Tejo menjelaskan bahwa penurunan ini sejalan dengan pengurangan karyawan di PT Sritex.
"Sesuai dengan pengurangan karyawan itu, signifikan sekali. Turun separuh lebih, kalau disana (di dalam) membaik, diluar membaik. Kalau sana jatuh, sini ya jatuh," papar Tejo.
Ia merasa ketidakpastian di dalam perusahaan sangat berdampak pada usaha parkirnya yang dulu cukup menguntungkan.
Selain Tejo, Suprami, seorang pedagang warung makan di depan pabrik PT Sritex, juga merasakan hal serupa. Ia mengakui bahwa jumlah karyawan yang makan di warungnya menurun hingga 50 persen.
"Pendapat masih sulit, karyawannya kalau keluar sekarang sudah sedikit," katanya. Suprami juga menyebutkan bahwa setiap hari ada pengurangan jumlah karyawan, yang semakin menyulitkan usahanya.
Ia bahkan mendengar bahwa banyak karyawan PT Sritex yang memilih untuk keluar dari pekerjaan mereka.
"Pengurangan karyawan banyak, tiap hari ada yang diliburkan satu bulan, dua bulan, enggak digaji kan ya milih keluar," ujar Suprami.
Kondisi yang dialami PT Sritex ini memang tidak hanya memukul para pekerja di dalam perusahaan, tetapi juga usaha-usaha di sekitar pabrik yang sangat bergantung pada keberadaan karyawan sebagai konsumen. Warga berharap agar situasi ini segera membaik agar roda perekonomian di wilayah tersebut bisa kembali berputar seperti sediakala.
Penulis: Nasywa Nur Fauziah
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News