Makam raja-raja Demak itu terawat dengan baik karena adanya juru kuni yang selalu menjaga permakaman tersebut.
Di pemakaman itu, antara lain antara lain dikuburkan Pangeran Trenggono, Raden Patah, Syekh Maulana Maghribi, sampai dengan Arya Penangsang. Wisatawan bisa beristirahat di pendapa dan paseban yang menghadap permakaman jika mengunjungi objek daya wisata ini.
Makam Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga—atau kerap pula ditulis dengan ejaan Kalijogo—adalah salah seorang dari wali sanga yang kerap pula ditulis dengan ejaan wali songo.
Baca Juga: Menikmati Indahnya Karimunjawa, Wisata Pantai hingga Hutan Mangrove
Wali sanga atau wali sembilan itu dianggap sebagai tokoh sentral dalam catatan sejarah persebaran Islam di Pulau Jawa.
Kalijaga dianggap istimewa di antara kesembilan wali tersebut karena kental memanfaatkan tradisi Jawa dalam penyiaran agama baru di tanah yang sebelumnya telah mengenal agama Hindu dan Buddha.
Kalijaga lahir dengan nama Raden Said, putra Adipati Tuban. Meski lahir sebagai bangsawan di Tuban, ia dimakamkan di Demak, tepatnya di permakaman Kadilangu, Desa Kadilangu, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng). Makam salah satu dari wali sanga ini ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah setiap malam Jumat.
Makam Sunan Kalijaga tak akan sepi jika hari Kamis tiba. Dari pagi hingga malam makam tersebut selalu dipenuhi peziarah. Lantunan ayat-ayat Alquran dan doa terdengar dari berbagai sudut. Peziarah sebagian besar adalah para orangtua yang berasal dari berbagai kelompok pengajian.
Makam Syekh Abdullah Mudzakir
Makam Syekh Abdullah Mudzakir terletak di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), belakangan hari ini juga ramai didatangani wisatawan yang bermaksud melakukan wisata religius atau wisata ziarah ke Kabupaten Demak.
Menurut cerita rakyat, Syech Abdullah Mudzakir adalah seseorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Pesona Keindahan Pemandangan Goa Kreo yang Memanjakan Mata
Syekh Abdullah Mudzakir hidup antara 1900 hingga 1960-an. Ia berasal dari kampung Wringinjajar, Kecamatan Mranggen kemudian menetap dan menumbuhkan ajaran Islam di pesisir Pantai Sayung.
Namun, kondangnya makam Syekh Abdullah Mudzakir tak semata-mata karena kiprahnya dalam penyiaran Islam, melainkan karena makamnya terbilang unik.
Makam Syekh Abdullah Mudzakir kini terletak di tengah laut sehingga tak sedikit wisatawan yang menjuluki objek wisata ini sebagai makam terapung. Makam ini sejatinya berada di daratan seperti makam lainnya. Namun karena abrasi, maka daratan di sekitar makam tenggelam oleh air laut.