Ada yang mereka terpaksa bekerja serabutan, ada yang sebagai cleaning service, pagi malam mereka bergantian tidur dengan temannya antara yang kerja pagi dan malam, miris sekali kondisinya," ucapnya.
Sesampainya di Turki, korban dijanjikan membuat visa kerja, namun hanya mendapat visa holiday karena visa holiday sudah habis maka klien kami mencari ikamet sendiri dengan biaya pribadi.
Para korban menuturkan, sesampainya di Turki kondisinya sangat memprihatinkan.
Sejumlah PMI yang diduga tertipu agen ilegal tersebut dipekerjakan tanpa kontrak, sesampainya di Turki mereka baru dicarikan pekerjaan tanpa kontrak yang jelas hingga kabur.
"Beberapa PMI yang mengadu kepada kami tidak bekerja dan selalu mendapatkan intimidasi maupun ancaman-ancaman sesuai dengan alat bukti dan barang bukti yang kami miliki," terangnya.
Selain itu, menurut keterangan beberapa korban, Putu dalam tekanan terlapor, dimana terlapor mensyaratkan dengan perjanjian bahwa terlapor akan memulangkan korban.
Syaratnya, korban harus membuat pernyataan, tidak akan mempersoalkan terlapor atau melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib di Bali atau ke polisi.
"Otomatis mereka bekerja tanpa kontrak jelas dan si penerima kerja juga memperlakukan mereka tidak manusiawi dengan gaji di bawah standar. Akhirnya mereka kabur karena tidak betah.
Ketika mereka kabur, selesai sudah tanggung jawab terlapor SARR Cs itu, dan itu yang mereka inginkan lalu merekrut lagi," paparnya.
Untuk diketahui, beredar video memperlihatkan 25 warga Bali yang terkatung-katung di Turki seperti gelandangan.
Dalam video tersebut, memperlihatkan bagaimana kondisi tempat tinggal dari 25 warga Bali yang berada di Turki tersebut.
Pada video pertama, Rabu 9 Maret 2022, memperlihatkan tempat yang kecil tak cukup untuk ditinggali 25 orang.
Seorang yang merekam video tersebut berjalan memperlihatkan bagaimana kecilnya ruangan tersebut.
Tempat tersebut diketahui memiliki dua ruangan yang berbentuk persegi panjang.
Di kamar pertama, terdapat dua orang, dimana satu orangnya tertidur menggunakan selimut.
Mereka mengaku tidak bisa tidur lantaran berdesak-desakan akibat kecilnya ruangan yang ditempati.
Bahkan, salah seorang dalam video tersebut pun mengalah, memberikan kesempatan tidur bagi mereka yang bekerja pagi keesokan harinya.