Walaupun kebijakan ini sudah direncanakan dan disinergikan dengan pihak-pihak terkait, namun Ia meyakini masih banyak sekolah yang menolak untuk dilaksanakan tatap muka seperti biasa, dengan alasan angka penularan CoVID-19 yang terus naik.
"Sungguh tidak adil apabila beban itu hanya ditujukan ke pihak sekolah," tambahnya lagi.
Alangkah bijaknya, lanjut Reja, jika Pemko mengambil kebijakan alternatif seperti menyediakan kuota gratis untuk siswa, atau membuat program aplikasi resmi untuk mempermudah proses pembelajaran daring di masa seperti ini.
Baca Juga: Pemkot Palembang Bakal Libatkan ACT saat Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka
"Apalagi sekarang varian CoVID-19 semakin beragam dan ganas," pungkasnya.
Disinggung kapan waktu yang tepat untuk menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah, Ia menerangkan sampai ada data pasti yang menunjukan angka penularan CoVID-19 sudah melandai.
Selain itu menurutnya, juga perlu ada sarana edukasi untuk orang tua, agar mereka sadar bahwa situasi seperti ini sangat riskan apabila sekolah tatap muka dilakukan.
"Jangan sembarangan setuju aja. Apalagi alasannya hanya karena tidak ada yang jaga anak di rumah," tandasnya.
Baca Juga: Tok! Januari 2021 Sekolah Tatap Muka Akan Dilaksanakan di Palembang
Sebelumnya diberitakan, menindaklanjuti rencana digelarnya pembelajaran tatap muka di sekolah tahun depan, Pemko Banjarmasin akan melakukan uji swab kepada tenaga pengajar.
Alasannya, untuk melindungi para tenaga pengajar dari penularan CoVID-19. Sebagaimana saran dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin.