Ridwan Kamil Minta Pejabat Publik Penyintas Covid-19 untuk Donor Plasma Darah

19 Januari 2021 10:10 WIB
Ridwan Kamil Minta Pejabat Publik Penyintas Covid-19 untuk Donor Plasma Darah
Ridwan Kamil Minta Pejabat Publik Penyintas Covid-19 untuk Donor Plasma Darah ( Sonora/Indra Gunawan)

Bandung, Sonora.ID - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong para kepala daerah dan pejabat publik penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darahnya untuk pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit. 

Saat ini minat penyintas COVID-19 menyumbangkan plasma darahnya tergolong rendah. PMI mencatat jumlah calon pendonor plasma darah hanya 5-10 persen dari total jumlah pasien yang sembuh secara nasional. 

Hal ini yang kemudian membuat Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mencanangkan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Kovalesen secara daring bersama Palang Merah Indonesia dan rumah sakit seluruh Indonesia, Senin (18/1/2021).

Baca Juga: Perangi Covid, Setiap Hari Indonesia Butuh 200 Plasma Konvalesen

“Ada gerakan donor plasma konvalesen. Saya imbau kepada ribuan orang yang sembuh di Jabar, kami dengan sangat memohon menyumbangkan plasma darahnya untuk digunakan bagi penyembuhan pasien yang masih berjuang karena COVID-19. Mudah-mudahan kampanye donor plasma konvalesen ini bisa berhasil di Jabar,” kata Ridwan Kamil dalam rilis kepada Sonora Bandung.

Diketahui beberapa kepala daerah yang terkonfirmasi positif COVID-19 seperti Wali Kota Bogor, Wakil Wali Kota Bandung, Bupati Karawang, Bupati Bogor, Wali Kota Bandung, dan terbaru Bupati Bandung Barat. Sekda Kota Bogor pun diketahui terkonfirmasi, dan masih banyak pejabat publik lainnya setingkat eselon II. 

“Bagi kepala daerah atau pejabat publik yang memenuhi syarat, seperti tidak ada komorbid, belum pernah hamil, dan positifnya bergejala, saya dorong untuk mendonorkan plasma darahnya,” ujarnya di Kota Bandung, Sabtu (16/1/2021).

Baca Juga: Obati Pasien Covid-19, PMI Kota Bandung Layani Donor Plasma Konvalesen

“Rakyat itu kan bagaimana pemimpin. Kalau pemimpinnya kasih contoh baik, insyaallah masyarakat pun akan ikut. Dulu pas uji klinis peminatnya sedikit, tapi setelah saya dan forkopimda daftar, relawan malah membeludak. Kemarin vaksin, pejabat publik pun memulainya agar masyarakat juga ikut,” kata Ridwan Kamil.  

Di saat pandemi, menurut Gubernur, pemimpin harus menanamkan empati dan solidaritas di masyarakat.

“Gimana caranya? Jadilah contoh, jadilah panutan. Jangan justru memunculkan preseden buruk,” ucapnya.  

Baca Juga: Ridwan Kamil: Lebih Dari 4.000 Nakes di Jabar Sudah Dapat Vaksin Covid-19

Setelah kepala daerah menjadi pendonor plasma, paling tidak langkah ini akan diikuti pejabat publik di bawahnya seperti sekda, kepala dinas serta pejabat eselon lainnya.

“Harapannya seluruh ASN penyintas COVID-19 akan mengikuti,” ucapnya. 

Ketua Komunitas Pendonor Plasma Darah dr Ariani menjelaskan, terapi plasma darah dapat menjadi alternatif penyembuhan terbaik bagi pasien positif, di tengah belum ditemukannya obat COVID-19 dan vaksinasi yang saat ini baru saja mulai. 

Baca Juga: Evaluasi Prokes, Ridwan Kamil: Bekasi Paling Disiplin se-Jabar, Depok...

Terapi plasma darah dipakai dokter di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang. Berdasarkan penelitian, plasma darah dapat meningkatkan angka kesempuan pasien positif dengan derajat berat 95 persen sembuh, derajat kritis 59 persen sembuh. 

“Intinya semuanya masih dalam taraf penelitian, tapi menjanjikan di saat belum ada obat pasti,” kata Ariani. 

Penjelasan Ariani sekaligus membantah keraguan dari sebagian kalangan dokter yang mengatakan terapi plasma darah tidak efektif menolong pasien positif, bahkan sudah ditinggalkan negara maju seperti Inggris. 

Baca Juga: Ungkap Efek Samping Setelah Dua Kali Disuntik Vaksin Sinovac, Ridwan Kamil: Jujur...

Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Kovalesen oleh Wapres menunjukkan terapi ini efektif dan menjadi pilihan saat ini. 

“Jika memang tidak efektif sepertinya mustahil pemerintah lakukan ini. Terapi plasma kovalesen memang dalam taraf uji klinis di seluruh negara di dunia,” jelas Ariani.  

Menurut Ariani, saat ini minat penyintas COVID-19 untuk mendonorkan plasma darahnya masih rendah, sementara permintaan sangat tinggi. Sejak berdiri 25 Desember 2020, Komunitas Pendonor Plasma sudah memfasilitasi 241 penyintas. 

Baca Juga: Jabar Siapkan RS Darurat Covid-19 di Secapa Angkatan Darat Kota Bandung

Namun saat ini permintaan plasma darah terus meningkat, sementara tidak semua PMI melayani donor plasma darah.

Jika ada, tidak membuka pendaftaran secara sukarela tapi berdasarkan permintaan dari rumah sakit. Jika tidak ada permintaan, maka PMI tidak akan mencari pendonor. Di satu sisi, stok plasma darah antardaerah tidak merata.  

“Padahal sebetulnya antar-PMI dapat saling mengirim plasma darah jika ada kebutuhan,” ungkapnya.   

Baca Juga: Ganjar Pranowo Menyerukan Donor Plasma Konvaselen untuk Bantu Pasien Berjuang Hadapi Covid-19

Menurut Ariani, minat penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darahnya rendah disebabkan beberapa hal.

“Pertama karena mereka tidak tahu. Kedua, ada yang masih ogah untuk ke PMI. Kita tidak bisa memaksa, donor sifatnya hanya sukarela, apalagi kita kasih nomor hape penyintas tanpa izin,” katanya.  

Ketiga, stigma pun menjadi salah satu pertimbangan.

“Karena ada stigma ini penyintas banyak yang merasa malu atau tidak mau ditampilkan jika mendaftar (jadi pendonor plasma), nanti takut dikucilkan,” katanya. 

Baca Juga: Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani Direncanakan Terapi Plasma Konvalesen Secara Intensif

Rendahnya donor plasma pun dapat disebabkan banyak penyintas yang sebetulnya sudah bersedia jadi pendonor, tapi setelah dites kesehatan ternyata tidak memenuhi syarat. Contohnya, saat positif yang bersangkutan terkategori orang tanpa gejala, atau perempuan yang pernah hamil. 

“Perempuan yang pernah hamil itu punya antigen HLA dan HNA, kalau plasma darahnya didonorkan akan terjadi penolakan dari penerima,” jelas Ariani. 

Ariani menyambut baik ide bahwa kepala daerah dan pejabat publik penyintas COVID-19, mau mendonorkan plasma darahnya. 

“Baik banget itu. Pejabat publik bisa jadi influencer,” tutupnya.

Baca Juga: Obati Pasien Covid-19, PMI Kota Bandung Layani Donor Plasma Konvalesen

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm