Kepada segala bencana, malapetaka, musibah yang akan datang kemudian, yang itu semua di luar kendali kita.
Begitu luasnya yang dihimpun oleh sabar. Tidak lupa juga dengan perkataan Baginda Sulaiman, “Hażamin faḍli Rabbī”, ini bahagian (faḍīlah) keutamaan dari Tuhanku agar Dia menguji, akfuru aw asykuru. Jadi kalau kita ditimpa musibah apakah kita ini kufur atau syukur.
Saudaraku yang dirahmati Allah Yang Maha Sayang,
Di lain kesempatan, saya ingin menjelaskan bahwa pikiran kita memiliki kekuatan untuk membentuk hati dan jiwa kita.
Hal ini dapat terjadi melalui pengulangan kata-kata. Semakin sering kita mengulang-ulang kata, semakin besar pengaruhnya terhadap hati dan jiwa kita.
Makanya orang-orang dulu sering mengingatkan “mulutmu adalah harimaumu”. Nabi Muḥammad saw. pernah mengingatkan kita bahwa, “kata-katamu adalah doamu”.
Artinya, apa yang kita ucapkan memiliki kekuatan untuk memengaruhi kehidupan kita.
Marilah kita hindari mengucapkan kata-kata yang dapat menghambat keimanan dan perubahan karakter kita menjadi lebih baik.
Salah satu contohnya adalah ucapan “Sabar-sabar, sabarkan ada batasnya, bagaimana saya bisa sabar ini kan sudah keterlaluan”.
Ucapan ini menunjukkan kesalahpahaman tentang kesabaran. Pertanyaan yang muncul adalah:
bagaimana cara untuk sabar? Jawabannya hanya satu: Sabarlah. Tidak ada cara lain. Kesabaran itu sendiri merupakan caranya. Oleh karena itu, hentikanlah mengucapkan “sabar ada batasnya”.
Rasūlullāh saw. bersabda, “Bukanlah sabar kalau itu ada batasnya”. Setelah mendalami lebih lanjut, ternyata sabar memang memiliki batasnya, yaitu kematian.
Orang yang mati tidak lagi memiliki pilihan untuk tidak sabar. Mereka pun terpaksa sabar, karena diam merupakan bentuk kesabaran.
Jadi, apasih sebenarnya definisi kesabaran dalam Islam? Sederhananya sabar
merupakan makna hidup-prinsip-ideologi yang kita pegang teguh dan kita jalani.
Makna, nilai-nilai, falsafah yang kita pegang teguh dan kita jalani. Itulah kesabaran dalam Islam yang mana panduannya adalah Al-Qur‘ān dan Al-Ḥadīṡ.
Tapi, kenapa sih orang yang sudah sampai di puncak ketenaran, pengetahuan, kekayaan, kenapa masih kacau-berantakan-bunuh diri?
Karena mereka gagal menemukan makna sabar. Nah itu dia masalahnya. Kalau kita melihat sabar dari ayat-ayat Al-Qur‘ān, sungguh sangat banyak ayat yang berbicara tentang sabar, bahkan tidak kalah banyak dari ḥadīṡ-ḥadīṡ tentang sabar.
Namun tidak ada habisnya untuk membahasnya satu persatu, atau bahkan mungkin ayat-ayat
tertentu yang mungkin cukup untuk menafsirkan sabar.
Sabar itu bukan jawaban, tapi cara. Jadi jangan tanya bagaimana cara sabar, karena sabar itu adalah cara.
Kalau orang masih bertanya “bagaimana caranya sabar?” Itu artinya ia tidak tahu bahwa sabar itu adalah cara. Cara untuk tenang? ya sabar. Jangan tanya bagaimana caranya, karena jawabannya, “sabarlah!”
Sabar itu tidak berat, cuma diucapkan–ditelan, “sabar, bismillāhirraḥmānirrahīm! sabar”. “Tapi masih sakit!” berarti
itulah tandanya Anda belum sabar. Terus, bagaimana caranya supaya kita tahu kita sudah sabar?
Nikmatnya itu sakit, asyiknya ya, asyiknya. Nikmatnya dia mengkhianati saya, nikmatnya. Belum pernah merasakan kan? Nanti coba rasakan nikmatnya, betapa nikmatnya jadi orang sabar.
Bahkan jangan tanya imbalan orang sabar, Al-Qur‘ān menyebut banyak sekali balasan orang sabar, sungguh kalau saya sebuat dalam satu kata, balasannya “Ajaib”.
Dan jika sabar telah bersatu dengan darah daging kita, mengalir dia di seluruh urat nadi kita, dalam setiap hembusan nafas kita, maka percayalah bahwa Allah akan merubah hidup kita
jauh lebih indah, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Kini saatnya manfaatkan waktu kita yang masih hidup untuk memaksa diri kita untuk sabar. Hindarilah pemikiran “Saya tidak mau kalau saya terpaksa, saya tidak mau kalau saya dipaksa”.
Menurut ilmu jiwa, pintu gerbang untuk melakukan perubahan besar dalam hidup kita adalah dengan memaksa diri kita.
Hanya dengan memaksa diri, kita dapat berpindah dari satu takdir ke takdir yang lain.
Saudaraku yang dirahmati Allah Yang Maha Rindu,
Kita diciptakan untuk hidup bahagia bersama Allah. Namun, mungkin Anda bertanya, “Bagaimana jika kami sedang tidak bahagia?”
Jawabannya adalah tetaplah berusaha untuk bahagia, meskipun hati Anda sedang menderita. Ketahuilah, bahwa penderitaan itu pun ciptaan Allah dan bagian dari rencana-Nya.
Sungguh kita harus memahami bahwa kita diperintahkan untuk bahagia berada di jalan Allah. Namun, mungkin Anda bertanya lagi, “Bagaimana mungkin bahagia jika sedang sedih, sakit hati, atau ditimpa musibah?”
Ini terjadi karena sebagian orang belum mau merenungkan dan memahami lebih dalam. Mereka memisahkan antara perasaan mereka dan kehendak Allah.
Seakan-akan yang menyenangkan itu dari Allah, sedangkan yang tidak menyenangkan itu bukan dari Allah.
Inilah yang saya sebut sebagai pemisahan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, visi dan misi kita adalah mengarahkan diri untuk bisa bahagia di jalan Allah.
Anda mungkin bertanya, “Bagaimana jika tidak bahagia?” Pertanyaan saya balik kepada Anda, “Adakah kesedihan yang bukan ciptaan Allah?”
Banyak orang menolak untuk berubah karena takut terpaksa. Mereka beralasan, “Untuk apa saya melakukan ini kalau pada akhirnya terlihat bersih di luar tapi kotor di dalam?”
Mari kita renungkan, kira-kira mana yang lebih baik: terlihat bersih di luar tapi kotor di
dalam, atau terlihat kotor di luar tapi sedang berusaha menjadi bersih?
Menurut saya, yang lebih baik adalah pilihan yang menunjukkan usaha (ikhtiar). Tidak masalah jika kita belum sepenuhnya bersih di dalam, yang penting kita sudah mulai membersihkan diri dari luar.
Dengan terus berusaha, kebersihan luar akan terpancar ke dalam. Intinya, yang penting adalah kita sudah memulai untuk membersihkan diri.
Ini merupakan langkah awal yang penting untuk mencapai perubahan yang lebih baik.
Saudaraku! semoga khotbah ini cukup menjadi data referensi yang baik untuk membentuk mindset kita tentang sabar, dan semoga pas di hati, dan mudah dikomunikasikan dalam perbuatan kita sehari-hari.
Mungkin akan ada yang menuduh kita sok beriman. Tapi, menurut saya, lebih baik dituduh sok beriman daripada sok kafir.
Demikianlah pesan singkat. Selamat merenungkan dan semoga selalu diberikan pemikiran yang indah. Tetap semangat dan junjunglah sabar di mana pun bumi dipijak!
Link PDF Teks Khutbah Jumat 4 Oktober 2024
Untuk mengunduh teks di atas secara lebih lengkap, kamu bisa klik tautan di bawah ini.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 4 Oktober 2024
Demikianlah paparan contoh teks Khutbah Jumat 4 Oktober 2024 sebagai bahan referensi lengkap dengan link PDF untuk mengunduhnya.
Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 13 September 2024: Mencintai Rasulullah SAW
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.