Ayah: "Iya.. Ayah tahu, tapi sebagai anggota keluarga, kita harus menerapkan hidup toleransi, yakni dengan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.."
Adik: "Oh begitu ya ayah.. Baiklah, mulai sekarang aku akan rajin membantu ibu dan ayah.."
Contoh naskah drama pendek tentang sikap toleransi 2
Putu: Eh, Ahmad, bukankah sebentar lagi bulan Ramadan. Apakah sekolah kita akan mengadakan lagi acara pesantren kilat seperti tahun sebelumnya?
Ahmad: Wah, saya belum berdiskusi dengan para pengurus rohis. Tapi mudah-mudahan saja ada, ya.
Gede: Iya, kalau ada pesantren kilat biasanya kita bisa ikut merayakan momen buka puasa meski tidak ikut berpuasa. Saat magrib berkumandang, ada banyak makanan dan minuman yang enak biasa. Seperti kolak, jus buah, es campur dan lain-lain.
Michael: Tapi jadinya kan kita pulang terlambat, kan?! Karena kita harus menunggu dulu anak-anak yang berpuasa untuk selesai berbuka, salat, dan kegiatan lainnya.
Putu: Lho, bukannya tidak diwajibkan untuk ikut, ya?! (memasang tampang bingung dan heran) Pak Guru sudah memperbolehkan kita yang bukan Islam untuk pulang lebih dulu. Pilihan kita sendiri mau ikut menemani teman-teman muslim buka puasa dan kegiatan pesantren kilat nya.
Gede: Apa yang diucapkan Putu tadi ada benarnya lho, Michael. Kita yang bukan Islam tidak diwajibkan untuk ikut merayakan momen buka puasa hingga pesantren kilat. Kamu bisa pulang begitu kegiatan ekstrakurikuler selesai.
Michael: Iya tetap saja, teman-temanku yang lain jadi ikut stay di sekolah. Aku jadi nggak ada kawan pulang. Mau tak mau kan aku juga ikut tinggal di sekolah.
Gede: Michael, tidak ada yang memaksa kamu untuk tinggal di sekolah. Bukan salah temen-temen muslim kita yang sedang melakukan ibadah juga. Kamu tinggal di sekolah itu murni keputusan kamu, bukan karena teman-teman muslim yang sedang menjalankan ibadah mereka.