Rasulullah adalah pendidik terbaik. Beliau memberi teladan kepada para sahabatnya. Diriwayatkan Ibnu Majah, suatu hari Rasulullah menjumpai dua halaqah dalam masjid, yaitu orang yang sedang mengaji Al-Quran dan orang yang sedang belajar mengajar, lalu beliau bersabda:
كُلٌّ عَلَى خَيْرٍ هَؤُلَاءِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَدْعُونَ اللَّهَ فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُمْ وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُمْ وَهَؤُلَاءِ يَتَعَلَّمُونَ وَإِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا فَجَلَسَ مَعَهُمْ
Artinya: “Mereka semua berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Qur'an dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang diminta) mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar, dan sesungguhnya aku diutus untuk menjadi guru.” (HR Ibnu Majah).
Nabi telah mendidik para sahabat untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada siapa pun. Beliau memperlakukan orang lain dengan akhlak dan kasih sayang, tanpa memandang status dan strata sosialnya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah Hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ دَخَلَ أَعْرَابِيٌّ الْمَسْجِدَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فَصَلَّى فَلَمَّا فَرَغَ قَالَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَقَدْ تَحَجَّرْتَ وَاسِعًا فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ بَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَأَسْرَعَ إِلَيْهِ النَّاسُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْرِيقُوا عَلَيْهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ دَلْوًا مِنْ مَاءٍ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata; seorang Arab badui masuk ke dalam masjid ketika Nabi sedang duduk. Orang Arab badui itu lalu shalat. Setelah shalat ia berdoa; ‘Ya Allah, sayangilah aku dan Muhammad, dan jangan engkau sayangi seorang pun bersama kami’.
Nabi kemudian berpaling ke arahnya seraya bersabda: ‘Sungguh engkau telah mempersempit sesuatu yang luas’.
Setelah itu badui ini kencing di dalam masjid hingga membuat orang-orang segera menghampirinya, namun Nabi bersabda: ‘Siramlah dengan seember air atau dengan satu timba air’. Setelah itu beliau bersabda lagi: ‘esungguhnya kalian diutus dengan memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesulitan." (Imam Tirmidzi).
Dalam Hadits ini terlihat bagaimana Rasulullah Saw menghargai seorang Badui, dan memberikan nasihat dengan sangat baik sehingga Badui tersebut terkesan dengan didikan Rasulullah Saw.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11, Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini menyadarkan kepada kita betapa pentingnya ilmu dalam hidup ini. Dalam ayat ini Allah memuliakan orang orang yang berilmu dan memotivasi orang orang beriman agar menuntut ilmu dan menjadi orang yang berilmu.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di akhir khutbah ini, khatib mengajak kita kembali untuk terus menghormati para pengajar ilmu yaitu guru, mendoakan mereka dan marilah terus menuntut ilmu dan menjadi guru terbaik untuk anak anak kita.
Selamat hari guru, semoga Allah senantiasa meridhai dan memberikan keberkahan kepada kita semua, Âmîn yâ rabbal‘alamîn.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
2. Khutbah Jumat tentang Guru
Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik