Sonora.ID - Ada banyak kisah para Nabi yang bisa menjadi teladan bagi umat Islam. Salah satunya kisah Nabi Musa AS.
Nabi Musa AS merupakan salah satu Rasul Allah yang memiliki banyak keistimewaan.
Kisahnya pun diabadikan di dalam Al-Qur'an.
Kisah Nabi Musa tak lepad dari sosok Fir'aun, seorang aja yang menganggap dirinya sebagai Tuhan.
Simak kisah selengkapnya berikut ini.
Baca Juga: 5 Kumpulan Kisah Nabi Ibrahim dan Mukjizatnya, Tak Hangus Terbakar Api
Kisah Nabi Musa AS: Masa Kecil hingga Mimpi Fir'aun
Dalam Buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanamiyah Kelas VIII dijelaskan bagaimana masa kecil Nabi Musa AS:
Pada zaman dahulu, negeri Mesir dipimpin oleh seorang raja yang zalim dan kejam bernama Fir'aun. Raja Fir'aun selalu memperbudak kaumnya, bersikap sewenang-wenang hingga mempekerjakan kaumnya dengan kerja paksa. Kaum Raja Fir'aun ini adalah keturunan Bani Israil, yaitu suatu kaum yang nasabnya sampai kepada Nabi Israil atau Ya'qub As.
Suatu ketika Raja Fir'aun bermimpi bahwa ada sebuah api yang datang dari Baitul Maqdis lalu membakar negeri Mesir. Saat terbangun, Fir'aun sangat terkejut, kemudian ia mengumpulkan para peramal dan pesihir untuk meminta takwil terhadap mimpinya itu. Para peramal tersebut memberitahukan bahwa akan lahir seorang anak laki-laki dari kalangan Bani Israil yang akan menjadi sebab binasanya penduduk Mesir. Fir'aun merasa ketakutan terhadap mimpi tersebut. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk menyembelih bayi atau anak laki-laki Bani Israil karena takut terhadap kelahiran orang tersebut.
Hari, bulan, dan tahun pun berlalu, penduduk Mesir melihat bahwa jumlah Bani Israil semakin sedikit karena dibunuhnya anak laki-laki yang masih kecil. Mereka khawatir jika orang-orang dewasanya wafat, sedang anak-anaknya dibunuh nantinya tidak ada lagi yang mengurus tanah mereka. Oleh karena itu, mereka pun pergi mendatangi Firaun dan memberitahukan masalah itu. Lalu, Fir'aun pun berpikir ulang, kemudian ia memerintahkan untuk membunuh laki-laki secara umum dan membiarkan mereka secara umum.
Di tengah perintah pembunuhan bayi laki-laki tersebut, lahirlah Nabi Musa dari seorang ibu bernama Yukaibd. Yukaibd merasa ketakutan kalau anaknya akan dibunuh sehingga memutuskan untuk menaruh anaknya di tempat yang jauh dari jangkauan tentara Fir'aun yang diperintahkan membunuh anak laki-laki dari Bani Israil.
Allah Swt. mengilhamkan kepada Yukaib untuk menyusui Musa dan meletakkannya ke dalam sebuah peti kecil yang terikat dengan tali. Selanjutnya, peti itu dihanyutkan di Sungai Nil. Ketika tentara Fir'aun pergi, maka ia menarik kembali peti itu.
Yukaibd lupa mengikat peti itu dengan tali maka peti itu terbawa oleh air dan terus berjalan. Sementara itu, saudari Musa diperintahkan untuk memperhatikannya dan berjalan di sampingnya sambil melihat ke mana peti yang membawa Nabi Musa itu berhenti. Peti tersebut tetap mengambang di atas Sungai Nil bergoyang ke kanan dan ke kiri digerakkan oleh ombak, hingga kemudian peti itu terbawa ke arah istana Fir'aun yang berada di dekat Sungai Nil. Ketika saudari Musa melihat peti itu mengarah ke istana Fir'aun maka ia segera menyampaikan kepada ibunya untuk memberitahukan hal itu sehingga hati ibu Musa menjadi kosong, hampir saja ia menyatakan keadaan yang sebenarnya bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
Istri Fir'aun, Asiyah, suatu ketika sedang berjalan di kebun istana bersama para pelayannya. Saat berjalan, Asiyah melihat sebuah peti di pinggir Sungai Nil di ujung istana. Asiyah pun menyuruh para pelayannya untuk membawanya dan mereka tidak berani membukanya sampai meletakkan peti itu di hadapan Asiyah. Kemudian, Asiyah melihat peti itu dan dilihatnya ada seorang bayi laki-laki dan menanamkan dalam hatinya rasa cinta kepada anak itu.
Diketahui Asiyah adalah seorang wanita yang mandul. Asiyah pun mengambil bayi Musa dan memeluknya. Ia bertekad untuk menjaganya dari pembunuhan dan penyembelihan yang sedang dilakukan Fir'aun. Kemudian, Asiyah membawa bayi Musa ke hadapan suaminya yakni Fir'aun dan berkata dengan penuh rasa kasihan.
Fir'aun pun menyetujui permintaan Asiyah untuk tidak membunuh bayi laki-laki tersebut dan mengangkatnya sebagai anak.
Kisah Nabi Musa: Pertemuan dengan Ibu Kandung
Karena Asiyah tidak dapat menyusui, ia pun mencari ibu susu untuk untuk menyusukan dan mengurus bayi Musa. Ada beberapa ibu susu yang datang ke istana untuk menyusui bayi Musa tetapi bayi Musa menolak semuanya. Hal ini membuat semua orang yang tinggal di istana sibuk memikirkannya. Berita ini tersebar di kalangan masyarakat sekitar istana sehingga saudari Musa mengetahui hal itu. Ia pun segera pergi ke istana untuk menemui Asiyah istri Fir'aun dan memberitahukan bahwa ia mengetahui ibu susu yang cocok untuk anak ini. Mendengar hal itu, Asiyah bergembira sekali dan meminta kepadanya agar ibu susu itu dibawa segera ke hadapannya.
Saudari Musa pun pulang dan menemui ibunya yang sedang dalam keadaan menangis karena kehilangan anaknya. Kemudian, saudari Musa memberitahukan pembicaraan antara dirinya dengan istri Fir'aun sehingga tenanglah hati ibu Nabi Musa.
Ibu Nabi Musa pun segera pergi bersama putrinya ke istana Ketika masuk ke istana dan menemui istri Fir'aun, ibu Nabi Musa segera menyusui bayi Musa hingga kenyang Kemudian, Asiyah meminta ibunya Musa untuk tinggal di istana, tetapi ia menolak karena ia mempunyai suami dan anak-anak yang perlu dilayaninya. Oleh karena itu, Asiyah pun melepas bayi Musa itu tinggal bersama ibu itu, yang tidak lain adalah ibu Nabi Musa As. Setelah disapih, Yukabad pun mengembalikan Musa ke Istana.
Baca Juga: 10 Kisah Inspiratif Islami, Banyak Hikmah yang Bisa Dipetik
Kisah Nabi Musa AS: Melerai Perkelahian
Ada dua orang lelaki berkelahi. Satu orang berasal dari Bani Isroil dan lawannya dari bangsa Qibthi. Ketika Musa akan melerai mereka, orang Qibthi malah balik menyerang Musa. Karena terdesak, tak sengaja Musa memukul orang Qibhti itu sampai mati. Musa terkejut dan merasa bersalah. Mengetahui tentara Fibun akan menangkap dan menghukumnya. Musa pun segera pergi meninggalkan Mesir.
Kisah Nabi Musa AS: Menikahi Putri Nabi Syuaib
Nabi Musa pergi dan sampailah di Madyan, Palestina. Di sana, Musa menolong dua gadis mengambilkan air untuk minum ternaknya. Ternyata, dua gadis itu adalah putri Nabi Syuaib. Nabi Syuaib pun terkesan dan mengajak MUsa tinggal di rumahnya.
Nabi Syuaib kemudian menikahkan Musa dengan putrinya yang bernama Shofura. Sebagai mas kawin, Musa harus bekerja 8 tahun di peternakan Nabi Syuaib. Namun dengan suka rela, Musa kemudian menambah waktunya sampai 10 tahun bekerja di peternakan.
Kisah Nabi Musa AS: Menjadi Nabi dan Mengenal Allah
Setelah sepuluh tahun tinggal di Madyan, Musa dan istrinya kemudian pergi ke Mesir. Menjelang malam hari mereka tersesat di bukit Sinai. Dari sebuah lereng bukit, Musa melihat seberkas cahaya. Musa pun segera mendekati cahaya itu untuk minta bantuan.
Tiba di sana, Musa tersentak kaget. Tiba- tiba terdengar suara dari arah sebuah pohon. "Hai Musa. Aku ini Tuhanmu. Tanggalkanlah terompahmu (alas kaki). Kau berada di lembah suci Thara. Aku telah memilih kau. Dengarkan apa yang akan Kuwahyukan. Sesungguhnya, Aku adalah Allah. Tak ada Tuhan melainkan Aku. Karena itu beribadahlah KepadaKu. Dirikan sholat untuk mengingatKu.
Demikianlah Allah telah memberikan wahyu pertama kepada Musa dan secara langsung diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul.
Bukit Thursina menjadi tempat nabi Musa berdialog dengan Allah swt.
Kisah Nabi Musa AS: Mendapat Mukjizat dan Tenggelamnya Fir'aun
"Wahai Musa, bukti kenabian dan kerasulanmu adalah mukjizat. Tongkat yang selama ini kau bawa mempunyai kelebihan. Jika kau lempar maka tongkat itu akan berubah menjadi ular yang besar," kata Allah.
Nabi Musa melaksanakan apa yang diperintahkan Allah untuk melemparkan tongkatnya. Tongkat itu benar-benar berubah menjadi ular yang besar, sampai Musa sangat ketakutan melihat ular itu. Kisah Musa ini diabadikan di dalam Al-Qur'an Surat Al Qashash ayat 31.
Mukjizat Nabi Musa ini didengar oleh Fir'aun. Seperti biasa, Fir'aun langsung menentangnya. Fir'aun mengundang para ahli sihir untuk melawan kekuatan Nabi Musa a.s.
"Hai Musa, jika kamu memang benar, coba kamu buktikan pada ahli sihir ini," kata Fir'aun.
"Aku yakin itu hanya tipuanmu," lanjut Fir'aun kepada Musa.
Para ahli sihir memperlihatkan kemampuan mereka masing-masing. Mereka berhasil mengubah tali menjadi ular. Nabi Musa tidak takut dengan ancaman Fir'aun. Beliau segera melemparkan tongkatnya. Tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular yang besar. Ular besar itu memakan ular para ahli sihir. Begitu terkejutnya para ahli sihir dengan kemukjizatan Nabi Musa. Setelah kejadian itu, mereka menjadi pengikut Nabi Musa a.s. Mereka beriman kepada Allah.
Pengikut Nabi Musa semakin hari, semakin banyak. Sementara itu, para penguasa Mesir yang tetap setia kepada Fir'aun tidak senang melihat Nabi Musa dan pengikutnya. Akhimya, Fir'aun dan bala tentaranya berniat memusnahkan Nabi Musa dan pengikutnya. Saat itu, Nabi Musa a.s. dan pengikutnya sudah sampai di Palestina.
Fir'aun bertambah murka mendengar hal itu. Dia dan tentaranya mengejar Nabi Musa sampai di Laut Merah. Betapa bingungnya Musa karena tidak ada jalan lain lagi. Allah segera memberi perintah Musa untuk memukulkan tongkatnya. Dengan izin Allah Swt tongkat Nabi Musa dapat membelah Laut Merah menjadi jalan. Nabi Musa dan pengikutnya segera berjalan melewati jalan itu sampai di seberang lautan.
Fir'aun dan pengikutnya tidak menyia-nyiakan waktu untuk terus mengejar. Ketika Nabi Musa dan pengikutnya sampai di seberang lautan, Musa memukulkan kembali tongkatnya ke laut. Seketika itu juga, laut yang terbelah segera menutup kembali. Fir'aun dan tentaranya tenggelam di Laut Merah. Kisah ini juga diabadikan di dalam Alquran. Kisahnya ada di dalam Surat Al Baqarah ayat 50.
Demikian ulasan tentang kisah Nabi Musa AS yang bisa dijadikan teladan. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News