Presiden Jokowi Yakin Defisit Berjalan Dapat Selesai 4 Tahun dengan Hadirkan Transformasi Ekonomi

28 November 2019 20:00 WIB
Jokowi saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Kompas 100 CEO Forum yang digelar di Grand Ballroom, Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Pusat, pada Kamis, (28/11/2019).
Jokowi saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Kompas 100 CEO Forum yang digelar di Grand Ballroom, Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Pusat, pada Kamis, (28/11/2019). ( Biro Setpres/Lucas)

Sonora.ID - Berpuluh-puluh tahun lamanya Indonesia belum bisa lari dari permasalahan current account deficit atau defisit transaksi berjalan.

Berdasarkan keterangan yang diterima Sonora.ID, Presiden Joko Widodo menyebutkan ada salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan melakukan transformasi ekonomi, yang juga merupakan salah satu visi dan misi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo bersama Ma’ruf Amin.

Baca Juga: Perkuat Devisa Melalui FDI, Jokowi Akan Mengajukan Omnibus Law

Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat sedang memberikan sambutan di acara pembukaan Kompas 100 CEO Forum di Grand Ballroom, Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Kamis (28/11/2019).

“Saya meyakini dengan transformasi ekonomi yang kita kerjakan, saya yakin dalam waktu 3, maksimal 4 tahun akan bisa kita selesaikan yang namanya defisit transaksi berjalan kita,” ujarnya.

Komoditas menjadi salah satu faktor yang mengharuskan transformasi ekonomi, karena sudah sejak lama Indonesia sudah bertahun-tahun ketergantungan dengan hal ini.

Harga komoditas selalu membayangi ekonomi Indonesia, karena apabila harganya turun pasti akan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Berharap 5 Destinasi Bali Baru Dapat Menambah Devisa Negara

Bahkan defisit transaksi berjalan juga akan dipengaruhi oleh impor yang besar dalam bidang energi, terutama untuk minyak dan gas, dan juga barang-barang modal dan bahan baku.

Tak hanya itu, volatilitas rupiah dan pertumbuhan ekonomi juga menjadi hal yang terpengaruh.

“Oleh sebab itu, ke depan kita memiliki agenda besar yaitu meningkatkan ekspor dan produk substitusi impor. Dua hal ini yang menjadi agenda yang berkaitan ekspor dan impor,” pungkasnya.

Transformasi ekonomi juga akan dilakukan pemerintah dengan terus menggenjot peningkatan ekspor dan subtitusi impor melalui hilirisasi industri dari sumber daya alam (SDA).

Baca Juga: Jokowi Bertolak ke Solo, Sambut Kelahiran Adik dari Jan Ethes?

Presiden juga tidak menyetujui jika Indonesia terus-terusan mengekspor dalam bentuk mentah atau bahan baku.

“Misalnya, nikel. Sudah, setop, kita harus pindahkan ke barang-barang setengah jadi atau bahan jadi. Karena hilirisasi dari nikel ini akan menjadi produk-produk yang memiliki nilai tambah yang besar apabila kita ekspor dalam bentuk setengah jadi atau barang jadi. Target kita barang jadi. Kemudian kita ingin dalam waktu kira-kira 2-3 tahun, turunan dari nikel ini bisa lari ke yang namanya lithium baterai,” ujarnya.

Baca Juga: Ahok Digadang-gadang Jadi Pimpinan BUMN, Jokowi: Masih Proses Seleksi

Hilirisasi produk nikel ini juga bisa menjadi salah satu bagian dari strategi bisnis negara yang sedang dirancang agar Indonesia bisa menjadi hub besar bagi industri mobil listrik.

Terlebih Indonesia juga merupakan salah satu negara yang kaya akan nikel, cobalt, mangan dan bahan baku lain yang digunakan untuk membuat lithium baterai.

Baca Juga: Jokowi Teken UU Perkawinan, Peraturan ini Lebih Untungkan Wanita

“Kita tahu Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Nomor satu di dunia. Strateginya harus kita pakai dalam rangka membangun industri mobil listrik di negara kita. Kita sudah kirim menteri mendekati industri-industri besar mobil di Jepang, Korea, Jerman, dalam rangka kita mengembangkan lithium baterai,” kata Jokowi.

Lebih lanjut, batu bara juga memiliki produk turunan berupa polypropylene yang dapat digunakan untuk sebagai bahan-bahan baju dan lain-lain. Bahkan bisa juga dijadikan dymethil ether (DME) dan dijadikan liquefied petroleum gas (LPG).

“LPG kenapa kita harus impor padahal bisa dibuat dari batu bara yang kalorinya rendah sehingga mengurangi impor LPG kita kemudian bahan baku dari batu bara bisa dikerjakan. Ini saya berikan target juga kurang lebih 3 tahun ini harus bisa diselesaikan,” tuturnya.

Baca Juga: Tagar #JokowiTakutFPI jadi Trending Nomor Satu di Twitter, Ada Apa?

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm