Berikut Ini 6 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi

13 Juni 2023 13:30 WIB
Ilustrasi, cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi
Ilustrasi, cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi ( Freepik)

Sonora.ID - Mendidik dan mengasuh anak memang bukanlah hal yang mudah. Ada kalanya anak berperilaku nakal dan membuat orang tua memarahinya.

Namun, orang tua juga memiliki keterbatasan dalam memahami emosi dan perasaan anak saat berperilaku menantang.

Cobalah bicara dengan lembut dan intonasi yang baik kepada anak, sehingga mereka paham tanpa harus melukai perasaannya.

Menurut parent circle, anak-anak adalah peniru yang hebat. Jika orang tuanya suka berteriak, maka mereka akan berteriak kembali.

Jika orang tua memarahi apalagi sampai main fisik kepada anak, maka anak bisa saja melakukan hal yang sama kepada orang lain. Karena anak meniru perilaku dan tindakan orang tuanya.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Anak Tantrum dengan Tenang

Tahukah kamu, memarahi anak dengan membentak akan berdampak buruk bagi kondisi psikologisnya. Menjerit dan terlalu sering memarahi anak akan membuat anak mengalami gangguan perilaku dan depresi di kemudian hari.

Anak akan tumbuh sebagai pribadi yang agresif, atau sebaliknya terlalu tertutup. Hal ini terjadi akibat goncangan mental pada anak akibat dimarahi saat masih kecil. Bahkan beberapa kasus anak yang depresi bisa melakukan tindakan ekstrem.

Bagaimana cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi?

1. Jangan gengsi untuk meminta maaf

Cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi pertama adalah jangan gengsi untuk meminta maaf.

Marah adalah hal yang manusiawi. Namun jika orang tua pernah marah dan dirasa sampai menyakiti hati si kecil seperti mengeluarkan nada keras atau membentak, maka jangan ragu untuk meminta maaf kepada anak.

Ketika orang tua bisa mengakui kesalahan dan meminta maaf pada anak, nantinya anak juga menjadi lebih mengetahui mana hal yang benar dan yang salah atau yang tidak boleh dilakukan.

2. Dengarkan perasaan anak dan biarkan anak mengekspresikan emosinya

Anak bisa menjadi nakal dan perilakunya tidak terkontrol karena ada hal yang mengganjal dan bingung untuk diceritakan pada orang tuanya.

Sebagai orang tua, sebaiknya kita mengajaknya berbicara mengenai apa yang dia rasakan, apakah ada yang membuatnya sedih atau bingung, biarkan dia bercerita.

Jika orang tua bisa menjadi pendengar yang baik, anak pun akan merasa lebih diperhatikan, disayangi dan bisa mengenal dirinya sendiri.

3. Beri anak waktu untuk menenangkan diri

Sering memarahi anak membuat anak merasa kurang percaya diri. Akibatnya ketidakpercayaan diri itu bisa mempengaruhi kehidupan sosialnya.

Anak-anak mungkin takut berinteraksi dengan orang lain atau bahkan mengasingkan diri dari dunia sosial.

Jangan dibiarkan, karena kehidupan sosial anak penting untuk dibangun, kamu bisa memberinya waktu untuk menenangkan diri, pelan-pelan saja dalam mendekati anak, anak juga akan merasa nyaman berada di dekat orang tuanya.

Baca Juga: 9 Ciri-Ciri Pubertas pada Anak Laki-Laki yang Perlu Diketahui

4. Pastikan anak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain

Anak-anak yang mengalami trauma akibat sering dimarahi bisa menunjukkan reaksi pascatrauma yang berbeda-beda. Cobalah untuk memperhatikan reaksi atau perilakunya, terutama ketika dia menanggapi sesuatu. Misalnya reaksinya saat didekati teman, bagaimana rutinitasnya, atau bahkan cara tidurnya.

Dengan memperhatikan reaksinya, orang tua dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk membuatnya tetap nyaman. Anak-anak dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik jika mereka merasa nyaman, dicintai, dan dihargai.

5. Berbagi cerita dengan anak dan jadi pendengar yang baik untuk anak

Untuk mengembalikan rasa percaya diri anak yang mengalami kekerasan verbal, interaksi antara orang tua dan anak perlu terus dibangun.

Kamu bisa mulai dengan berbagi cerita. Mulailah dengan cerita tentang pengalaman menyenangkan yang mudah dipahami anak.

Dengan cerita seperti itu, anak bisa lebih nyaman untuk terhubung dan berinteraksi kembali dengan orangtua dan sekitarnya.

Baca Juga: Berikut Ini 7 Manfaat Family Time, Baik untuk Kesehatan Mental Anak!

6. Tetap berikan rasa aman

Saat anak dimarahi, sering kali anak merasa kalau orang tuanya tidak menginginkan keberadaannya bahkan tidak menyayanginya. Hal tersebut bisa jadi membuatnya menjadi sedih dan tak bersemangat.

Jadi, meskipun kamu marah pada si kecil. Sebisa mungkin sampaikan dengan nada yang lembut dan bahasa yang bisa dimengerti olehnya. Sehingga, dia bisa tetap merasa aman dan merasa disayangi oleh orang tuanya.

Kamu bisa juga memberi tahu secara baik-baik pada anak mengenai kesalahan yang dia lakukan. Kemudian peluklah dia dan memintanya untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.

Itulah dia beberapa cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi. Memang, menghadapi anak tak bisa lepas dari berbagai hambatan.

Namun, apabila orang tua senantiasa memahami anak dan selalu mencoba menciptakan hubungan yang menyenangkan dengannya. Maka anak pun bisa tumbuh menjadi pribadi baik di masa yang akan datang.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm