Sejak hari pertama banjir melanda wilayah tempat tinggalnya, Desi baru sekali merasakan jatah dari dapur umum yang dibangun per masing-masing RT.
Selebihnya, hanya dapat jatah 3 bungkus mie instan dan 3 biji telur ayam untuk tiap rumah.
“Awalnya alasan karena logistik tidak dapat dibagikan, jadi dimasak sekalian dalam jumlah banyak untuk dimakan bersama-sama, tapi itu juga sempat satu hari aja,” tuturnya kepada Smart FM.
Pihaknya menyesalkan ketidakterbukaan pengurus RT dalam pembagian bantuan tersebut. Padahal menurutnya, semua warga berhak tahu dan dapat pembagian karena sama-sama terdampak.
Baca Juga: KKMSB Balikpapan Buka 7 Posko penggalangan Bantuan Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel
Ia khawatir logistik yang diberikan oleh donatur atau dari pemerintah justru disalahgunakan untuk kepentingan segelintir orang, yang justru merugikan warganya sendiri.
“Akhirnya kami bikin posko darurat sendiri kemarin (20/01), tapi itu juga hanya sehari karena gak ada dapat sama sekali,” tambahnya lagi.
Bantuan yang mereka dapat melalui posko pun menurut Desi, diserahkan oleh posko lain yang berbeda RT, yang mau berbagi kelebihan logistik yang mereka dapatkan dari donatur.