PT Sritex Sukoharjo Resmi Pailit, Ekonomi Warga Sekitar Terpukul

25 Oktober 2024 13:30 WIB
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. ( Tribunsolo.com)

Sukoharjo, Sonora.ID – Berita menghebohkan datang dari PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu raksasa industri tekstil di Indonesia yang terletak di Kabupaten Sukoharjo.

Perusahaan ini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang. Kabar ini memunculkan dampak yang meluas, terutama bagi masyarakat di sekitar pabrik yang berlokasi di Sukoharjo.

Sritex yang telah berdiri selama puluhan tahun menjadi tumpuan hidup bagi warga sekitar.

Tidak hanya karyawan yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan ini, tetapi juga banyak warga sekitar yang memperoleh pendapatan dari usaha pendukung yang ditujukan untuk para pekerja Sritex.

Warga sekitar mendirikan berbagai usaha seperti warung makan dan jasa parkir, yang sebagian besar konsumennya adalah para karyawan perusahaan.

Baca Juga: Keraton Solo Usulkan PB XI dan PB XII Sebagai Pahlawan Nasional

Seiring dengan kondisi pailit yang dialami oleh PT Sritex, Tejo (61), seorang warga yang memanfaatkan lahan rumahnya sebagai tempat parkir, merasakan dampak langsung dari menurunnya jumlah karyawan di perusahaan tersebut.

"Covid masih mendingan, setelah covid malah menurun dengan kondisi pabrik yang goyang. Akhir-akhir ini sepi," ungkap Tejo pada Kamis (24/10/2024).

Menurutnya, penurunan jumlah pelanggan parkir di lahannya sangat signifikan, bahkan lebih dari separuh.

Ia menjelaskan bahwa dulu lahan parkirnya bisa penuh dan mampu menampung hampir 100 kendaraan, namun sekarang terkadang hanya sekitar 50 kendaraan saja.

Tejo menjelaskan bahwa penurunan ini sejalan dengan pengurangan karyawan di PT Sritex.

"Sesuai dengan pengurangan karyawan itu, signifikan sekali. Turun separuh lebih, kalau disana (di dalam) membaik, diluar membaik. Kalau sana jatuh, sini ya jatuh," papar Tejo.

Ia merasa ketidakpastian di dalam perusahaan sangat berdampak pada usaha parkirnya yang dulu cukup menguntungkan.

Selain Tejo, Suprami, seorang pedagang warung makan di depan pabrik PT Sritex, juga merasakan hal serupa. Ia mengakui bahwa jumlah karyawan yang makan di warungnya menurun hingga 50 persen.

"Pendapat masih sulit, karyawannya kalau keluar sekarang sudah sedikit," katanya. Suprami juga menyebutkan bahwa setiap hari ada pengurangan jumlah karyawan, yang semakin menyulitkan usahanya.

Ia bahkan mendengar bahwa banyak karyawan PT Sritex yang memilih untuk keluar dari pekerjaan mereka.

"Pengurangan karyawan banyak, tiap hari ada yang diliburkan satu bulan, dua bulan, enggak digaji kan ya milih keluar," ujar Suprami.

Kondisi yang dialami PT Sritex ini memang tidak hanya memukul para pekerja di dalam perusahaan, tetapi juga usaha-usaha di sekitar pabrik yang sangat bergantung pada keberadaan karyawan sebagai konsumen. Warga berharap agar situasi ini segera membaik agar roda perekonomian di wilayah tersebut bisa kembali berputar seperti sediakala.


Penulis: Nasywa Nur Fauziah

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm