Bandung, Sonora.ID - Salah satu cara untuk mengetahui visi, misi dan program kerja para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), adalah menyaksikannya dalam Debat Perdana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024, yang berlangsung di Graha Sanusi Universitas Padjadjaran (Unpad) Kota Bandung, Senin (11/11/2024) malam.
Melalui debat, masyarakat dapat melihat dan menilai kapasitas, kompetensi, dan pemahaman calon terhadap isu-isu strategis di Jawa Barat, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga lingkungan.
Dengan demikian, debat menjadi wadah transparansi dan keterbukaan, memungkinkan calon pemilih untuk memahami komitmen dan rencana konkret yang ditawarkan.
"Alhamdulillah, debatnya berjalan dengan lancar, baik, menarik, dan sukses," kata Ketua KPU Jabar Ummi Wahyuni kepada media, usai acara debat.
"Ini debat yang pertama. Kami juga akan melakukan evaluasi terkait teknis debat yang memang perlu ada perbaikan," ucap Ummi.
"Ya, kami sangat memahami terkait kendala teknis, ini menjadi perbaikan nanti untuk debat yang kedua dan ketiga," imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar Hedi Ardia menjawab soal kritik dan saran tentang teknis debat yang dinilai terlalu singkat, hanya 2 menit untuk menyampaikan visi-misi dan 45 detik untuk menjawab setiap pertanyaan.
"Untuk debat awal saja, setiap pasangan hanya diberikan 2 menit. Kemudian untuk pertanyaan yang diajukan moderator, jawabannya disingkat menjadi 45 detik. Total waktu debat tadi hampir 3 jam," ungkap Hedi.
"Bisa dibayangkan jika kita menambah waktu lagi. Saat ini saja, waktu debat yang sudah dipersingkat masih mencapai hampir 3 jam. Itu salah satu poinnya," lanjut Hedi.
Selain itu, untuk durasi waktu ini, kata Hedi, sebetulnya sudah maksimal dengan 2 menit dan 45 detik setiap sesi.
"Mungkin bisa diubah, tapi kita perlu mempertimbangkan tingkat konsentrasi penonton. Terlalu lama bisa membuat mereka bosan. Jadi, sebaiknya kita pertahankan durasi sekarang," jelasnya.
Selanjutnya untuk debat kedua, Hedi mengaku akan meminta masukan dari tim perumus dan pihak-pihak lain tentang apa saja yang harus diperbaiki.
"Tadi saya juga dapat pesan dari tim perumus bahwa kita berhasil menghindari topik yang tidak diinginkan, misalnya tentang harta pribadi, yang bisa mengundang perdebatan di luar konteks tema. Kita sengaja menyesuaikan format tanya-jawab antar pasangan dengan tema yang ditentukan," imbuhnya.
Diakui oleh seluruh paslon Pilgub Jabar, jika debat pertama ini berjalan lancar dan memuaskan.
Seperti yang diutarakan oleh paslon nomor urut satu, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina.
"Saya sangat menikmati suasana debat pada hari ini, karena kekeluargaan yang ditimbulkan oleh empat pasangan menunjukkan betapa bahwa ini bukan perlawanan atau konflik, tetapi bagaimana menawarkan program-program yang akan ditempuh dalam 5 tahun ke depan," kata Acep Adang, seusai debat.
Begitu juga yang dirasakan paslon nomor urut dua, Jeje-Ronal. Kendati perlu ada evaluasi terkait waktu yang dinilai terlalu singkat.
"Menurut saya perlu dievaluasi kembali ya, agar baik durasi atau polanya, semuanya bisa muncul. Kan debat ini menjadi referensi masyarakat Jabar untuk memilih ya, sehingga tentu baik formatnya, baik waktunya, sehingga kami pada tahun ini bisa mengekspresikan semua konsep pembangunan sehingga rakyat menjadi jelas," kata Jeje.
Senada dengan itu, pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie menyatakan jika penampilan mereka pada debat pertama harus pintar-pintar mengatur ritme agar semua gagasan dapat tersampaikan.
"Ya, memang waktu yang diberikan sangat sempit, 45 detik. Tapi Alhamdulillah semua bisa dilaksanakan, dan semua pesan saya kira sudah tersampaikan," katanya.
Sementara itu, pasangan calon nomor urut empat, Dedi Mulyadi-Erwan menilai jika dalam debat tadi, pertanyaan yang diberikan lebih banyak menyasar hal teknis yang biasa dikerjakan oleh dinas-dinas di pemerintahan.
"Sangat teknis, dan sesungguhnya jawaban itu yang biasa dikerjakan oleh para kerja teknis pemerintah, karena tugas pemimpin adalah mengetahui seluruh persoalan secara utuh, sehingga bisa mengaplikasikan dalam kebijakan-kebijakan kepada masyarakat melalui perangkat pemerintah Provinsi," katanya menutup konferensi pers.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Didukung Fatayat Dan Nahdliyin Pasangan Farhan - Erwin Mantap Menangkan Pilwalkot Bandung 2024