Sonora ID - Kinerja keuangan big four Indonesia pada kuartal-III 2021 membuat investor girang. Pasalnya laba bank-bank jawara Indonesia melesat sampai puluhan persen dibanding tahun lalu.
Banyak yang akhirnya mengaitkan bahwa dengan kinerja perbankan yang apik saat ini sebagai sinyal pemulihan ekonomi Indonesia yang semakin nyata. Apakah benar demikian? Lantas bank apa yang memiliki kinerja terbaik di kuartal-III 2021?
9M2021 (miliar Rp) | ||||
Pendapatan Bunga Bersih | 42.156 | 71.690 | 53.316 | 28,698 |
Yoy % | 3,3% | 27,9% | 26,5% | 17,6% |
Laba Sebelum Biaya Provisi (PPOP) | 36.422 | 55.723 | 43.832 | 23.547 |
Yoy % | 7,7% | 39,9% | 26,5% | 21% |
Beban Provisi | 7.649 | 30.370 | 16.439 | 13.798 |
Yoy % | -16,2% | 56,6% | 4,7% | 1,5% |
Laba Bersih | 23.199 | 19.070 | 19.229 | 7.746 |
Yoy % | 15,8% | 34,7% | 37,1% | 79,3% |
NIM | 5,2% | 6,95% | 5,03% | 4,8% |
Vs yoy | 5,8% | 5,64% | 5,05% | 4,3% |
ROE | 18,7% | 13,62% | 13,31% | 10,3% |
Vs yoy | 16,9% | 10,81% | 13,22% | 5,4% |
Kredit bermasalah (NPL) | 2,4% | 3,28% | 2,96% | 3,8% |
Vs yoy | 1,9% | 3,12% | 3,08% | 3,6% |
Baca Juga: Pernah Terjadi di Indonesia, Ini yang Akan Terjadi Jika Semua Nasabah Mengambil Uangnya Di Bank
Kualitas Aset Solid, Laba BCA Tumbuh 15,8%
Pendapatan bunga bersih BBCA bertumbuh 3,3% dari tahun ke tahun (year-on-year/yoy) pada sembilan bulan tahun 2021 (Januari September/9M2021) menjadi Rp 42,2 triliun.
Beban provisi BBCA turun 16,2% yoy menjadi salah satu faktor pertumbuhan laba bersih BBCA pada 9M2021 sebesar 15,8% yoy menjadi Rp 23,19 triliun.
Kredit bermasalah (NPL) BBCA pada 9M2021 sebesar 2,4%, naik dari 9M2020 sebesar 1,9%. Walaupun naik, tingkat NPL BBCA jadi terendah di antara para bank besar lainnya.
BBCA melakukan aksi pemecahan saham atau stock split pada tanggal 12 Oktober 2021 agar semakin menjangkau investor. Aksi ini disambut baik oleh investor bahakan sempat membawa BBCA mencapai nilai pasar Rp 1.000 triliun.
BBCA resmi merilis aplikasi bank digitalnya pada awal Juli 2021 lalu setelah sebelumnya BBCA telah mengakuisisi Bank Royal Indonesia dan diganti nama menjadi Bank Digital BCA atau yang lebih dikenal dengan platform ‘Blu’.
Blu (BCA Digital) memiliki 215 ribu pengguna yang 30%nya merupakan pelanggan dari Bank BCA. Hingga kuartal ketiga 2021, Blu telah menghimpun dana Rp 800 miliar. Jumah ini setara dengan Rp 4 juta/akun, dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 100 ribu/hari.
BBCA kami rekomendasikan dibeli untuk jangka panjang melihat potensi pertumbuhan bank milik Djarum ini kedepan. Selain itu rasio-rasio perbankan BBCA mengungguli bank besar lainnya sehingga bisa dibilang kokoh secara fundamental.
Sebagai investor, kita juga perlu memperhatikan pembagian dividen perusahaan, apalagi jika untuk investasi jangka panjang. BBCA adalah emiten yang ‘gak pelit’ bagi dividen. BBCA membagikan dividen dua kali dalam setahun. Sehingga saham ini sangat lovable bagi para investor.
Baca Juga: 3 Kunci yang Harus Industri Perbankan Miliki Guna Lindungi Nasabah
PPOP BBRI Terdepan Diantara Big 4
BBRI berhasil memperoleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp 71,69 triliun pada sembilan bulan tahun 2021 (Januari-September/9M2021), tumbuh 27,9% dari yoy. Pertumbuhan pendapatan BBRI jadi yang tertinggi diantara tiga bank besar lainnya.
Walaupun beban provisi atau pencadangan BBRI meningkat 56,6%, pertumbuhan laba bersih BBRI masih terjaga 34,7%. NIM BRI pada 9M2021 sebesar 6,95%, tumbuh dari 9M2020 5,64%.
Sementara itu, kredit bermasalah BRI meningkat menjadi 3,28% dari 3,12%, namun angka tersebut masih di atas batas aman BI sebesar 5%. Sehingga kualitas aset BBRI masih baik.
BBRI berhasil melaksanakan serangkaian aksi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/right issue) untuk menyerap dana masyarakat sekaligus membentuk holding dengan menjadi pemilik Pegadaian dan PNM (PT Permodalan Nasional Madani).
Emtrade merekomendasikan Buy BBRI untuk investasi jangka panjang melihat pertumbuhan yang bisa dicapai BRI di masa depan dari ekosistem ultra mikro.
Potensi unbanked yang besar di segmen ultra mikro diharapkan dapat dioptimalisasi oleh BRI. Hadirnya BRILink dan SuperApp ultra mikro yang nantinya dibangun bisa menjadi salah satu kunci pertubuhan BRI di masa depan.
Baca Juga: Bagaimana Perlindungan yang Tepat bagi Nasabah Perbankan di Era Digital?
BMRI
Pendapatan bunga bersih BBRI bertumbuh 26,5% yoy pada 9M2021 menjadi Rp 53,32 triliun.
Beban provisi atau pencadangan BMRI meningkat 4,7% yoy, namun pertumbuhan laba bersih masih terjaga 37,1% yoy. NIM BRI pada 9M2021 stabil dengan pencapaian sebesar 5,03%, turun tipis dari 9M2020 sebesar 5,05%. NPL BMRI pada 9M2021 sebesar 2,96%, turun dari 9M2020 sebesar 3,08%.
BMRI serius menggarap digitalisasi dengan terus mengembangkan SuperApp LIvin. Saat ini pertumbuhan transaksi digital BMRI tercatat meningkat 62% yoy menjadi 696,2 juta transaksi dengan nilai Rp 1.152,5 triliun, meningkat 55,8% yoy.
Mandiri berencana launching QR Payment untuk pedagang UMKM dan sistem paylater di kuartal 3 dan 4 2021 untuk mendukung fasilitas layanan digitalnya.
Pada 2021 BMRI menganggarkan Rp 2 triliun belanja modal (capex) dimana 80% atau setara Rp 1.6 triliun akan dialokasikan untuk pengembangan dan penguatan digital banking.
Emtrade merekomendasikan BMRI untuk investasi jangka panjang karena potensi pertumbuhan kinerja saat ekonomi Indonesia mulai pulih.
Baca Juga: Peranan LPS dan Industri Perbankan Menjaga Kepercayaan dan Perlindungan Nasabah di Era Digital
BBNI
BBNI jadi bank yang mencatatkan pertumbuhan laba fantastis dengan pencapaian 79,3% yoy. Pencapaian luar biasa ini berkat pendapatan bunga bersih BBNI bertumbuh 17,6% yoy pada 9M2021 menjadi Rp 28,7 triliun.
Transformasi digital jadi kunci pertumbuan NIM BBNI pada 9M2021 menjadi 4,8% dani 4,3% pada 9M2020 karena naiknmembuatya himpunan dana murah (CASA)naik. CASA BBNI per September 2021 mencapai Rp 465,7 trilun, naik 8% yoy.
Saat ini pertumbuhan transaksi digital BMRI tercatat meningkat 43,5% yoy menjadi 333 juta transaksi dengan nilai Rp 492 triliun, meningkat 25,5% yoy.
BBNI berencana mengakuisisi Bank Mayora untuk membentuk bank digital dibawah bisnis BBNI. Aksi korporasi tersebut merupakan kerjasama antara BBNI dan Sea Limited Singapore yang merupakan perusahaan holding yang berfokus pada digital bisnis. Saat ini Sea Limited memiliki beberapa lini bisnis seperti Garena yang berfokus pada e-sport, Shopee salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, serta SeaMoney layanan keuangan dan pembayaran digital.
Dengan kerjasama tersebut, bank digital dari BBNI berpotensi menjadi salah satu ekosistem bank digital Sea Group yang saat ini memiliki bisnis yang cukup luas.
Emtrade merekomendasikan BMRI untuk investasi jangka panjang karena potensi pertumbuhan kinerja saat ekonomi Indonesia mulai pulih.
Baca Juga: OJK: Kinerja Perbankan di Sulsel Tumbuh Positif
Bagaimana strategi selengkapnya?
Klik di sini analisis & strategi saham BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI
Analisis dan strategi khusus user VIP. Klik di sini untuk upgrade ke VIP dan dapatkan full access.
-FR-