Dari kurva permodelan skenario diatas maka para peneliti menarik kesimpulan, sebagai berikut:
Skenario 1: Puncak pandemi terjadi tanggal 14 juni dengan 11.318 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai ratusan ribu kasus. pandemi ini akan diprediksi berakhir pada akhir Agustus hingga awal September.
Sekenario 2: Puncak pandemi terjadi tanggal 2 Mei dengan 1490 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 60.000 kasus. Pandemi berakhir pada akhir Juni awal Juli. Skenario 2 yang paling mungkin terjadi jika kondisi saat ini dilanjutkan (kebijakan kurang tegas dan masyarakat tidak disiplin dalam penerapan Physical distancing)
Skenario 3: Puncak pandemi terjadi pada kisaran tanggal 16 April dengan 546 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 17.000 kasus. Pada skenario 3 pandemi akan berakhir pada akhir Mei dan juga awal Juni.
Baca Juga: Kapolri: Menkumham Sedang Minta Izin Keluarkan 30.000 Napi Demi Cegah Penyebaran Covid-19 di Lapas
Perlu dicatat, jumlah kasus 546 positif per hari adalah penerapan dari skenario terbaik di mana pemerintah mulai memberlakukan kebijakan strategis dan masyarakat melakukan physical distancing secara disiplin.
Ini artinya, jumlah kasus bisa lebih tinggi jika pemerintah tidak menerapkan kebijakan yang represif untuk mengurangi penularan.
Pada kasus pandemi covid-19 kali ini menerut para peneliti dan juga pakar matematika Indonesia hal terbaik yang dapat dilakukan msyarakat Indonesia untuk menekan perkembangan covid-19 adalah disiplin dalam penerapan physical distancing.
Karena hal tesebut dapat dengan cepat memutus arus covid-19 yang telah tersebar di Indonesia.
Baca Juga: Aliansi Jurnalis Sumsel Berikan Solusi Peliputan Covid-19 yang Lebih Aman