Sonora.ID - Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025, pukul 10.00 WIB di Halaman Tengah Istana Kepresidenan Jakarta.
Melansir dari Kompas.com, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengonfirmasi hal tersebut dalam keterangannya, Minggu (23/2/2025).
Pembentukan Danantara didasarkan pada perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
Revisi ini disahkan dalam Rapat Paripurna DPR pada 4 Februari 2025 dan mengatur tugas serta fungsi Danantara sebagai badan pengelola investasi.
Baca Juga: Soal Danantara, Direksi Tetap Harus Diminta Pertanggungjawaban
Apa itu Danantara?
Danantara merupakan badan pengelola investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) yang bertugas mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi.
Nama Danantara memiliki makna filosofis: "Daya" berarti energi atau kekuatan, "Anagata" berarti masa depan, dan "Nusantara" berarti Tanah Air Indonesia.
Dengan demikian, Danantara mencerminkan kekuatan ekonomi yang menjadi energi masa depan Indonesia.
"Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada di pengelolaan BUMN, itu nanti akan dikelola, dan kita beri nama Danantara," ujar Prabowo dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Bagaimana model pengelolaannya?
Model pengelolaan Danantara merujuk pada konsep Temasek Holdings Limited di Singapura, yang merupakan badan pengelola investasi di luar APBN.
Danantara memiliki peran yang mirip dengan Indonesia Investment Authority (INA), yang nantinya akan dikonsolidasikan ke dalam badan ini.
Dengan cakupan yang lebih luas, Danantara tidak hanya mengelola aset tertentu, tetapi juga mengonsolidasikan berbagai aset pemerintah di berbagai kementerian untuk menciptakan efisiensi yang lebih besar.
Baca Juga: 5 Gubernur Paling Kaya yang Baru Dilantik Prabowo, Simak Daftar Kekayaannya!
Berapa investasi yang ditampung?
Sebagai badan pengelola investasi, Danantara akan mengelola aset negara dan mendanai berbagai proyek strategis nasional.
Pemerintah menargetkan total aset yang dikelola mencapai lebih dari 900 miliar dolar AS (sekitar Rp 14.000 triliun).
Pada tahap awal, investasi awal Danantara mencapai 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 326 triliun, yang bersumber dari efisiensi anggaran dalam APBN 2025.
Jumlah tersebut ditargetkan meningkat hingga 982 miliar dolar AS, menjadikan Danantara sebagai sovereign wealth fund terbesar keempat di dunia.
Diketahui, Danantara akan mengonsolidasi Lembaga Pengelola Investasi atau INA dan tujuh BUMN, yaitu Bank Mandiri, Bank BRI, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina, Bank BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID.
Apa saja sektor prioritas investasinya?
Presiden Prabowo menegaskan bahwa dana yang dikelola Danantara akan difokuskan pada proyek-proyek strategis di sektor energi terbarukan, pengembangan industri manufaktur, hilirisasi sumber daya alam, serta ketahanan pangan.
Targetnya, investasi ini dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai 8 persen per tahun.
"Semua proyek ini akan berkontribusi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi kami sebesar 8 persen. Pada saat yang sama, kami tetap teguh pada komitmen kami untuk memberantas korupsi," kata Prabowo.
Apa saja kewenangan Danantara?
Danantara memiliki sejumlah tugas dan wewenang, yaitu:
Baca Juga: Yuk, Smart Berinvestasi dengan Metode SMART
Apakah dana masyarakat di perbankan aman?
Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hingga perbankan yang tergabung dalam Danantara memastikan bahwa dana nasabah tetap aman.
Kekhawatiran mengenai dampak Danantara terhadap stabilitas perbankan ditepis oleh berbagai pihak.
Menurut Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, Danantara adalah langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan transparansi dalam pengelolaan BUMN.
"Danantara itu menurut saya suatu keputusan yang sangat strategis dari pemerintah. Karena mereka bisa joint venture dengan banyak perusahaan," ujar Luhut.
Sementara itu, LPS menegaskan bahwa semua bank yang beroperasi di Indonesia, termasuk bank BUMN, adalah peserta penjaminan LPS dan diawasi oleh OJK serta Bank Indonesia (BI).
Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia (BRI), Agustya Hendy Bernadi, juga menegaskan bahwa pembentukan Danantara tidak akan berdampak pada stabilitas perbankan dan operasional BRI tetap berjalan normal.
Menurut Yusuf Permana, peluncuran Danantara menandai era baru dalam transformasi pengelolaan investasi strategis negara.
"Ini juga merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan Astacita, yakni visi besar untuk membawa perekonomian Indonesia ke level yang lebih tinggi melalui investasi berkelanjutan dan inklusif," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Danantara yang Bakal Diresmikan Prabowo Hari Ini? "