Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tetapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu.
"Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan," kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman."
Pria tersebut berpikir untuk menjadi sama dengan burung, sehingga dapat membawa burung masuk ke dalam kandang.
Isi
Kisah natal sesungguhnya adalah kisah tentang kehadiran Allah yang menjadi dekat dengan manusia dalam diri Yesus Kristus.
Injil Yohanes memakai gambaran mengenai ho logos (Firman). Pada ayat 1 dikatakan demikian "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." Firman Allah dihubungan dengan kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian 1.
Pada Yohanes 1:3 disebutkan demikian "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." Firman (ho logos) yang semula bersama-sama Allah, mewujud dalam diri Tuhan Yesus.
Pada ayat 14 dikatakan demikian "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."
Dalam Bahasa Yunani, ἐσκήνωσεν ἐν ἡμῖν (èskénosen èn hemin). Firman itu berdiam di antara kita." Kata kerja "berdiam" secara harafiah berkemah, mendirikan tenda. Dulu umat Israel merasakan pengalaman kehadiran Allah dalam "Kemah Suci".
Dalam kemah itu bersemayam Tabut Perjanjian Allah. Bangsa Israel mengalami dan menyaksikan pengalaman penyertaan Allah itu.
Melewati padang gurun dan berhadapan dengan pelbagai musuh juga tantangan dapat mereka atasi karena kehadiran Allah bersama mereka.
Rupanya Allah tidak pernah lelah dalam membangun komunikasi dengan manusia. Firman itu tidak menjauhi manusia melainkan masuk ke dalam kehidupan manusia.
Di dalam Yesus, firman yang semula bersama-sama dengan Allah dan yang merupakan kesatuan utuh dengan Allah itu kini hadir dalam diri manusia Yesus.
Yesus sebagai Firman Allah dan shekinah (kehadiran) Allah, kemuliaan dan kasih setia Allah menjadi tampak dan terungkap di dunia.
Hal ini terungkap pula dalam bacaan kedua, Yesus juga disebut sebagai kemuliaan Allah. Dalam Ibrani 1:3 dikatakan demikian "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan segala firman-Nya yang penuh kekuasaan."
Sang Firman yang penuh dengan kekuasaan itu telah mewujud dalam diri Tuhan Yesus. Dalam diri Yesus kita dapat melihat kemuliaan Allah. Dalam diri Yesus tindakan penyelamatan Allah dikerjakan.
Yesus sebagai Firman Allah yang menjadi manusia adalah jalan yang baru dan paling penuh bagi Allah untuk mengungkapkan diri-Nya kepada manusia.
Firman itu merasuk dan menembus rasa, logika, bahasa dan budaya manusia. Ia sungguh nyata, karena sesungguhnya tutur-Nya menjadi hidup di dalam diri-Nya.
Bukan hanya sebatas teori, dogma. Namun diperagakan dan dipentaskan secara nyata dalam keseluruhan hidup-Nya.
Kehadiran Yesus adalah wujud nyata dari penggenapan keselamatan yang dijanjikan oleh Allah. Dalam janji Allah pada Yesaya 52:10 dikatakan demikian "TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita."