Bisa kita baca kembali sejarah peradaban Islam, bagaimana Rasūlullāh saw. digelari al-amīn karena sifat amānah yang ditampilkan.
Sifat amānah Rasūlullāh tidak hanya dilakukan terhadap sesama muslim, tetapi dengan pihak non-muslim pun beliau mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang amanah.
Keamanahan Rasūlullāh sudah terkenal secara luas oleh masyarakat Mekah, sehingga walaupun dimusuhi oleh kaum musyrik pasca memproklamirkan diri sebagai Nabi, Rasūlullāh tetap menerima barang titipan dari kaum musyrik, dan beliau menjaga amanah tersebut dengan sangat baik.
Rasūlullāh saw. menjaga barang titipan kaum musyrik sampai beliau hijrah ke Madinah, barang-barang yang ada sama beliau diamanahkan kepada Aly bin Abī Ṭālib untuk dikembalikan semuanya kepada para pemiliknya.
Itulah sebabnya Aly bin Abī Ṭalib terlambat mengikuti umat muslim melakukan hijrah.
Demikianlah sikap amanah yang di tunjukkan Rasūlullāh, apa yang diamanahkan oleh Allah beliau tunaikan, amanah dari sesama manusia pun beliau jaga dengan baik. Apabila barang yang dititipkan berupa barang “A”, maka yang dikembalikan juga barang “A”, tanpa ada kekurangan apalagi kerusakan.
Jemaah Jum`at raḥimakumullāh,
Sifat amanah yang bernilai luhur ini tidak hanya diwajibkan kepada para malaikat dan nabi, tetapi sungguh berlaku dan dibebankan kepada semua manusia.
Pemeliharaan terhadap amanah menjadi salah satu kunci keberuntungan manusia; baik di dunia maupun akhirat. Allah Swt. berfirman:
Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya. (Q.S. Al-Mu`minūn/23: 8).
Amanah merupakan sesuatu yang dititipkan orang lain untuk dipelihara dan dijaga. Penitipan ini berdasarkan kepercayaan, sedangkan kepercayaan melahirkan ketenangan batin.
Sehingga memelihara amanah akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi siapapun yang menjaganya.
Rasūlullāh saw. pun menjadikan amanah sebagai salah satu asas keimanan seseorang. Beliau bersabda:
Tidaklah Nabi Muḥammad saw. berkhotbah di hadapan kami kecuali beliau bersabda: “Tidak ada keimanan (yang sempurna) bagi orang yang tidak amanah, dan tidak ada agama bagi seseorang yang tidak memenuhi janji.” (H.R. Imām Aḥmad).
Ḥadīṡ tersebut tentu sangat tegas, bagaimana amanah dijadikan sebagai barometer kesempurnaan keimanan seseorang.
Artinya, orang yang beriman sudah seharusnya memiliki sifat amanah, sedangkan yang suka berkhianat, dipastikan imannya bermasalah, masih jauh dari kesempurnaan.
Orang yang amanah akan mendapatkan cinta dari Allah dan manusia, sedangkan yang khianat tidak akan mendapatkan apapun kecuali kebencian dan hukuman.
Atas dasar itulah, Rasūlullāh saw. berpesan agar amanah ditunaikan dan dipelihara, dan tidak melakukan pengkhianatan, walaupun dengan orang yang sering mengkhianati kita. Rasūlullāh saw. bersabda:
Tunaikanlah amanat pada orang yang memberikan amanat padamu dan janganlah mengkhianati orang yang mengkhianatimu.
(H.R. Abu Daud, Tirmīżī dan Ahmad)
Jemaah Jum`at raḥimakumullāh,
Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab, manusia mengemban setidaknya ada empat aspek amanah, yaitu:
Pertama, amanah antara manusia dan Allah. Amanah ini mencakup berbagai bentuk ibadah; seperti salat, zakat, puasa, atau ibadah lainnya.
Semua itu adalah amanah yang harus dijaga dan dipelihara. Sungguh merugi siapapun yang mengkhianati Allah, karena balasannya sudah jangan jelas, yaitu berupa siksaan di dunia dan akhirat.
Kedua, amanah antar sesama manusia. Amanah yang mencakup aspek sesama manusia bisa berupa titipan, rahasia, atau apapun itu.
Bisa terjadi antara dua pihak yang saling percaya, atau antara pemimpin dengan rakyatnya.
Pemimpin dalam hal ini tentu mengemban banyak amanah yang harus dipelihara dan ditunaikan.
Kemampuan seorang pemimpin menjaga amanah akan mendapatkan simpati dan empati dari
rakyatnya, dicintai dan ditulis dalam sejarah bertinta emas.
Akan tetapi sebaliknya, pemimpin yang tidak mampu menunaikan amanah, akan jadi cerita buruk bagi generasi mendatang dan meninggalkan jejak kelam.
Sehingga beruntunglah bagi pemimpin yang mampu mengemban amanah dengan baik. Ketiga, amanah dengan lingkungan.
Amanah ini mencakup pemeliharaan alam sekitar, agar bisa dinikmati oleh generasi berikutnya. Alam sekitar merupakan amanah yang harus dijaga oleh semua manusia, sungguh hina siapapun yang mengkhianati dan merusak alam.
Indonesia yang dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa, harus mampu ditunaikan amanah tersebut oleh pemerintah dan masyarakat, jangan sampai merusak lingkungan yang akhirnya mendatangkan malapetaka bagi penghuninya.
Keempat, amanah dengan diri sendiri. Allah menciptakan manusia dalam bentuk terbaik dan terindah, ini adalah amanah yang harus dijaga dan dipelihara.
Rasūlullāh mengajarkan pola hidup yang seimbang, beliau tidak mengizinkan sahabatnya melampaui batas, termasuk dalam ibadah.
Dikisahkan dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, bahwa sahabat Abū Darda` adalah sahabat yang siang harinya berpuasa, malam harinya ibadah.
Mayoritas waktunya digunakan untuk ibadah, sehingga lupa akan diri sendiri dan keluarganya. Kemudian datanglah Salman al-Fārisy menasihatinya:
Sungguh, Tuhanmu memiliki hak yang harus kau penuhi, dirimu memiliki hak yang harus kau penuhi, keluargamu juga memiliki hak yang harus kau penuhi, maka berikanlah hak mereka secara proporsional.
Abu Darda` pun menemui Rasūlullāh saw. dan menanyakan hal itu keesokan harinya. Rasūlullāh saw. pun bersabda:
“Ṣadaqa Salmān”, benar apa yang dikatakan Salmān.
Jemaah Jum`at raḥimakumullāh,
Dengan demikian, amanah kepemimpinan yang dititipkan oleh Allah kepada kita semua harus ditunaikan dengan baik, sesuai posisi dan porsi masing-masing.
Memiliki sifat amanah akan berdampak positif bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Sehingga sudah sepantaslah semua pihak memperjuangkan sifat amanah pada dirinya masing-masing, agar dalam menjalankan tugas kepimpinan, bisa dilaksanakan dengan optimal.
Demikian khotbah singkat ini kami sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua, dan semoga kita semua tergolong hamba Allah yang amanah.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 18 Oktober 2024
Untuk mengunduh teks khutbah Jumat di atas secara lengkap, Anda bisa klik tautan di bawah ini.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 18 Oktober 2024
Sekian paparan mengenai contoh teks khutbah Jumat sebagai referensi. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 4 Oktober 2024: Sabar dalam Islam
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.