Sonora.ID – Menjadi diri sendiri merupakan suatu hal yang memang harus dimiliki oleh semua orang.
Meski begitu, terkadang ada beberapa orang yang belum mengetahui cara menjadi diri sendiri.
Pada artikel kali ini akan menyajikan puisi tentang diri sendiri supaya lebih bersyukur untuk menerima kelebihan dan kekurangan dari dalam diri.
Perlu diketahui, puisi merupakan sebuah kata-kata yang indah dan mampu menyampaikan perasaan bagi penyairnya.
Syair puisi di bawah ini dapat menjadi media untuk memberikan sebuah motivasi, terutama untuk diri sendiri.
Daripada penasaran, dilansir dari beberapa sumber simak ulasannya berikut ini:
1. Aku adalah Aku
Malam ini,
Kutatap lagi cermin usang itu,
Berkaca, tajamkan mata,
Perlahan hati berbisik padanya,
Tentang apa yang kupunya,
Dan yang selalu jadi angan.
Aku adalah aku,
Bukan dia, bukan pula mereka,
Bukan sepercik harap yang menyembah,
Bukan segelintir asa yang tergantung,
Bukan pula angan yang samar.
Aku adalah aku,
Seorang manusia yang sadar,
Akan kurang dan lebih,
Akan keluh dan sukur,
Tentang segala yang terjadi,
Tanpa berontak di hati.
Aku Mencintai diriku sendiri,
Dengan jati yang kupunya,
Dengan harapan dan perjuangan,
Tentang gapai dan hampa,
Memberanikan diri untuk,
Melangkah di atas bumi.
Baca Juga: Contoh Puisi Ibu Singkat 4 Bait yang Menyentuh dan Penuh Kasih Sayang
2. Jadilah Diri Sendiri
Secangkir kopi terjepit,
Disela-sela telunjuk kiri,
Kala mereka saling berhimpit,
Berkobar glamor dan sensasi.
Sebuah gitar lapuk,
Dengan bunyi nada nyaring,
Kuhantarkan diri ke dalam tenang,
Bersama lantunan senar genting.
Aku diriku,
Dia dan mereka,
Jangan paksakan aku seauai,
Jangan tuntut aku terbuai.
Sekali tidak, aku tetaplah aku.
Menjadi diri sendiri,
Tak perlu menjadi orang lain,
Mencari jati sendiri,
Mengikuti arah angin.
Hiruk-piruk yang meronta,
Lalu-lalang di pelupuk mata,
Aku mencintai diriku sepenuhnya,
Tanpa mendengar ocehan mereka.
3. Aku Bukan Mereka
Aku bukanlah mereka,
Bukan orang yang sibuk,
Akan kemilau dunia yang menipu,
Bukan orang yang hanyut,
Akan pesona sensasi penuh dusta.
Aku tak ingin seperti mereka,
Yang melalaikan hal wajib demi ego,
Mengorbankan kodrat demi pengakuan,
Entah apa tujuan dan maksud,
Namun mereka berlomba terhadapnya.
Aku tetaplah disini,
Menjalani sisa hidup yang ada,
Menikmati hari-hari sederhana,
Apa adanya tanpa tuntutan ego,
Dan permainan ciamik dunia.
Aku menjadi diri sendiri,
Mensyukuri yang kupunya,
Memperbaiki kekurangan di jiwa,
Melupakan cakap dan cibiran mereka.
Baca Juga: 6 Jenis Majas dalam Puisi yang Sering Digunakan dan Contohnya, Lengkap!
4. Tetap Melangkah
Derasnya hujan dan kencangnya angin,
Menerpa setiap sudut rasa ingin,
Dia datang seraya hantam batin,
Di pagi ini yang amat dingin.
Lalu, bagaimana ?
Akankah semangat pudar ?
Apakah hati kehilangan sabar ?
Tidak, kau tak perlu menjadi kasar.
Tempuhlah, hadapilah,
Hujan dan badai hanya sementara,
Tunggulah pelangi yang mempesona,
Kan datang dan menampakkan muka,
Untuk kau si pejuang asa.
5. Yakinkan Diri
Godaan singgah silih berganti,
Rayuan datang tak kenal pergi,
Ajakan buruk tiba dikala sepi,
Namun karenanya, yakinkan diri.
Dunia hanyalah sandiwara,
Kesenangan bagi mereka yang lalai,
Musibah bagi mereka yang kecil,
Ladang amal bagi mereka yang beriman.
Nikmati setiap waktu,
Syukuri setiap detiknya,
Percayalah, ada kehidupan kekal,
Setelah sandiwara ini berakhir.
Tancapkan niat, bulatkan tekat,
Persiapkan diri untuk sebuah kekekalan,
Bekali jiwa dengan iman,
Hanya Allah SWT yang Maha Segalanya.
Baca Juga: 13 Puisi Romansa Karya Sastrawan, Chairil Anwar hingga W.S Rendra
6. Semangat Juang
Ketika kau lahir,
Itu karunia Tuhan atas Ibumu,
Saat kau besar,
Semua tak lepas dari tangannya,
Hingga ajal menjemputmu.
Jalani roda kehidupan,
Ikuti alur didalamnya,
Tak perlu memandang rendah siapa kamu,
Hidup adalah perjuangan, tempuhlah.
Jadikan ocehan sebagai penyemangat,
Ubah cemoohan menjadi penguat,
Perbaiki diri untuk bulatkan tekat.
Ingat, ada Tuhan yang Maha Melihat.
7. Biar
Biar langit tetap mendung,
Biar mentari enggan bersinar,
Biar luka di rundung,
Kuatkan diri untuk mengejar.
Kau berhak mendapatkannya,
Tentang mimpi dan angan,
Allah bersama dengan mereka,
Yang punya taqwa dan iman.
Tak perlu menjadi orang lain,
Untuk meraih yang kau ingin,
Meski jalan semakin licin,
Allah ada untuk menjamin.
Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Pantun dan Contohnya, Lengkap Cara Menulisnya
8. Tangkis Terjangan
Keras memang, bahkan tak terbendung,
Terpaan ombak di bibir pantai,
Menggoyahkan nelayan yang hendak pulang,
Kala hati kian petang.
Sampan terombang-ambing,
Tak lagi lurus namun miring,
Seakan-akan situasi semakin genting,
Hadapi, janganlah mereka berpaling.
Semua hanya sesaat,
Dibalik ocehan ombak kan datang tenang,
Gulungan besar hanya sementara,
Keperkasaanmu menerjang cemoohannya,
Adalah kekuatan tanpa batas, dan kau mampu.
9. Tuhan, Izinkan aku Berontak
Tatkala dunia dalam hiruk pikuk
Tak berdaya yang kian takluk
Kini benar adanya nurani ubah kian bak terpuruk
Kini tepancar antara yang suci yang tak diiringi
Khianat yang semakin teriringi
Seitar yang kian seram
Pikiran tetutup gelap gulitanya malam yang kelam
Tak sanggup aku bayangkan tatlaka gundam
Terkaget dan penuh muram
Pada tiap yang dibenarkan
Rasa lawan selau dihujatkan
Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Pantun dan Contohnya, Lengkap Cara Menulisnya
10. Dunia Penuh Cinta
Menyoal tentang cinta maka tak habis satu dua tiga perkara
Sebab cinta itu luas, lebih luas dari benua benua
Orang-orang bercinta, dicintai dan mencintai
Mereka membalut sendi kehidupan dengan cinta
Dalil dalil cinta pun bertebaran, seolah membenarkan rasa
Padahal cinta dan napsu kadang bedanya hanya setipis sehelai rambut
Aku cinta kamu, kamu pasti cinta, cinta ini cinta itu cinta cinta
Cinta jadi raja, raja jadi cinta, cinta pun merajai
Cinta ada dimana mana, dimana mana ada cinta
Cinta untuk siapa saja, siapa saja bisa mencinta
Semua orang pandai bercinta, tapi abai dengan cinta
Bodoh karena cinta, lupa diri karena cinta, jadi budaknya cinta
Wahai para manusia pencinta cinta, cintailah dirimu sendiri terlebih dahulu S
ayangi dirimu sebelum cinta dan sayangmu kau tuangkan ke sembarang tempat
Jangan serba cinta tapi sebenarnya tanpa cinta
Jangan bilang cinta, jika belum mencitai diri sendiri
Baca Juga: Contoh Puisi Baru Berbagai Tema Lengkap, Sederhana Tapi Bermakna Mendalam