3 Khotbah Natal Sederhana, Penuh Cinta Kasih dan Menyentuh Hati

23 Desember 2024 14:51 WIB
Ilustrasi 3 Khotbah Natal Sederhana, Penuh Cinta Kasih dan Menyentuh Hati
Ilustrasi 3 Khotbah Natal Sederhana, Penuh Cinta Kasih dan Menyentuh Hati ( Freepik)

Sonora.ID – Berikut kumpulan contoh khotbah Natal sederhana penuh cinta kasih dan menyentuh hati, bisa dijadikan referensi bagi yang membutuhkan.

Khotbah Natal atau renungan merupakan bagian dari ibadah Natal yang menjadi tradisi sakral bagi umat Kristiani.

Khotbah Natal sederhana biasanya membahas sejarah kelahiran Kristus, arahan bagi umat Kristen dalam menjalani kehidupan, dan lain sebagainya.

Melalui renungan ini, umat Kristiani diharapkan dapat memperkuat keimanannya kepada Tuhan, serta bisa merenungi kisah hidup Yesus beserta pengorbanan-Nya kepada umat.

Nah, tak perlu berlama-lama, berikut 3 khotbah Natal sederhana penuh cinta kasih dan menyentih hati, yang bisa dijadikan referensi.

Baca Juga: Jadwal Misa Natal 2024 Katedral Jakarta, serta Aturan dan Cara Daftar

1. Khotbah Natal Sederhana

Allah Hadir Merengkuh Segenap Ciptaan

Dikutip dari laman Greja Kristen Jawi Wetan, berikut adalah contoh khotbah Natal dengan tema 'Allah Hadir Merengkuh Segenap Ciptaan'.

Pendahuluan

Suatu hari terjadi hujan salju sehingga cuaca hari itu begitu dingin. Seorang pria melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan.

Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang tiga kali.

Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya.

Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin.

Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.

Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu. Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka?

Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat.

Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya.

Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam. Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya.

Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang.

Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju.

Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tetapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu.

"Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan," kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman."

Pria tersebut berpikir untuk menjadi sama dengan burung, sehingga dapat membawa burung masuk ke dalam kandang.

Isi

Kisah natal sesungguhnya adalah kisah tentang kehadiran Allah yang menjadi dekat dengan manusia dalam diri Yesus Kristus.

Injil Yohanes memakai gambaran mengenai ho logos (Firman). Pada ayat 1 dikatakan demikian "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." Firman Allah dihubungan dengan kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian 1.

Pada Yohanes 1:3 disebutkan demikian "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." Firman (ho logos) yang semula bersama-sama Allah, mewujud dalam diri Tuhan Yesus.

Pada ayat 14 dikatakan demikian "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."

Dalam Bahasa Yunani, ἐσκήνωσεν ἐν ἡμῖν (èskénosen èn hemin). Firman itu berdiam di antara kita." Kata kerja "berdiam" secara harafiah berkemah, mendirikan tenda. Dulu umat Israel merasakan pengalaman kehadiran Allah dalam "Kemah Suci".

Dalam kemah itu bersemayam Tabut Perjanjian Allah. Bangsa Israel mengalami dan menyaksikan pengalaman penyertaan Allah itu.

Melewati padang gurun dan berhadapan dengan pelbagai musuh juga tantangan dapat mereka atasi karena kehadiran Allah bersama mereka.

Rupanya Allah tidak pernah lelah dalam membangun komunikasi dengan manusia. Firman itu tidak menjauhi manusia melainkan masuk ke dalam kehidupan manusia.

Di dalam Yesus, firman yang semula bersama-sama dengan Allah dan yang merupakan kesatuan utuh dengan Allah itu kini hadir dalam diri manusia Yesus.

Yesus sebagai Firman Allah dan shekinah (kehadiran) Allah, kemuliaan dan kasih setia Allah menjadi tampak dan terungkap di dunia.

Hal ini terungkap pula dalam bacaan kedua, Yesus juga disebut sebagai kemuliaan Allah. Dalam Ibrani 1:3 dikatakan demikian "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan segala firman-Nya yang penuh kekuasaan."

Sang Firman yang penuh dengan kekuasaan itu telah mewujud dalam diri Tuhan Yesus. Dalam diri Yesus kita dapat melihat kemuliaan Allah. Dalam diri Yesus tindakan penyelamatan Allah dikerjakan.

Yesus sebagai Firman Allah yang menjadi manusia adalah jalan yang baru dan paling penuh bagi Allah untuk mengungkapkan diri-Nya kepada manusia.

Firman itu merasuk dan menembus rasa, logika, bahasa dan budaya manusia. Ia sungguh nyata, karena sesungguhnya tutur-Nya menjadi hidup di dalam diri-Nya.

Bukan hanya sebatas teori, dogma. Namun diperagakan dan dipentaskan secara nyata dalam keseluruhan hidup-Nya.

Kehadiran Yesus adalah wujud nyata dari penggenapan keselamatan yang dijanjikan oleh Allah. Dalam janji Allah pada Yesaya 52:10 dikatakan demikian "TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita."

Melalui Yesus maka seluruh ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah. Keselamatan yang Allah kerjakan melalui Yesus tidak hanya bagi manusia namun bagi seluruh alam, seluruh ciptaan.

Salah seorang Teolog Feminis Katolik, Elizabeth Johnson, menyatakan bahwa manusia, Yesus adalah mahkluk hidup dan semua kehidupan berasal dari satu sel yang hidup dan berkembang.

Yesus terhubung dengan semua materi yang menyusun alam semesta ini, oleh karena itulah inkarnasi Allah tidak lagi dipahami sebagai Allah yang menjadi manusia saja, melainkan Allah yang menjadi bagian dari seluruh alam semesta ini.

Keselamatan tidak hanya bagi golongan tertentu, namun bagi semua orang yang bersedia menerima keselamatan yang dikerjakan melalui-Nya.

Penutup

Saudaraku, tak jarang realitas hidup yang terjadi membuat kita meratapi kehidupan. Keputusasaan, kesedihan, kedukaan, kekerasan menjadi bahasa yang semakin sering kita jumpai.

Realita hidup ini juga semakin menyadarkan kita akan kemelekatan kerapuhan kita sebagai ciptaan. Melalui peristiwa Natal Allah yang Mahamulia mau hadir di dunia yang rapuh.

Bergumul, menderita, merasakan pahit getirnya kehidupan akibat dosa dan mengangkat manusia dari dosa supaya mengenal hidup yang sesungguhnya.

Pada saat yang sama dalam kehadiran-Nya, Ia menginginkan manusia yang telah mengecap kasih karunia-Nya dapat mengerjakan apa yang telah dikerjakan-Nya.

Natal adalah merengkuh seluruh ciptaan. Kehadiran Allah di tengah seluruh ciptaan.

Natal patut kita rayakan sebagai wujud dari cinta kasih Allah yang mau masuk ke dalam kerapuhan manusia agar manusia mengerti bahasa cinta kasih-Nya. Melalui Yesus, manusia dapat melihat jalan keselamatan.

Seperti halnya ilustrasi pada bagian pembuka, melalui Yesus manusia dapat mengerti dengan lebih jelas karya dan kehendak Allah bagi dunia.

Hanna Arendt pernah menyampaikan bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki kemampuan kreatif untuk melahirkan sesuatu yang baik bagi lingkungan masyarakat.

Kemampuan kreatif ini merupakan cerminan dari Allah yang selalu melakukan tindakan-tindakan kreatif dalam mengupayakan keselamatan ciptaan.

Melalui hal inilah akan membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi kehidupan yang senantiasa memperbarui dunia.

Allah yang tak terbatas dan terjangkau oleh ciptaan itu menjadikan diri-Nya terbatas untuk menjangkau dan merengkuh seluruh ciptaan dalam persekutuan cinta kasih-Nya yang kekal. Amin.

Baca Juga: 7 Cerita Natal untuk Sekolah Minggu, Menarik dan Mudah Dimengerti 

2. Khotbah Natal Sederhana

Kedatangan Kristus sebagai Anugerah

Contoh khotbah Natal pertama yakni tentang "Kedatangan Kristus sebagai Anugerah."

"Saudara-saudara yang terkasih,

Pada malam yang penuh berkat ini, kita berkumpul bersama untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, Sang Juruselamat.

Natal adalah waktu yang istimewa, karena pada malam ini, Allah mengirimkan Anak-Nya ke dunia sebagai anugerah bagi umat manusia.

Anugerah ini tidak hanya berupa seorang bayi yang lahir di palungan, tetapi juga anugerah kasih dan pengampunan bagi kita semua.

Kita bisa belajar banyak dari kelahiran Kristus. Allah mengutus Anak-Nya ke dunia ini sebagai tanda kasih-Nya yang besar kepada kita.

Dia datang untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita dan memberikan harapan yang abadi.

Kita juga harus belajar untuk menjadi anugerah bagi orang lain dalam hidup kita sehari-hari, seperti Kristus adalah anugerah bagi kita.

Mari kita gunakan Natal ini untuk merenungkan kasih Allah yang begitu besar, dan bagaimana kita dapat menyebarkan kasih ini kepada sesama.

Marilah kita hidup dengan kasih, pengampunan, dan kemurahan hati, sebagaimana Kristus telah mengajarkan kepada kita.

Dengan begitu, kita dapat merayakan Natal bukan hanya sebagai perayaan satu malam, tetapi sebagai gaya hidup yang mencerminkan kasih Kristus kepada dunia."

3. Khotbah Natal Sederhana

Yesus Datang Membawa Kesembuhan

Setiap kali merayakan Natal kita teringat kepada kasih Bapa yang luar biasa kepada dunia ini. Hal ini termaktub dalam Kitab Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [yaitu Tuhan Yesus], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Sebelum kita percaya kepada Tuhan Yesus, pada hakekatnya roh kita mati, sebab kita putus hubungan dengan Tuhan Yesus karena dosa. Tetapi pada saat kita percaya kepada Tuhan Yesus dan mengaku Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, maka Tuhan Yesus masuk ke dalam hati kita. Roh kita pun dipulihkan kembali dan menjadi hidup. Itulah suatu kesembuhan.

Di momen Natal ini, karena Tuhan Yesus datang, Dia memberikan kesembuhan. Hubungan kita dengan Tuhan pun dipulihkan kembali dan roh kita menjadi hidup. Kita sudah disembuhkan oleh Tuhan dan Dia berjanji untuk memberikan hidup yang berkelimpahan kepada kita. Yaitu berkelimpahan di dalam segala hal, di dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, ketenangan, ketentraman, kesehatan yang baik, dan juga berkat secara materi. Itulah yang Tuhan kehendaki terjadi di dalam kehidupan kita yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus.

Namun, iblis tidak suka hidup yang berkelimpahan terjadi di dalam kehidupan manusia, karena itu Tuhan Yesus berkata: “Pencuri [iblis] datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan [Itulah pekerjaan iblis]; Aku [Tuhan Yesus] datang, supaya mereka [kita] mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10).

Iblis tidak suka hidup yang berkelimpahan terjadi di dalam kehidupan manusia, karena itu kita harus melakukan "peperangan rohani" melawaniblis.

Hidup berkelimpahan yang Tuhan berikan kepada kita adalah sama dengan "Tanah Perjanjian" yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel. "Tanah Perjanjian" adalah tanah yang berlimpah-limpah dengan susu dan madu, dan itu sudah Tuhan berikan kepada bangsa Israel.

Tetapi untuk menduduki "Tanah Perjanjian", bangsa Israel harus berperang melawan 31 raja-raja yang menguasai "Tanah Perjanjian" itu. Demikian juga hidup yang berkelimpahan sudah Tuhan berikan kepada kita, tetapi untuk mengalaminya kita harus masuk di dalam "Peperangan Rohani".

Memasuki tahun 2025 ini kita harus selalu ingat untuk "pergi ke Betlehem", tempat Yesus Kristus dilahirkan. Ini artinya, agar kita semua bisa selamat dalam menghadapi ibis, kita harus selalu kembali kepada Yesus dan hidup dalam ajaran cinta kasih Nya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: 50 Ucapan Merry Christmas and Happy New Year, Penuh Doa dan Harapan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm