Palembang, Sonora.ID – Merespon keluhan masyarakat mengenai hasil tes PCR yang lama, dimana harus ke Palembang terlebih dahulu dan membutuhkan biaya yang mahal, Walikota Prabumulih Ir. H. Ridho Yahya, MM berinisiatif membuat laboratorium tes PCR yang berada di RSUD Kota Prabumulih.
Kepada Sonora (19/08/2021) dirinya menceritakan rencana dan perkembangannya.
“PCR adalah tes yang mantab. Dulu pake rapid, ternyata tidak diakui, kemudian pakai genose juga berubah lagi, lalu rapid test zaman dulu, tidak diakui lagi. PCR sepertinya mantab, karena naik pesawat harus PCR, ke mall harus PCR, semua pakai PCR. Dengan ini pemerintah memantabkan PCR, baru bisa bergerak,” ujarnya.
Baca Juga: Rentan Terpapar Covid-19, Ibu Hamil di Palembang Mulai Disuntik Vaksin
Tes PCR selama ini harus ke Palembang, di sana pun harus menunggu. Yang tersedia hanya beberapa tempat seperti di RSMH, RS. Pusri.
“Saya khawatir warga saya, warga Prabumulih, warga tetangga seperti Pali, Muaraenim, kasihan mereka harus ke Palembang yang jauh, belum lagi antrian yang panjang,” katanya.
Oleh sebab itu, dirinya memasukkan ke anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membeli alat PCR ini. Alatnya tidak tanggung-tanggung, ia memilih yang paling bagus.
“Alhamdulillah alatnya juga digunakan di Amerika, jadi benar-benar bagus,” ujarnya.
Saat ini pihaknya tengah merenovasi ruang laboratorium tes PCR dan mendapatkan revisi langsung dari BBLK mulai dari pemasangan hingga beroperasinya nanti.
“Bila sudah beroperasi nanti bisa dengan sistem drive thru, jadi pasien cukup di mobil saja pengambilan sampelnya tanpa harus turun dari kendaraan. Selain itu hasilnya bisa diketahui lewat online,” tandasnya.
Dirinya menargetkan hasil pemeriksaan nanti bisa diketahui hanya dalam waktu 3 jam saja. mudah-mudahan dalam seminggu atau sepuluh hari kedepan, laboratorium tes PCR ini sudah bisa beroperasi dan bisa melayani masyarakat Prabumulih dan sekitar.
“Saya tidak mau yang 1×24 jam, tapi 1 x 3 jam hasilnya sudah keluar. Biayanya merujuk petunjuk dari Presiden sebesar 550 ribu. Yang paling murah kan 750 ribu, bila ada subsidi media untuk tesnya bisa ditekan lagi. Kualitas pasti terjamin karena disupervisi langsung dari BBLK,“ ujarnya.
Selain pembangunan laboratorium tes PCR, Pemerintah Kota Prabumulih saat ini sedang mempelopori vaksin untuk wanita hamil.
Selama ini vaksinasi lebih difokuskan kepada para guru yang berhubungan dengan masyarakat. padahal wanita hamil lebih beresiko terpapar covid begitupun dengan janin yang dikandungnya.
“Bila divaksin maka dapat menyelamatkan dua hingga tiga nyawa sekaligus. Kami jadi pelopor pertama program ini, bekerja sama dengan Obgin Sumsel, akan dicanangkan bebarengan dengan peresmian laboratorium PCR,“ tukasnya.
Program vaksinasi di kota Prabumulih untuk masyarakat umum hingga kini masih terus berjalan, hanya saja ketersedian stok vaksin yang kurang.
Oleh sebab itu dirinya meminta kepada Gubernur dan juga pemerintah pusat untuk menambah stok vaksin terutama untuk masyarakat Prabumulih.
“Masyarakat sudah merespon sangat baik tentang vaksin ini, mereka bertanya kapan bisa vaksin. Saya kalau subuh kan menerima warga, tadi ada dua kelompok yang bertanya soal vaksin, kami bagian dari falting lampu dan berhubungan dengan masyarakat pak, ada 10 orang, bertanya bagaimana bisa dapat vaksin pak? langsung saya acc. Jadi mereka punya kesadaran sendiri untuk mendaptakan imun diri,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki data perihal orang yang meninggal karena covid. Data orang yang meninggal di Prabumulih dari tahun 2008 hingga Juni 2021 ada. Yang tertinggi adalah 120 orang, dan di bulan Juli ada kenaikan 175 orang, tapi dibulan Agustus 150 orang.
“Saya punya data nama, umur dan alamat. Saya ingin prokes adalah hal utama, mohon semua aktifitas tetap jaga prokes. Saya ingin menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan masalah. Itu keinginan kita,” ujarnya.