Sonora.ID - Simak ulasan tentang beberapa contoh puisi tentang sahabat yang melambangkan kesetiakawanan.
Sahabat adalah sosok penting yang ada di kala suka maupun duka.
Memiliki seorang sahabat yang selalu ada adalah salah satu berkah yang perlu disyukuri keberadaannya.
Persahabatan melahirkan hubungan kedekatan tanpa pamrih yang siap berkorban apapun demi saling membahagiakan.
Ada berbagai cara untuk memberikan apresiasi terhadap sahabat.
Mulai dari memberikannya hadiah, kejutan atau bahkan memberikan puisi menyentuh untuknya.
Sebagai referensi, berikut Sonora.ID rangkumkan beberapa contohnya.
Baca Juga: 12 Puisi Bahasa Inggris Berbagai Tema Beserta Artinya
Hari demi hari cepat berganti diiringi mentari
Pagi hari yang cepat menjadi saksi diriku semangat sekolah
Siang hari yang terik menjadi teman dalam perjalanan
Memetik bunga-bunga ilmu yang sedang merekah
Penuh semangat menggandeng tangan kawan seperjuangan
Menyatu dalam genggaman menerangi masa depan
Pantang untuk menyerah atas alasan kata lelah
Ingin terus menyelami air berilmu sampai sumber itu kering sekalipun
Sekolah ini menjadi cerita sendiri menghiasi dinding hati
Tidak akan terlupakan walau tertutup sebongkah debu
Kisahnya sesejuk embun pagi yang bening di atas dedaunan
Memberi kesejukan pada insan yang haus akan pengetahuan
Kenangan itu hanya tinggal cerita, kenangan di sekolahku tercinta
Terima kasih telah menjadi rumah tempatku menimba
Pengetahuan sebagai persinggahan untuk hari tua
Terima kasih telah melindungi anak negeri dari kebodohan
Terima kasih sekolahku, engkau tempat yang terbaik untuk menuntut ilmu
Kini kami tinggalkan untuk meneruskan perjuangan
Gerbang kesuksesan telah menunggu kami di sana
Terima kasih telah mengantarkan langkah kami
Aku akan kembali membawa mentari untuk negeri
Malam sepi ini menarikku keluar dari rumah
Kupandangi langit malam yang bertaburan bintang itu
Tak terhitung jumlahnya
Tak terkira indahnya
Andai aku seorang bidadari
Kan kuterbangkan diri ini bersamamu wahai sahabatku
Naik, melayang ke atas langit ketujuh
Kita raih bintang-bintang terindah
Kupersembahkan untukmu
Kau persembahkan untukku
Dari kain perca
Aku bangun sebuah persahabatan lama
Lebih lama dari selayaknya orang yang bersahabat
Benar-benar bersahabat, bahkan pada titik dan koma
Kamu membuat lukisan bersama
Wajah kami, wajah kain perca
Hari dan waktu yang bertimpa
Lukisan kehidupan selesai juga
Namun wajah itu entah kemana arahnya?
Tak tentu letaknya
Saling tidak bersua
Asik mencari kita
Terus mencari kerinduan kita yang semakin panjang
Waktu akan terus berjalan
Detik demi detik akan terus bergulir
Tak terasa waktu semakin dekat
Kini tibalah saatnya
Waktu dimana kita berada
Di akhir masa bersama-sama
Kawan,
Bagai tersambar petir rasanya hatiku
Sat kau katakan semua itu
Rasanya baru saja kemarin
Kau bilang jika akan pergi ke tempat baru
Untuk meraih impianmu
Teringat seketika dalam benakku
Waktu-waktu yang kulalui bersamamu
Segala canda dan duka kita lewati bersama
Kukira, semuanya akan tetap sama
Terasa berat rasanya hatiku kawan
Kau adalah sahabatku tersayang
Melepaskan kepergianmu
Namun, semua ini demi masa depanmu
Kawan,
Terima kasih untuk segalanya
Atas semua waktu yang kau luangkan
Atas semua tawa yang kau hadirkan
Ingatlah kawan,
Meski jarak dan waktu memisahkan kita
Namun, hati kita akan tetap bersama
Itulah yang namanya sahabat sejati
Gumpalan awan di langit biru
Akan menceritakan kisah kita
Saat hujan deras, sederas air mata
Dan cerah mentari jadi wajah kita
Warna pelangi di langit biru
Akan menjadi saksi biru
Sebuah kisah perjalananku bersamamu
Saat perbedaan jadi sebuah keindahan
Langit juga akan berbahasa
Bersenandung ria
Melantunkan lagu rindu
Antara engkau dan aku
Langit pun akan berbahasa
Tanda bersuka cita
Menyambut esok hari
Dimana kita akan bertemu
Dengarlah sahabatku
Semua bahasa langit
Hanya untuk kita
Puisi Tentang Sahabat
Tak dapat ungkap dengan kata apapun
Hal Ini memang sangat menyakitkan
Begitu juga melelahkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Terus membeku dan tidak tahu kapan akan mencair
Lalu kau datang
Bagaikan sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuhku di dalam kegelapan
Mendekap memberi kehangatan
Aku pun terdiam bisu
Tanpa senyum dan air mata
Diusapinya wajahku lembut
Penuh kehati-hatian
Aku mencair,
Meneteskan air mata
Sahabat sejati tidaklah dicari
Mencari sahabat tentunya juga percuma
Sahabat sejati tidak perlu dicari
Sahabat sejati akan datang sendiri
Di kala susah, datang pun tanpa dicari
Walau tidak cerita tentang kesulitan diri
Bila sahabat sejati tidak datang menghampiri
Selalu ingat bahwa yang tak terlihat juga selalu menemani
Saat senang orang akan mendekat
Saat susah orang akan lupa
Saat sulit dialah sahabat
Saat senang jangan sampai terlupa
Sahabatku…
Saat kau hadir ke dalam hidupku
Aku merasa kau begitu peduli
Kau selalu saja ada untukku
Kau bahkan selalu mengerti keadaanku
Sahabatku…
Saat perpisahan menjauhkan raga kita
Aku berharap jiwa kita akan selalu bersama
Meski kita mungkin tidak bisa kembali bersama
Aku harap kita selalu tabah dan berdoa
Aku harap kita bisa segera bertemu kembali
Walau hanya dalam imajinasi dan mimpi yang tidak pasti
Perpisahan memang selalu menjadi bingkai kesedihan
Perlahan menghitung waktu mendekati saat kita tak bisa berjumpa lagi
Sesering dulu ketika masih berseragam putih biru
Untuk mengawali langkah menuju putih abu-abu.
Sahabat,
Melalui jalan perpisahan akan membuat kita tersadar
Apakah itu arti kebersamaan
Apa arti mengukir bingkai kenangan
Arti pertemanan dan persahabatan
Dan juga arti saling mendoakan
Sahabatku,
Izinkan aku untuk merindumu
Izinkan aku untuk menyimpan namamu dalam hatiku
Agar kita tetap bersama selalu
Meskipun hanya di dalam kalbu
Masih ingat ketika pertama melangkah di pintu ini?
Seragam merah putih awal kita bertemu
Kini…
Kita terpisah dengan seragam-seragam baru
Dengan impian-impian baru
Di rumah ilmu ini
Kita berjuang menggali pengetahuan
yang tercecer di lisan guru
Tersembunyi di buku-buku
Di rumah ini,
Kita merasakan marah,
Menahan benci dan dengki
Seringkali menahan tangis
Tak terkecuali tertawa ria
Masih ingatkah kawan?
Tentang impian cita kita?
Dokter, guru, pengusaha atau penyanyi?
Inilah akhir dari sebuah awal
Pintu terakhir menuju dunia baru
Semangat wahai para pejuang
Kita bertemu sebagai pemenang
Puisi Tentang Sahabat
Sebentar lagi kita akan berpisah
Berpencar menempuh tujuan demi masa depan
Kita akan berpisah
Dan mungkin takkan perjumpa lagi
Wahai kawan,
Di depan mata perpisahan itu berada
Kebersamaan kita akan menjadi kenangan hati
Kebersamaan kita akan jadi cerita
Tawa kita,
Canda kita,
Marah kita,
Semua emosi kita dulu hanya beku jadi enangan indah
Kita berpisah demi segenggam impian
Impian yang berbeda juga jalan yang berbeda
Semuanya untuk masa depan yang kita cita-citakan
Hari ini kita berada di sini
Di ruang kotak ini
Semua cerita dan tokoh di mulai
Ada tawa ada tangis ada kebersamaan
Yang takkan mungkin terlupa begitu saja
Semua cerita tentang kelas kita
Beserta penghuninya adalah kita
Kebersamaan yang tercipta tiga tahun
Takkan mungkin terhapus permanen hanya karena raga kita jauh
Mencontek, mengobrol di kelas
Berbisik jika tak ada guru
Dan tertawa, sebenatar lagi itu hanya akan jadi cerita
Apakah kamu ingat sesuatu?
Tangisan yang kamu keluarkan dari matamu
Tangan yang saat itu mengusap lembut pipimu
Berdiri dan bangkitlah!
Jalan kecil ini harus kita lewati
Alangkah indahnya hidup jika kita terus bersama
Canda tawamu selalu aku rindukan
Dalam bahagia dan sedih, kita selalu bersama
Semua rintangan akan kita lewati
Aku sungguh merindukannya
Kebersamaan adalah hal yang penting
Engkau seumpama penyempurna keluarga
Lama sudah rasanya ku tunggu
Aku ingin merasakan kebersamaan itu
Aku ingin kembali merasakannya
Ramainya suasana yang menambah riang hati
Andai aku bisa merasakan semuanya
Kemana aku harus mencarimu
Oh Tuhan….
Berikanlah aku sahabat seperti itu lagi
Ketika aku masih sendirian, Tuhan memperhatikanku
Kala itu aku tidak merasakan kehadiran itu perlu
Aku bisa menikmati sendiri waktuku
Tapi ternyata Tuhan tahu diam-diam aku bersama pilu
Ketika malam gelap dan dingin, Tuhan memelukku
Dia berbisik ketika sudah lelap tidurku
"Besok akan kukirim hadiah untukmu"
Lalu ketika terbangun, sudah jelas rupamu
Kadang tawamu lebar, tapi sering juga malu-malu
Bersamamu rasanya cepat sekali waktu berlalu
Kamu selalu jadi pendengar setiaku
Selalu bertanya apa aku perlu bantuanmu
Aku merasakan kehadiran Tuhan melalui pelukmu
Kuharap akan lebih banyak waktu bahagia bersamamu
Tuhan, semoga tahun-tahun jangan terlalu cepat berlalu
Maaf teman,
Kau memang bukan penyimak cerita
Kau juga bukan penanggap yang baik
Tapi setidaknya, kau penutup cerita semua ini
Seringkali kau menjadi pusat perhatian di akhir cerita
Dan kau berguna
Tak masalah bukan?
Ternyata kau adalah sahabatku
Aku masih menganggapmu
Ketika aku dihadapkan pada pilihan
Ketika aku dihadapkan pada keresahan
Siapa yang selalu aku jadikan tempat berkeluh kesah?
Siapa yang aku jadikan tempat menghela napas?
Ialah dirimu..
Sahabatku yang akan kurindu
Kepergianmu nanti
Akan menjadi bagian terberat hidupku
Tetap tenang
Sungguh sahabat, aku akan selalu sayang
Doaku akan kutuangkan dalam kerinduan
Perhatianku tak akan lekang oleh waktu..