Staf Khusus Kemenhub RI Otto Ardianto mengatakan, sebelum pandemi laju pertumbuhan transportasi dan pergudangan sampai 5 persen.
Namun saat pandemi turun cukup besar, seperti sektor transportasi turun hingga 31 persen. Sehingga, kedepan, kata dia, perlu ada solusi untuk mempercepat sektor transportasi logistik ini, terutama pasca pandemi.
Dia pun menekankan, pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur tapi membangun integrasi antar moda sehingga bisa terhubung.
Walaupun kebutuhan investasi sektor transportasi mencapai Rp1.300 triliun. Sementara akibat pandemi menyebabkan dana hanya terealisasi sekitar Rp266 triliun, sehingga dibutuhkan skema pembiayaan lainnya.
Baca Juga: Ekonomi Digital Indonesia Diprediksi Meningkat di Tahun 2025
Direktur Utama PT PII Wahid Sutopo mengatakan, kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia menurut data yang ada mencapai Rp4.700 triliun. Namun pemerintah tidak mungkin memenuhi kebutuhan itu sendiri sehingga diperlukan skema pembiayaan lainnya.
Saat ini, kata dia, PII terlibat dalam 12 proyek, salah satunya pada proyek logistik dan transportasi dengan nilai Rp116 triliun. Keterlibatan pada pembangunan tol, karena akses tol ini akan memberi dampak cukup besar dan efisiensi bagi masyarakat.
"Seperti tol Cileunyi-Tasik walaupun investasinya Rp50 triliun, tapi ini akan memberi akses lebih luas untuk wilayah selatan Jawa Barat," ujarnya.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Bisnis dan Ekonomi Unpad Ina Primiana mengatakan, jalur logistik saat ini lebih banyak di bagian barat. Ada jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan lainnya seperti Tanjung priok dan Bandara Soekarno Hatta.
"Sementara ekspor terbesar selama ini dari Jabar, misalnya pada Juni 2021 tumbuh 15 persen. Sehingga sangat penting Jabar punya pelabuhan sendiri. Kita juga harus memperhatikan Jabar bagian timur, karena ternyata lengkap juga di sana. Apalagi industri pengolahan bisa tumbuh sampai 41 persen, sementrara transportasi dan pergudangan hanya tumbuh 5%," katanya.
Baca Juga: Pemkot Bandung Uji Coba Pembukaan Pusat Perbelanjaan dengan Prokes Ketat