Banjir Belum Surut, Warga Harapkan Ketua RT Transparan Soal Logistik

22 Januari 2021 06:00 WIB
dapur umum darurat swadaya masyarakat di RT. 7, Komplek Cempaka Putih, Banjarmasin
dapur umum darurat swadaya masyarakat di RT. 7, Komplek Cempaka Putih, Banjarmasin ( Smart Banjarmasin/Eva Rizkiyana)

Banjarmasin, Sonora.ID – Bak sudah jatuh tertimpa tangga, banjir belum juga surut, namun sejumlah warga di salah satu RT di wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur mulai merasakan sulitnya akses logistik di tengah kepungan banjir.

Sudah berjalan satu minggu lebih, ketinggian air yang merendam seluruh jalan dan masuk ke rumah-rumah warga membuat mereka tak dapat sepenuhnya beraktivitas, salah satunya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tinggal di kawasan pusat kota dan dekat dengan pertokoan, bukan berarti mereka dapat dengan mudah keluar membeli logistik untuk rumah tangga. Selain tingginya air yang mencapai paha di jalan utama masuk perumahan, kondisi keuangan pun tak memungkinkan lagi untuk sepenuhnya membeli bahan makanan.

Baca Juga: BNPB Bagikan Buku Panduan Siaga Bencana Alam Secara Online

Apalagi banyak yang mengandalkan pendapatan harian yang otomatis tak dapat bekerja di tengah situasi seperti sekarang.

Praktis, mereka mengandalkan pasokan logistik yang dibagikan oleh masing-masing ketua RT yang diharapkan dapat membantu mengisi perut yang lapar.

Sayangnya, masih ada keluhan warga yang belum merasakan bantuan secara maksimal. Seperti yang dituturkan Desi (nama samaran), ibu rumah tangga di salah satu RT di kelurahan yang turut terendam di Kecamatan Banjarmasin Timur.

Sejak hari pertama banjir melanda wilayah tempat tinggalnya, Desi baru sekali merasakan jatah dari dapur umum yang dibangun per masing-masing RT.

Selebihnya, hanya dapat jatah 3 bungkus mie instan dan 3 biji telur ayam untuk tiap rumah.

“Awalnya alasan karena logistik tidak dapat dibagikan, jadi dimasak sekalian dalam jumlah banyak untuk dimakan bersama-sama, tapi itu juga sempat satu hari aja,” tuturnya kepada Smart FM.

Pihaknya menyesalkan ketidakterbukaan pengurus RT dalam pembagian bantuan tersebut. Padahal menurutnya, semua warga berhak tahu dan dapat pembagian karena sama-sama terdampak.

Baca Juga: KKMSB Balikpapan Buka 7 Posko penggalangan Bantuan Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel

Ia khawatir logistik yang diberikan oleh donatur atau dari pemerintah justru disalahgunakan untuk kepentingan segelintir orang, yang justru merugikan warganya sendiri.

“Akhirnya kami bikin posko darurat sendiri kemarin (20/01), tapi itu juga hanya sehari karena gak ada dapat sama sekali,” tambahnya lagi.

Bantuan yang mereka dapat melalui posko pun menurut Desi, diserahkan oleh posko lain yang berbeda RT, yang mau berbagi kelebihan logistik yang mereka dapatkan dari donatur.

Berbeda dengan yang dirasakan Desi, Winda, warga di lingkungan yang sama namun berbeda RT, malah mengapresiasi posko darurat yang didirikan.

Meski baru dibangun pada Senin (18/01) lalu, namun logistik mulai mengalir untuk warga di RT tersebut.

“Alhamdulillah pas dapat logistik, kami langsung buka dapur umum, warga bisa makan,” tuturnya.

Menurut Winda, posko akhirnya didirikan karena mulai sulitnya bahan makanan, di tengah akses keluar masuk perumahan yang semakin sulit karena ketinggian air. Apalagi pada puncak air pasang lalu, yang terus merendam rumah dan jalan.

Baca Juga: Banjir Disebut Karena Curah Hujan Tinggi, Simak Tanggapan WALHI Kalsel

“Mengandalkan nasi bungkus ransum dari posko di kecamatan, kami hanya dapat jatah 15-25 bungkus per RT, tentu gak cukup,” tambahnya yang saat ini tidak berpenghasilan karena terdampak PHK akibat pandemi CoVID-19.

Dengan adanya dapur umum di tiap RT, warga dapat saling bantu memenuhi kebutuhan hidup. Apalagi jika ada kelebihan bahan mentah ataupun nasi bungkus, tetap akan dibagikan ke RT-RT lain yang tidak mendirikan dapur umum.

“Gak sedikit yang mendatangi posko darurat di RT kami karena kelaparan, dan tidak punya bahan makanan lagi karena tidak dapat bekerja,” jelas Winda.

Pihaknya juga terus mengupayakan pasokan logistik untuk dapur umum tetap terpenuhi, setidaknya hingga banjir mulai mengering dan warga kembali dapat beraktivitas.

Seperti diketahui, satu pekan terakhir, sebagian besar kawasan Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Utara sangat terdampak banjir yang terjadi sejak Rabu (13/01) malam lalu.

Terutama di Banjarmasin Timur, yang belum menunjukkan tanda-tanda air surut secara signifikan, seperti di kawasan Gatot Soebroto, Sungai Lulut, Jalan Pramuka dan Komplek Cempaka Putih.

Sejumlah upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin, di antaranya dengan melakukan pengerukan dan pembuatan drainase baru di depan Pasar Kuripan, menyedot air dengan pipa panjang ke Sungai Martapura, hingga menjebol pos polisi di titik tersebut agar sungai dapat mengalir.

Yang terbaru, pada Sabtu (23/01) nanti, Pemerintah Kota Banjarmasin juga akan menghancurkan kios-kios pedagang yang berdiri di atas sungai di kawasan Pasar Kuripan, yang diduga kuat menjadi biang dari mampetnya saluran air di wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur.

Baca Juga: Pos Kesehatan di Pengungsian Banjir Kalsel Disebut Buka 24 Jam

 

 

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm