Aku tak ingin seperti mereka,
Yang melalaikan hal wajib demi ego,
Mengorbankan kodrat demi pengakuan,
Entah apa tujuan dan maksud,
Namun mereka berlomba terhadapnya.
Aku tetaplah disini,
Menjalani sisa hidup yang ada,
Menikmati hari-hari sederhana,
Apa adanya tanpa tuntutan ego,
Dan permainan ciamik dunia.
Aku menjadi diri sendiri,
Mensyukuri yang kupunya,
Memperbaiki kekurangan di jiwa,
Melupakan cakap dan cibiran mereka.
Baca Juga: 6 Jenis Majas dalam Puisi yang Sering Digunakan dan Contohnya, Lengkap!
4. Tetap Melangkah
Derasnya hujan dan kencangnya angin,
Menerpa setiap sudut rasa ingin,
Dia datang seraya hantam batin,
Di pagi ini yang amat dingin.
Lalu, bagaimana ?
Akankah semangat pudar ?
Apakah hati kehilangan sabar ?
Tidak, kau tak perlu menjadi kasar.
Tempuhlah, hadapilah,
Hujan dan badai hanya sementara,
Tunggulah pelangi yang mempesona,
Kan datang dan menampakkan muka,
Untuk kau si pejuang asa.
5. Yakinkan Diri
Godaan singgah silih berganti,
Rayuan datang tak kenal pergi,
Ajakan buruk tiba dikala sepi,
Namun karenanya, yakinkan diri.
Dunia hanyalah sandiwara,
Kesenangan bagi mereka yang lalai,
Musibah bagi mereka yang kecil,
Ladang amal bagi mereka yang beriman.
Nikmati setiap waktu,
Syukuri setiap detiknya,
Percayalah, ada kehidupan kekal,
Setelah sandiwara ini berakhir.
Tancapkan niat, bulatkan tekat,
Persiapkan diri untuk sebuah kekekalan,
Bekali jiwa dengan iman,
Hanya Allah SWT yang Maha Segalanya.
Baca Juga: 13 Puisi Romansa Karya Sastrawan, Chairil Anwar hingga W.S Rendra
6. Semangat Juang
Ketika kau lahir,
Itu karunia Tuhan atas Ibumu,
Saat kau besar,
Semua tak lepas dari tangannya,
Hingga ajal menjemputmu.
Jalani roda kehidupan,
Ikuti alur didalamnya,
Tak perlu memandang rendah siapa kamu,
Hidup adalah perjuangan, tempuhlah.
Jadikan ocehan sebagai penyemangat,
Ubah cemoohan menjadi penguat,
Perbaiki diri untuk bulatkan tekat.
Ingat, ada Tuhan yang Maha Melihat.
7. Biar
Biar langit tetap mendung,
Biar mentari enggan bersinar,
Biar luka di rundung,
Kuatkan diri untuk mengejar.