Lembayung menyapa begitu lunglai
Seakan tahu sendu hatiku
Ku dekap erat cakrawala
Menceritakan semua rindu
Akara mulai hilang
Di tengah-tengah kegelapan
Tapi derai kerinduan
Masih terbelenggu hingga fajar
7. Puisi Patah Hati
Tentang Tanda Tanya (Irma Arifah)
Di serpihan waktu aku mengejarmu
Tak kutemukan konsonan yang menjadikan vokal mati gaya
Ketika jeda dan intonasi saling mengintai di antara frasa dan klausa
Namun, ku tersandung mendung
Di antara titik dan koma
Yang sulit ku interpretasi maksudnya.
Bayangan Luka Karenamu (Agus Sanjaya)
Hujan malam menerpa
Menetes di sela jendela
Suram menepi ke jiwa
Hidup seolah tak bahagia
Aku tak ingin rindu
Meski sesak di dadaku
Dunia penuh bayangmu
Menghantui setiap waktu
Rasa ini terlalu dalam
Terasa sulit untuk diredam
Langitku semakin suram
Hanya tersisa cerita kelam
Kucoba memejamkan mata
Melupakan semua yang ada
Tak usah lagi mengingatnya
Membuatku semakin terluka
Malam Masih Panjang (Andhika Ekwan)
Malam masih panjang
Ada derai air mata
Yang harus di pendam
Malam masih panjang
Sambil duduk kuhitung
Sudah banyak umpatan yang kau ucap
Malam masih panjang
Aku ingin tinggi tak sadarkan diri
Sampai pagi menjelang
Malam masih panjang
Tuhan, malam ini aku ingin tenang
Sampai air mataku kering kerontang
Malam masih panjang
Sajadahku kugelar
Aku sembahyang hingga sepertiga malam
Malam masih panjang
Malam masih panjang
Perasaanku masih saja kau buang
10. Utarakan (MUFAR)
Pertama kali ku utarakan cinta
Disudut sekolah penuh taman bunga
Berharap kau tau aku ada rasa
Meski ku tau kau tak ada rasa
Tapi masih ku coba
Hasil akhirnya pun sudah ku duga
Jika itu terasa sulit kau dengarkan
Biar kupendam
Meski itu sulit di lakukan
11. Cintamu Candu Beracun (Humaira Al Khansa)
Terbalut manis, buaian kata
Menghujam berdarah hati yang patah
Bagai bisa paling mematikan
Mengoyak rasa tanpa perasaan
Goyah mencoba berdiri
Dari luka terparah hati terkoyak belati
Terukir semua kenangan dan janji
Terhempas dalam cadas, jiwa hampir mati
Senyum manis penuh intrik
Bersembunyi dibalik sumpah laksana candu
Pesona kata dengan aksara terbaik
Terbangkan semua jiwa, menanti dengan rindu
Ketika atma mulai terpana
Menghempas tanpa iba di palung nestapa
Bulir airmata disudut atma
Menambah senyum kemenangan jiwa durjana
Bertopeng malaikat berhati iblis
Berpura tersenyum namun sinis
Semakin banyak jiwa bertekuk lutut tanpa daya
Semakin jumawa seolah penguasa cinta
12. Masih tersisa kursi (Nurul Farida)
Merah rapuh namun masih nampak kokoh
Kursi dibalik pintu
Kemarin, mungkin.
Kursi itu tegak gagah dengan tuan ber jam megah
Kemarin juga disitu,
Disana ada karpet dan disini bucket
Ah, kini kemana
Kau yang membawa mereka?
Kau beranjak dari kursi merah dengan begitu gagah tanpa mengalah.
Jika memang hendak pergi, bawalah semua!
Agar kenangmu tak bersisa,
Dan seolah menjadi mimpi tak berwarna
Ah, mungkin kau lupa, atau kau sengaja?
Agar lukaku akan terus terbuka
Oleh kursi tua?
Ah, Kursi itu telah menua
Dengan malang akupun ikut terbawa
Kau tau apa artinya?
Akhirnya, matipun kita bersama
Oleh kursi merah yang tersisa
13. Sampai Disini (Aditya)
Dunia cahaya mulai bergerak
Melepas sihir dalam perdebatan panjang
Aksiologi ikatan telah hilang
Melepas giga miliar kenangan
Alur cerita perlahan berputar
Menguak hati tak karuan
Pikiran seraya berdetak kencang
Memecahkan waktu dalam distorsi ruang
Air mata kehampaan turun berjatuhan
Merintih dalam kisah seribu satu malam
14. 'Tidak Ada yang Tahu' (Azumi Zaima)
Tidak ada yang tahu itu kosong,
Senyum yang saya pakai.
Yang asli tertinggal di masa lalu
Karena aku meninggalkanmu disana...
Tidak ada yang tahu aku menangis.
Mereka bahkan tidak akan melihat air mataku.
Ketika mereka mengira aku tertawa,
aku berharap kamu ada di sini...
15. Senja Tanpamu (Dinda Kelling)
Kau hadir
Tawaku lahir dan menjadi mahir
Layaknya kopi yang tercampur dengan gula pasir
Mereka takkan tersaring dan tersingkir
Ku berdoa semoga tak ada akhir
Sepertinya Tuhan tak beri restu
Hingga beri kita sebuah rindu
Rindu yang candu tapi takkan ada temu
Karna hatimu sudah ada yang bertamu
Dan kau, dengan bahagia menjamu.
Satu-satunya yang kuiingat
Kala senja berpeluk erat
Kau bilang ingin rehat
Dan sejenak beristirahat
Aku diam, kubiarkan hatiku terpahat
Disaksikan senja ku harap kau selalu sehat
Aku menjadi nadir
Setiap senja datang menghampiri.
Demikian beberapa contoh puisi patah hati yang bisa dijadikan referensi.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.