Sonora.ID – Berikut ini profil dan biodata dari Salman Rushdie, penulis novel Ayat-ayat Setan, yang ditikam oleh seseorang tak dikenal di New York.
Salman Rushdie menjadi penulis kontroversial karena novel Ayat-ayat Setan dikecam oleh publik khususnya umat muslim di dunia. Karyanya bahkan dilarang beredar di Iran sejak 1988.
Penulis kontroversial Salman Rushdie ditikam saat dirinya menjadi seorang pembicara di sebuah acara di New York, pada Jumat (12/8/2022).
Menurut laporan dari The Guardian, Salman ditikam oleh sosok pria yang mengenakan masker hitam.
Baca Juga: 7 Film tentang Kemerdekaan Indonesia, Perjuangan Pahlawan Sebelum Indonesia Merdeka!
Pria itu menikam tubuh Salman beberapa kali sehingga membuat sejumlah luka di bagian perut dan leher Salman Rushdie.
Salman Rushdie kemudian diterbangkan ke rumah sakit dan menjalani operasi.
Berikut ini adalah profil dari Salman Rushdie yang Sonora.ID rangkum dari berbagai sumber:
Profil Salman Rushdie
Salman Rushdie adalah penulis keturunan Inggris-India yang lahir di Mumbai, India, pada 19 Juni 1947, yang berarti usianya saat ini 75 tahun.
Ia belajar di Rugby School dan University of Cambridge hingga menerima gelar MA di sana, tepatnya pada 1968.
Setelahnya, ia bekerja di London pada era 1970-an, sebagai copywriter iklan di Ogilvy & Mather.
Ia kemudian mulai menulis novel pertama yang terbit berjudul Grimus pada 1975.
Ia merupakan sastrawan penting di akhir abad ke-20 yang dikenal dengan gaya tulisan campuran unik, yakni antara sejarah dan realisme magis.
Sebanyak 13 bukunya pernah memenangkan sejumlah penghargaan. Di antaranya, Booker Prize untuk Midnight's Children pada 1981 dan Booker of Bookers untuk novelnya pada tahun 1993.
Di tahun 1988, ia membuat geger dunia karena novel The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan yang ia tulis. Penerbitan novel itu membuat banyak orang marah, terumata umat Islam.
Isi Novel itu dianggap sebagai pelecehan dan menghujat Nabi Muhammad, Nabi umat Islam.
Dari penulisan buku ini, Salman Rushdie seringkali menerima kecaman keras dari banyak umat Muslim. Berbagai otoritas muslim, salah satunya Ayatollah Khomeni (pemimpin Iran), pun menyerukan agar Rushdie dibunuh karena tulisannya dinilai menyesatkan.
Ia pun harus bersembunyi selama bertahun-tahun dan berpindah-pindah tempat.
Meski terancam mati, Rushdie terus menulis, ia memproduksi Imaginary Homelands (1991), kumpulan esai dan kritik; novel anak-anak Haroun and the Sea of Stories (1990); kumpulan cerpen Timur, Barat (1994); dan novel The Moor's Last Sigh (1995).
Pada tahun 1998 Mohammad Khatami membuat komitmen publik untuk tidak mendukung atau menghalangi pembunuhan Rushdie, dalam upaya untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Inggris.
Setelah kembali ke kehidupan publik, Rushdie menerbitkan novel The Ground Beneath Her Feet (1999) dan Fury (2001).
Namun pada tahun 2005 pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan kembali hukuman mati.
Dikutip dari greelane.com, Al Qaeda juga memasukkannya ke dalam daftar sasaran bersama beberapa tokoh sastra dan media yang diklaim menghina Islam.
Salman Rushdie sempat menggunakan nama Joseph Anton saat bersembunyi.
Setiap tahun pada tanggal 14 Februari, Salman Rushdie menerima peringatan dari Iran bahwa dia masih hidup di bawah hukuman mati yang pertama kali dijatuhkan oleh Ayatollah Khomeini pada tahun 1989.
Baca Juga: 5 Kota Sumber Maksiat dan Dosa di Dunia yang Jadi Sarang Iblis: Ada yang dari Negara Islam!
Biodata Salman Rushdie
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil dan Biodata Salman Rushdie, Penulis Novel Ayat-ayat Setan yang Ditikam saat di New York