Sonora.ID - Contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA dapat digunakan peserta sebagai referensi untuk tahapan pembuatan Laporan Studi Kasus (LSK).
Contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA dapat disesuaikan para peserta dengan kondisi di sekolah masing-masing.
Pembuatan contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA digunakan untuk melatih guru dalam menganalisis dan menyelesaikan permasalahan selama proses belajar mengajar di sekolah.
Berikut ini 3 contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA dikutip dari berbagai sumber sebagai acuan.
Baca Juga: 35 Contoh Soal UP PPG Daljab 2024 dan Kunci Jawabannya untuk Belajar
Contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA (1)
A. Permasalahan yang Dihadapi
Sebagai seorang guru, saya pernah menghadapi tantangan besar saat mengajar di kelas dengan kemampuan akademis yang beragam.
Salah satu momen paling menantang adalah ketika saya mengajar kelas dengan siswa-siswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan belajar yang sangat bervariasi.
Ada siswa yang cepat dalam memahami materi, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan.
Pada tahun 2023, saya mengajar matematika kelas VII dengan 35 siswa. Dari hasil penilaian awal, hanya 14 siswa (40%) yang berhasil mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 75.
Sementara itu, 21 siswa (60%) berada di bawah KKM. Tantangan utama yang saya hadapi adalah menyeimbangkan kebutuhan siswa yang berbeda-beda.
Jika saya mempercepat penyampaian materi, siswa yang lebih lambat akan tertinggal. Sebaliknya, jika saya memperlambat ritme, siswa yang cepat merasa tidak tertantang, yang menyebabkan suasana kelas menjadi kurang produktif.
B. Upaya yang Dilakukan
Agar dapat mengatasi masalah ini, saya memutuskan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan membagi siswa ke dalam tiga kelompok berdasarkan kemampuan mereka:
Selain itu, saya juga menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif, di mana siswa yang lebih cepat membantu teman-temannya. Pendekatan ini menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan mendukung semua siswa di kelas.
C. Hasil dari Upaya
Setelah satu semester, hasilnya sangat memuaskan. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat dari 40% menjadi 75%. Kelompok menengah menunjukkan peningkatan yang paling signifikan, dengan 8 dari 10 siswa berhasil melewati KKM.
Di kelompok siswa yang tertinggal, 5 dari 11 siswa berhasil mencapai nilai minimal 70, meskipun sebelumnya angka tersebut sulit dicapai.
Suasana kelas juga menjadi lebih aktif, dan kepercayaan diri siswa meningkat. Hubungan antar siswa juga menjadi lebih baik; siswa yang cepat belajar menjadi mentor bagi teman-temannya yang lebih lambat.
Tidak ada lagi siswa yang merasa bosan atau tertinggal, karena setiap siswa mendapatkan perhatian dan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
D. Pengalaman Berharga
Pengalaman ini mengajarkan saya betapa pentingnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, dan fleksibilitas dalam metode pengajaran sangat penting untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Peningkatan hasil belajar menunjukkan bahwa setiap siswa bisa berkembang dengan pendekatan yang tepat. Pembelajaran kooperatif juga memperkuat ikatan sosial siswa dan menciptakan lingkungan yang saling mendukung.
Contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA (2)
Meningkatkan Motivasi Siswa yang Rendah
A. Permasalahan yang Dihadapi
Di kelas dengan latar belakang siswa yang beragam, seorang guru menghadapi tantangan besar ketika sebagian siswa menunjukkan minat belajar yang sangat rendah. Mereka sering tidak fokus, malas mengerjakan tugas, dan kurang partisipatif selama proses pembelajaran. Kesulitan pemahaman materi juga menjadi masalah utama bagi beberapa siswa.
B. Upaya untuk Menyelesaikan Masalah
Guru mencoba beberapa strategi, seperti penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan minat dan gaya helajar siswa. Untuk siswa visual, digunakan alat bantu seperti gambar dan viden, sementara siswa kinestetik diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan praktik.
Guru juga meningkatkan keterlibatan siswa melalu diskusi kelompok dan permainan edukatif. Teknologi seperti kuis interaktif juga digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Pendampingan individual dilakukan di luar jam pelajaran reguler untuk membantu siswa yang kesulitan.
C. Hasil dari Upaya
Setelah beberapa bulan, siswa mulai menunjukkan peningkatan minat belajar. Mereka lebih baik.
D. Pengalaman Berharga
Pengalaman ini mengajarkan pentingnya fleksibilitas dalum metode pengajaran. Guru burus mampu menyesuaikan strategi berdasarkan kebutuhan unik setiap siswa. Pendekatan yang benigam terbukti mampu mengatasi masalah motivasi dan pemahaman siswa.
Contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA (3)
Permasalahan yang Dihadapi
Di kelas saya, terdapat beberapa siswa yang sangat pemalu dan jarang berpartisipasi dalam diskusi kelas. Mereka cenderung diam, dan hanya mengerjakan tugas secara mandiri tanpa banyak bertanya atau berinteraksi dengan teman-teman mereka.
Akibatnya, kemampuan komunikasi dan berpikir kritis mereka tidak berkembang sebagaimana mestinya. Meskipun siswa-siswi ini menguasai materi dengan baik secara akademis, keterampilan mereka dalam mengutarakan pendapat dan terlibat aktif dalam diskusi kelompok sangat terbatas.
Hal ini juga berpengaruh pada perkembangan sosial mereka, di mana mereka kurang terlibat dalam interaksi sosial di kelas.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya sebagai guru, karena kemampuan berkomunikasi dan berpikir kritis adalah bagian penting dari perkembangan siswa, baik secara akademis maupun sosial.
Upaya yang Dilakukan
Adapun upaya dalam mengatasi masalah ini, saya memutuskan menerapkan metode Think-Pair-Share, sebuah teknik yang dirancang untuk melibatkan seluruh siswa dalam diskusi.
Teknik ini dimulai dengan memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk berpikir secara mandiri mengenai suatu masalah atau pertanyaan yang diajukan.
Setelah itu, siswa akan berpasangan dengan teman di sebelahnya untuk mendiskusikan ide-ide mereka secara berdua. Langkah terakhir adalah meminta siswa berbagi hasil diskusi pasangan tersebut dengan seluruh kelas.
Metode ini dipilih karena memberikan kesempatan kepada siswa yang pemalu untuk mengekspresikan pendapat mereka dalam situasi yang lebih nyaman, yaitu diskusi dalam kelompok kecil sebelum berbicara di depan kelas.
Dengan cara ini, siswa yang biasanya ragu untuk berbicara dihadapan banyak orang dapat berlatih berkomunikasi dalam lingkungan yang lebih kecil dan personal. Pendekatan ini juga membantu mereka membangun kepercayaan diri secara bertahap.
Selain itu, saya juga memastikan bahwa setiap diskusi dilakukan dalam suasana yang mendukung, di mana semua pendapat akan merasa dihargai dan tidak ada yang dianggap salah.
Saya mendorong seluruh siswa, termasuk yang lebih aktif, untuk mendengarkan temannya dengan baik, sehingga setiap siswa merasa suaranya didengar.
Hasil dari Upaya
Setelah beberapa kali menerapkan teknik Think-Pair-Share ini, saya mulai melihat perubahan positif pada siswa-siswa yang sebelumnya pemalu. Mereka mulai lebih sering berpartisipasi dalam diskusi kelompok kecil, dan secara bertahap menjadi lebih berani berbicara di depan kelas.
Pada awalnya, mereka mungkin hanya berbicara ketika berpasangan, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka mulai lebih percaya diri dalam menyampaikan ide-ide mereka kepada seluruh kelas.
Peningkatan ini juga terlihat pada kemampuan berpikir kritis mereka.
Melalui diskusi dan disampaikan dengan bahasa yang lebih terstruktur dan mendalam, siswa-siswa ini tidak hanya belajar mengungkapkan pendapat, tetapi juga mengasah kemampuan mereka dalam menganalisis, mengevaluasi, dan memberikan argumen yang lebih kuat.
Mereka mulai lebih aktif bertanya, menanggapi pendapat teman-teman mereka, dan berani menyampaikan pandangan pribadi.
Pengalaman Berharga
Pengalaman ini memberikan pelajaran penting bagi saya sebagai guru. Saya menyadari bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda dalam belajar, termasuk dalam hal keterampilan berkomunikasi.
Melalui pendekatan yang tepat dan dengan memberikan ruang serta kesempatan yang sesuai, bahkan siswa yang pemalu pun bisa berkembang dan menjadi lebih percaya diri.
Teknik pembelajaran yang melibatkan kolaborasi dan diskusi dalam kelompok kecil terbukti efektif dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan berpartisipasi di kelas.
Selain meningkatkan partisipasi, metode ini juga memperkaya suasana belajar di kelas. Siswa belajar untuk menghargai pendapat satu sama lain dan menjadi pendengar yang baik.
Pengalaman ini memperkuat keyakinan saya bahwa dengan pendekatan yang sabar dan tepat, setiap siswa memiliki potensi untuk berkembang, baik dalam hal akademik maupun keterampilan sosial.
Demikian 3 contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SMP dan SMA. Semoga bermanfaat.