Untuk keberhasilan program tersebut, memerlukan: 1) Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting antara Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Agama (Kemenag) untuk tercapainya target nasional prevalensi Stunting sebesar 14% pada tahun 2024,
2) Tersedianya layanan Intervensi Spesifik, dan 3) Tersedianya layanan Intervensi Sensitif pada Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin.
Hari ini rabu 29 Desember 2021 saat Launching Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah di pendopo Merbabu Kabupaten Boyolali yang di hadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan tamu undangan lainnya. Kegiatan ini Merupakan Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin ini, Saat ditemui, Ganjar mengatakan “program BKKBN cukup bagus karena bisa medeteksi lebih awal calon pengantin 3 bulan sebelum menikah, pokoknya top dechh yang belum rabi ndang rabi ”
Dalam sambutannya Kepala BKKBN , Hasto Wardoyo berharap melalui Program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah ini dapat berkontribusi sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Kami mohon untuk ikut bersama-sama berkoordinasi, bersinergi dan berkolaborasi dalam mendukung program ini.
BKKBN sangat mengharapkan kerjasama dan keterlibatan aktif dari seluruh pihak untuk bersama-sama mewujudkan penduduk Indonesia yang berkualitas melalui upaya percepatan penurunan stunting sehingga target penurunan stunting menjadi 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai.
Baca Juga: Optimalkan Penegakan Hukum Pajak, Kanwil DJP Jateng II Berikan Edukasi Bagi Wajib Pajak di Solo Raya