Hanya dengan bermodalkan 150 juta rupiah hasil pinjaman dari sebuah bank, usahanya tersebut terbilang sukses karena langsung mendapatkan pesanan jumlah besar dari Italia.
Walaupun keberuntungan seakan sedang berpihak kepada Chairul dan perusahaannya tersebut, nyatanya terdapat sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Pada akhirnya, perbedaan pandangan dan lain hal, Chairul memutuskan untuk berpisah dengan ketiga rekannya yang selama ini sudah bersama-sama membangun bisnis sepatu ekspor tersebut dan mulai membangun usahanya sendiri.
Baca Juga: 5 Bos Miliarder Dunia yang Dipecat dari Perusahaan Sendiri, Kok Bisa?
Sejarah CT corp
Selain memiliki kepiawaian dan naluri yang baik dalam bidang bisnis, Chairul juga merupakan pria yang memiliki relasi sangat luas.
Ayah dari dua orang anak ini tidak memilih-milih dengan siapa ia menjalin relasi.
Mulai dari kalangan atas, hingga para pekerja – pekerja kelas bawah yang mungkin banyak orang menganggap mereka tidak ‘selevel’ dengan seorang Chairul Tanjung.
Dengan keahlian yang dimilikinya dan luasnya relasi dari Chairul, kesuksesan pun perlahan datang.
Chairul kemudian mendirikan Para Group yang memiliki sebuah perusahaan ‘payung’ bernama Para Inti Holdindo.
Chairul pun berusaha memusatkan bisnisnya pada tiga sektor yaitu keuangan (finansial), multimedia dan properti.
Untuk mengorganisir sektor keuangan, Chairul memiliki anak perusahaan bernama Para Global Investindo.
Dalam sektor multimedia dan investasi, ia mendirikan Para Inti Investindo. Sedangkan untuk sektor properti, ia mendirikan Para Inti Propertindo.
Dalam menjalankan usahanya, Chairul lebih gemar melakukan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan lain dibanding membangunnya dari awal.
Salah satu akuisisi dari Chairul yang paling terkenal adalah Bank Karman yang kemudian diubah namanya menjadi Bank Mega.
Selain itu, ia juga membeli sebagian besar saham dari Carefour Indonesia sebesar 40% melalui perusahaannya yang bernama Trans Corp.
Pembelian itu diresmikan pada bulan Maret 2010. Penandatanganan penjualan saham tersebut bahkan tidak dilakukan di Indonesia melainkan di Prancis.
Berselang satu tahun kemudian, pada 1 Desember 2011, Chairul merubah nama Para Group menjadi CT Corp yang dikenal sekarang ini. CT Corp sendiri terdiri dari tiga perusahaan anak yaitu Mega Corp, CT Global Resources, dan Trans Corp atau Trans TV.
Baca Juga: Punya Privilege Melebihi Sultan, 7 Anak Petinggi Dunia Pilih Bekerja Jadi Pelayan
Titik Puncak Kesuksesan
Saat ini, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang keuangan, di antaranya Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.
Ia juga memegang perusahaan Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
CT Corp juga memiliki Bandung Supermall yang kini berubah menjadi Trans Studio Mall yang diluncurkan sebagai Central Business District pada 1999 dengan luas 3 hektar dan menghabiskan dana Rp 99 miliar.
Dalam usaha mengembangkan sayapnya di dunia penyiaran dan multimedia, ia memiliki Trans TV, Trans7, Mahagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Sedangkan dalam bidang bisnis dan investasi, perusahaannya membeli sebagian besar saham Carrefour Indonesia sebesar 40% melalui panandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Perkembangan bisnisnya yang semakin menanjak tidak lepas dari usahanya berjejaring dengan berbagai kalangan.
Kepiawaiannya dalam berjejaring dengan berbagai kalangan, membuatnya berhasil dalam menemukan mitra-mitra kerja yang handal.
Dalam melakukan kerjasama, ia tidak enggan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan kecil sekalipun.
Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Baca Juga: 10 Orang Paling Kaya di Indonesia Versi Forbes 2022, Ada Raffi Ahmad?