Bandung, Sonora.ID -BUMN yang tergabung dalam Klaster Industri Pertahanan telah menyelesaikan pelaksanaan Assessment GCG tahun Buku 2020. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan "Exit Meeting" BUMN Industri Pertahanan dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang digelar pada rentang waktu akhir April sampai dengan pekan pertama Mei 2021.
Dari rilis yang diterima Sonora Bandung, Exit Meeting digelar Senin (10/5) secara virtual oleh masing-masing BUMN Industri Pertahanan ini dihadiri oleh Pemegang Saham (Kementerian BUMN RI), Dewan Komisaris, Direksi, Sekretaris Perusahaan, Kepala SPI, serta Tim Counterpart.
Penerapan kebijakan tata Kelola perusahaan yang baik tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.
Tahun ini, BUMN Industri Pertahanan menggandeng BPKP sebagai asesor dalam pelaksanaan Assessment GCG Tahun Buku 2020 yang berlangsung sejak pertengahan Maret hingga Mei 2021.
Assessment GCG ini memakai enam parameter penilaian yang terdiri dari: Komitmen terhadap tata kelola yang baik serta berkelanjutan, Pemegang Saham dan RUPS, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, Dewan Direksi, Pengungkapan informasi dan transparansi, serta aspek lainnya.
Menurut Rina Moreta yang mewakili Pemegang Saham, "Exit Meeting" merupakan sarana para pemangku kebijakan untuk meninjau hasil Assessment GCG BUMN Industri Pertahanan di Tahun Buku 2020. Tata kelola perusahaan yang baik juga dapat menjadi patokan agar perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien.
“Assessment bersama BPKP ini sangat berguna untuk mengukur tata kelola perusahaan yang telah dijalankan perusahaan. Selain itu, assessment bersama ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi antar BUMN Industri Pertahanan sesuai dengan core values AKHLAK. Harapannya pada 2024 skor GCG untuk Klaster Indhan ada diangka 90,05,” ungkap Rina Moreta.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BPKP Jawa Barat Mulyana mengatakan bahwa hasil assessment GCG ini diharapkan menjadi media untuk melakukan pembenahan secara berkelanjutan.
“AOI harus ditindaklanjuti agar tata kelola perusahaan semakin baik dan kinerja perusahaan meningkat. Serta adanya keselarasan antara hasil KPI, Tingkat Kesehatan dan hasil assessment GCG,” ungkapnya.
Mulyana juga menggaris bawahi, dengan assessment 5 BUMN lingkup Industri Pertahanan dilakukan secara serentak, maka assessment tahun buku 2020 ini bisa menjadi base line dalam merancang capaian GCG yang lebih baik secara berkesinambungan di masa yang akan datang di Holding Industri Pertahanan.
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Keuangan dan Administrasi PT Pindad (Persero) Wildan Arief yang ditunjuk sebagai Koordinator Program Bersama Bidang GCG BUMN Industri Pertahanan. Menurutnya, tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan merupakan salah satu prasyarat agar iklim bisnis bisa semakin maju dan berkembang.
“Pelaksanaan assessment GCG BUMN Industri Pertahanan bersama BPKP ini sebagai bentuk kolaborasi menyambut terbentuknya Holding BUMN Industri Pertahanan yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Selain itu, Kerjasama dengan BPKP ini juga sebagai bekal untuk para counterpart dalam melaksanakan self assessment di tahun berikutnya sehingga parameter yang digunakan seragam,” terang Wildan Arif.
Saat ini, Klaster BUMN Industri Pertahanan tengah memasuki persiapan akhir menjadi Holding dengan brand DEFEND ID (Defence Industry Indonesia). PT Len Industri (Persero) ditunjuk sebagai leader yang beranggotakan PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Pal Indonesia (Persero).
Memiliki visi menjadi industri pertahanan nasional yang maju, kuat, mandiri, berdaya saing dan terkemuka di pasar Global, Holding BUMN Industri Pertahanan ini ditargetkan rampung di Quartal 3 tahun 2021 ini.