pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin, lelaki (suami) adalah pemimpin di rumah tangganya, perempuan (istri) adalah
pemimpin di rumah suaminya dan terhadap anak-anaknya.
Semua kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (H.R. Bukhārī dan Muslim).
Berdasarkan ḥadīṡ tersebut, seseorang harus menyadari posisinya masing-masing, apakah dia sedang mengemban amanah sebagai pemimpin pada ranah domestik atau ruang publik.
Karena semakin besar wilayah yang dipimpin, maka tanggung jawab yang diemban pun semakin berat.
Seorang presiden bertanggung jawab atas semua nasib rakyatnya, ulama bertanggung jawab
terhadap sisi keagamaan umatnya, dan setiap orang harus mengetahui apa tanggung jawab yang diamanahkan.
Amanah bukanlah sekadar tugas dan tanggung jawab, tetapi amanah merupakan nilai luhur nan suci, yang siapapun mampu mengembannya dengan baik, akan baik nilainya di sisi Allah dan masyarakat.
Jemaah Jum`at raḥimakumullāh,
Para malaikat menjadi mulia di sisi Allah, karena ketaatannya menjalankan amanah yang diberikan Allah.
Malaikat termasuk makhluk yang tidak pernah berkhianat, selalu taat atas apa yang diamanahkan. Allah Swt. jelaskan dalam firman-Nya.
Prof. Dr. M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa para malaikat senantiasa taat dan patuh dalam menjalankan amanah.
Ketaatan yang dilakukan malaikat bukan atas dasar ketakutan akan siksa Allah, melainkan karena kesadaran dan pengetahuan para malaikat tentang keagungan dan kekuasaan Allah Swt. yang sangat luar biasa.
Itulah sebabnya, malaikat yang diberikan amanah untuk berzikir, senantiasa berzikir sampai hari kiamat.
Malaikat yang ditugaskan untuk bersujud, selamanya akan bersujud. Begitu juga dengan malaikat yang bertasbih, beristighfar, mendoakan manusia, atau yang diamanahkan dengan tugas-tugas yang ada, semua ditunaikan dengan maksimal, tanpa cela sedikitpun.
Selain malaikat, para nabi pun diberikan amanah untuk menyebarkan risalah keagamaan kepada setiap umatnya.
Semua tanggung jawabnya sebagai pemimpin keagamaan telah ditunaikan, sehingga para nabi menempati posisi yang sangat mulia di sisi Allah, dan selalu mendapatkan simpati serta kecintaan luar biasa dari umatnya. Allah Swt. berfirman.
Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasihat yang terpercaya kepada kamu. (Q.S. An-A`rāf/7: 68)
Amānah merupakan bagian dari sifat wajib bagi para nabi, selain ṣiddīq atau kejujuran, tablīg atau menyampaikan, dan faṭānah atau kecerdasan.
Para nabi sudah pasti dapat dipercaya, apapun yang diamanahkan pasti ditunaikan. Amānah yang ditunaikan para nabi tidak hanya dari Allah, tetapi amanah yang diembankan dari manusia pun mereka tunaikan dengan maksimal.