Pemerintah Boyolali Dorong Pabrik Susu Koperasi, Tekan Pembuangan Susu

15 November 2024 14:40 WIB
Petugas sedang memasukkan susu dari peternak ke dalam mesin agar kulitasnya tetap terjada di KUD Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (14/11/2024).
Petugas sedang memasukkan susu dari peternak ke dalam mesin agar kulitasnya tetap terjada di KUD Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (14/11/2024). ( Kompas.com)

Boyolali, Sonora.ID – Pemerintah mendorong koperasi peternak sapi perah yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, untuk memiliki pabrik pengolahan susu sendiri.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi peternak agar tidak lagi mengalami masalah dalam memasarkan susu yang dihasilkan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, dalam dialog bersama Pengurus Koperasi Unit Desa (KUD) Mojosongo dan para peternak sapi perah di Kecamatan Mojosongo, Boyolali, pada Kamis (14/11/2024).

Sebelumnya, Kemenkop telah memberikan solusi jangka pendek untuk memperbaiki kualitas susu, yaitu dengan menyediakan alat ukur dan mesin pendingin.

Meski demikian, para peternak sapi perah juga membutuhkan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.

Ferry melanjutkan bahwa dorongan untuk memiliki pabrik pengolahan susu sendiri ini diambil untuk mencegah terulangnya peristiwa pembuangan susu yang pernah terjadi di Boyolali beberapa waktu lalu.

"Peristiwa yang terjadi di Boyolali memberikan hikmah kepada kita semua bahwa selain ada penanganan jangka pendek, kita juga harus memproyeksikan apa yang harus kami lakukan ke depan," ujar Ferry.

Menurutnya, permasalahan yang dialami para peternak tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan solusi jangka panjang agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

Dalam dialog tersebut, Ferry juga menyampaikan bahwa pemerintah ingin koperasi peternak sapi perah seperti GKSI dapat berperan dalam peningkatan produksi susu nasional.

Dengan memiliki pabrik pengolahan sendiri, koperasi diharapkan mampu memperluas akses pasar dan mengurangi ketergantungan pada pabrik pengolahan yang ada.

"Kita akan jajaki kemungkinan koperasi bisa terlibat dalam proses industri itu supaya tujuannya adalah meningkatkan volume produksi nasional, karena memang ada peningkatan kebutuhan susu di tingkat nasional," ucapnya.

Lebih lanjut, Ferry menyebutkan bahwa pemerintah tidak hanya mendorong koperasi sebagai pelaku usaha dalam beternak sapi perah, tetapi juga sebagai pengolah susu yang mandiri.

Harapannya, koperasi di Boyolali bisa lebih mandiri dalam pengelolaan susu dan memiliki kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan susu di tingkat nasional.

"Mudah-mudahan koperasi punya andil dalam peningkatan produksi susu nasional. Bukan hanya menjadi peternak sapi perah, tetapi juga koperasi kita dorong untuk bisa memiliki pabrik pengolahan susu sendiri," imbuh Ferry.

Optimisme Ferry terhadap kemampuan koperasi untuk bersaing dengan industri pengolahan susu yang telah ada cukup besar.

Menurutnya, koperasi peternak sapi perah di Boyolali memiliki potensi dan semangat tinggi dalam mendukung program pemerintah, khususnya terkait peningkatan konsumsi makanan bergizi di Indonesia, di mana susu merupakan salah satu komponen penting.

"Karena semangat mereka adalah kerja sama mendukung program pemerintah dalam rangka mensukseskan makan bergizi, di mana komponen makan bergizi tersebut salah satunya adalah susu," pungkasnya.

Penulis: Nasywa Nur Fauziah

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Gunung Merapi Siaga, Pendaki Ilegal Gunakan Jalan Tikus di Boyolali 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm