Ibu Nabi Musa pun segera pergi bersama putrinya ke istana Ketika masuk ke istana dan menemui istri Fir'aun, ibu Nabi Musa segera menyusui bayi Musa hingga kenyang Kemudian, Asiyah meminta ibunya Musa untuk tinggal di istana, tetapi ia menolak karena ia mempunyai suami dan anak-anak yang perlu dilayaninya. Oleh karena itu, Asiyah pun melepas bayi Musa itu tinggal bersama ibu itu, yang tidak lain adalah ibu Nabi Musa As. Setelah disapih, Yukabad pun mengembalikan Musa ke Istana.
Baca Juga: 10 Kisah Inspiratif Islami, Banyak Hikmah yang Bisa Dipetik
Kisah Nabi Musa AS: Melerai Perkelahian
Ada dua orang lelaki berkelahi. Satu orang berasal dari Bani Isroil dan lawannya dari bangsa Qibthi. Ketika Musa akan melerai mereka, orang Qibthi malah balik menyerang Musa. Karena terdesak, tak sengaja Musa memukul orang Qibhti itu sampai mati. Musa terkejut dan merasa bersalah. Mengetahui tentara Fibun akan menangkap dan menghukumnya. Musa pun segera pergi meninggalkan Mesir.
Kisah Nabi Musa AS: Menikahi Putri Nabi Syuaib
Nabi Musa pergi dan sampailah di Madyan, Palestina. Di sana, Musa menolong dua gadis mengambilkan air untuk minum ternaknya. Ternyata, dua gadis itu adalah putri Nabi Syuaib. Nabi Syuaib pun terkesan dan mengajak MUsa tinggal di rumahnya.
Nabi Syuaib kemudian menikahkan Musa dengan putrinya yang bernama Shofura. Sebagai mas kawin, Musa harus bekerja 8 tahun di peternakan Nabi Syuaib. Namun dengan suka rela, Musa kemudian menambah waktunya sampai 10 tahun bekerja di peternakan.
Kisah Nabi Musa AS: Menjadi Nabi dan Mengenal Allah
Setelah sepuluh tahun tinggal di Madyan, Musa dan istrinya kemudian pergi ke Mesir. Menjelang malam hari mereka tersesat di bukit Sinai. Dari sebuah lereng bukit, Musa melihat seberkas cahaya. Musa pun segera mendekati cahaya itu untuk minta bantuan.
Tiba di sana, Musa tersentak kaget. Tiba- tiba terdengar suara dari arah sebuah pohon. "Hai Musa. Aku ini Tuhanmu. Tanggalkanlah terompahmu (alas kaki). Kau berada di lembah suci Thara. Aku telah memilih kau. Dengarkan apa yang akan Kuwahyukan. Sesungguhnya, Aku adalah Allah. Tak ada Tuhan melainkan Aku. Karena itu beribadahlah KepadaKu. Dirikan sholat untuk mengingatKu.
Demikianlah Allah telah memberikan wahyu pertama kepada Musa dan secara langsung diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul.
Bukit Thursina menjadi tempat nabi Musa berdialog dengan Allah swt.
Kisah Nabi Musa AS: Mendapat Mukjizat dan Tenggelamnya Fir'aun
"Wahai Musa, bukti kenabian dan kerasulanmu adalah mukjizat. Tongkat yang selama ini kau bawa mempunyai kelebihan. Jika kau lempar maka tongkat itu akan berubah menjadi ular yang besar," kata Allah.
Nabi Musa melaksanakan apa yang diperintahkan Allah untuk melemparkan tongkatnya. Tongkat itu benar-benar berubah menjadi ular yang besar, sampai Musa sangat ketakutan melihat ular itu. Kisah Musa ini diabadikan di dalam Al-Qur'an Surat Al Qashash ayat 31.
Mukjizat Nabi Musa ini didengar oleh Fir'aun. Seperti biasa, Fir'aun langsung menentangnya. Fir'aun mengundang para ahli sihir untuk melawan kekuatan Nabi Musa a.s.
"Hai Musa, jika kamu memang benar, coba kamu buktikan pada ahli sihir ini," kata Fir'aun.
"Aku yakin itu hanya tipuanmu," lanjut Fir'aun kepada Musa.
Para ahli sihir memperlihatkan kemampuan mereka masing-masing. Mereka berhasil mengubah tali menjadi ular. Nabi Musa tidak takut dengan ancaman Fir'aun. Beliau segera melemparkan tongkatnya. Tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular yang besar. Ular besar itu memakan ular para ahli sihir. Begitu terkejutnya para ahli sihir dengan kemukjizatan Nabi Musa. Setelah kejadian itu, mereka menjadi pengikut Nabi Musa a.s. Mereka beriman kepada Allah.
Pengikut Nabi Musa semakin hari, semakin banyak. Sementara itu, para penguasa Mesir yang tetap setia kepada Fir'aun tidak senang melihat Nabi Musa dan pengikutnya. Akhimya, Fir'aun dan bala tentaranya berniat memusnahkan Nabi Musa dan pengikutnya. Saat itu, Nabi Musa a.s. dan pengikutnya sudah sampai di Palestina.
Fir'aun bertambah murka mendengar hal itu. Dia dan tentaranya mengejar Nabi Musa sampai di Laut Merah. Betapa bingungnya Musa karena tidak ada jalan lain lagi. Allah segera memberi perintah Musa untuk memukulkan tongkatnya. Dengan izin Allah Swt tongkat Nabi Musa dapat membelah Laut Merah menjadi jalan. Nabi Musa dan pengikutnya segera berjalan melewati jalan itu sampai di seberang lautan.
Fir'aun dan pengikutnya tidak menyia-nyiakan waktu untuk terus mengejar. Ketika Nabi Musa dan pengikutnya sampai di seberang lautan, Musa memukulkan kembali tongkatnya ke laut. Seketika itu juga, laut yang terbelah segera menutup kembali. Fir'aun dan tentaranya tenggelam di Laut Merah. Kisah ini juga diabadikan di dalam Alquran. Kisahnya ada di dalam Surat Al Baqarah ayat 50.
Demikian ulasan tentang kisah Nabi Musa AS yang bisa dijadikan teladan. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News