Meski terancam mati, Rushdie terus menulis, ia memproduksi Imaginary Homelands (1991), kumpulan esai dan kritik; novel anak-anak Haroun and the Sea of Stories (1990); kumpulan cerpen Timur, Barat (1994); dan novel The Moor's Last Sigh (1995).
Pada tahun 1998 Mohammad Khatami membuat komitmen publik untuk tidak mendukung atau menghalangi pembunuhan Rushdie, dalam upaya untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Inggris.
Setelah kembali ke kehidupan publik, Rushdie menerbitkan novel The Ground Beneath Her Feet (1999) dan Fury (2001).
Namun pada tahun 2005 pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan kembali hukuman mati.
Dikutip dari greelane.com, Al Qaeda juga memasukkannya ke dalam daftar sasaran bersama beberapa tokoh sastra dan media yang diklaim menghina Islam.
Salman Rushdie sempat menggunakan nama Joseph Anton saat bersembunyi.
Setiap tahun pada tanggal 14 Februari, Salman Rushdie menerima peringatan dari Iran bahwa dia masih hidup di bawah hukuman mati yang pertama kali dijatuhkan oleh Ayatollah Khomeini pada tahun 1989.
Baca Juga: 5 Kota Sumber Maksiat dan Dosa di Dunia yang Jadi Sarang Iblis: Ada yang dari Negara Islam!
Biodata Salman Rushdie
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil dan Biodata Salman Rushdie, Penulis Novel Ayat-ayat Setan yang Ditikam saat di New York