelam dalam sejarah bangsa kita. Tetaplah belajar dan selalu bersikap kritis terhadap informasi, ya!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm