Sonora.ID - Taliban kini menjadi perbincangan dunia setelah pihaknya berhasil menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan beberapa waktu lalu.
Taliban yang merupakan kelompok fundamentalis tersebut ternyata turut mengucapkan selamat hari raya kemerdekaan Republik Indonesia, Selasa 17 Agustus 2021.
Melansir Kompas.com, "Taliban" memiliki arti "pelajar" dalam bahasa Pashto. Hal ini merujuk pada anggota kelompok yang pernah belajar di bawah Mullah Omar.
Baca Juga: Rayakan Hari Kemerdekaan, Pondok Pesantren Tahfizul Quran Darul Inqilabi Gelar Upacara Bendera
Sementara itu, Mullah Omar merupakan pendiri Taliban yang merupakan komandan pasukan mujahidin untuk mendorong Uni Soviet keluar dari Afghanistan pada 1989.
Taliban pertama kali lahir pada 1994 tak lepas dari ketidakstabilan politik dalam negeri setelah penarikan Uni Soviet.
Seketika itu, Mullah Omar membentuk Taliban dengan 50 pengikutnya untuk menentang ketidakstabilan, korupsi, dan kejahatan di Afghanistan.
Saat itu, kelompok Taliban berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan, serta menegakkan syariah atau hukum Islam versi mereka setelah berkuasa.
Dalam waktu dua tahun, yakni di tahun 1996, Taliban memperluas pengaruh mereka dan merebut Kabul, ketika rakyat kecewa dengan ketidakstabilan negara.
Mereka juga sukses menggulingkan Presiden Afghanistan saat itu Burhanuddin Rabbani yang dikenal sebagai salah satu bapak pendiri mujahidin Afghanistan dan penentang pendudukan Soviet.
Baca Juga: Pemerintah Ijinkan Aktivitas Olahraga dan Tingkatkan Kapasitas Rumah Ibadah Hingga 50%
Kemudian pada 1998, Taliban berhasil menguasai 90 persen wilayah Afghanistan. Penduduk Afghanistan yang lelah dengan adanya perang saudara setelah penarikan Soviet, umumnya menyambut Taliban saat muncul sebagai penguasa.
Popularitas awal Taliban disebabkan oleh keberhasilan mereka dalam memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalanan di bawah kendali mereka.
Di satu sisi, Taliban melarang televisi, musik dan bioskop, melarang anak perempuan berusia 10 tahun ke atas pergi ke sekolah, dan memaksa perempuan untuk mengenakan burqa.
Kucuran dana Taliban
Taliban sangat bergantung pada perdagangan narkoba ilegal Afghanistan untuk pendanaan. Kelompok tersebut mengenakan pajak pada petani opium dan produsen heroin yang bekerja di wilayah kekuasaannya.
Taliban juga mengenakan pajak pada bisnis, keuntungan dari perdagangan bahan bakar di daerah perbatasan di bawah pengaruh mereka, dan mengoperasikan tambang ilegal di negara itu.
Kelompok ini disebut menerima dana dari para pendukungnya di Pakistan dan Teluk. Peneliti North Atlantic Treaty Organization memperkirakan, Taliban bisa mengumpulkan sebanyak USD 1,6 miliar per tahunnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapakah Taliban, Kelompok yang Mengambil Alih Kekuasaan Afghanistan?"