Aspek biologi: Menjaga sumber daya perikanan dan kelautan untuk berkelanjutan produktivitasnya.
Aspek lingkungan: Meminimalkan dampak penangkapan ikan terhadap lingkungan dan SDI termasuk untuk spesies non-target dan spesies yang dilindungi. Termasuk di dalamnya melakukan konservasi perairan.
Aspek ekonomi: Menghasilkan keuntungan ekonomi yang optimal bagi pelaku usaha dan masyarakat serta menghasilkan penerimaan berkelanjutan bagi negara bukan hanya dari sektor perikanan tangkap melalui juga pariwisata yang berkesinambungan.
Aspek sosial: Memaksimalkan peluang kerja/mata pencaharian bagi nelayan dan masyarakat, memberdayakan perempuan serta menjaga harmoni antar stakeholder.
2. Sumber daya terumbu karang dan ekosistemnya merupakan kekayaan alam bernilai tinggi, sehingga diperlukan pengelolaan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Apalagi, terumbu karang merupakan rumah bagi 25 persen dari seluruh biota laut dan merupakan ekosistem di dunia yang paling rapuh dan mudah punah.
Karenanya, pengelolaan ekosistem terumbu karang demi kelestarian fungsinya sangat penting.
Fungsi terumbu karang diantaranya sebagai benteng alam yang menjaga pantai dan masyarakat pesisir dari erosi gelombang dan badai.
Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat bertelur, berkembang, mencari makan dan
berlindung lebih dari 2000 jenis satwa dan tumbuhan.
Biota laut penghuni terumbu karang juga dapat diolah menjadi obat untuk obat kanker kulit, tumur dan leukemia, jenis karang tertentu digunakan untuk anti-virus.