Saya berinisiatif membuatkannya secangkir kopi dan mempersilahkan teman saya bermain sepak bola di laptop saya.
Oh, iya biar lebih mudah kita sebut teman saya ini dengan panggilan Dodi. Setelah memainkan beberapa pertandingan sepak bola di laptop saya dan menyeruput kopi yang saya buatkan.
Wajah Dodi sedikit sumringah dan tubuhnya terlihat bertenaga lagi. Setelkah saya rasa keadaannya membaik.
Saya bertanya kepada Dodi kenapa dia tidak sumringah seperti biasanya. Padahal sejak kenalan dengannya sekitar 2 tahun yang lalu. Keadaan Dodi tidak pernah semengenaskan sekarang.
“Dod, kamu itu habis dapat masalah apa?”
“Gini, Bro, Teman kita yang namanya Saiful itu memang biadab. Kemarin saya konsultasi masalah asmara dengannya. Ia memberikan beberapa tips. Dan hari ini saya mencobanya.”
“Lalu, hasilnya bagaimana? Sukses besar kah?”
“Boro-boro sukses yang ada justru sebaliknya. Gadis yang saya incar bukannya tertarik tetapi malah menjadi benci setengah mati kepada saya.”
Mendengar jawaban dari Dodi ini saya menjadi ngakak. Dodi yang terlihat bingung. Ia kemudian bertanya, “Kenapa kamu ngakak? Memangnya ada yang salah dengan cerita saya?”
“Ceritamu nggak salah. Tapi, yang salah kamu sendiri.”
“Hlo, kok bisa saya yang salah? Bagaimana ceritanya?”
“Salahnya kamu itu adalah konsultasi asmara dengan Saiful.”
“Bukankah konsultasi bisa kepada siapa saja. Memangnya Saiful salah apa?”
“Betul, konsultasi memang dilakukan dengan siapa saja. Tetapi setidaknya jangan dengan Saiful. Memangnya kamu belum tahu?”
“Tahu apa?”
“Asal kamu tahu Saiful ini seorang jomblo yang akut. Dia sudah sangat sering ditolak gadis sebelum mengungkapkan perasaannya.”
“Aduh, berarti saya salah orang dong. Soalnya dia sempat bilang kalau dirinya adalah pakar cinta,”
“He eh, dia memang seorang pakar cinta, tetapi pakar cinta yang gagal.”
Contoh 4
Suatu ketika Harahap dan teman kelompok belajarnya sedang mengerjakan tugas di rumahnya di sore hari.
Seperti biasa mereka mengerjakan tugas presentasi biologi yang telah di berikan oleh ibu guru Suzanna.
Karena ini adalah rumah Harahap maka pastinya di rumahnya ada banyak sekali kucing peliharaan ibunya yang bertingkah laku lucu dan menggemaskan.
"Wah, kucing angora mu imut sekali ya, Hap!" Seru Zubaedah yang dari tadi asyik ngemil tiada henti.
"Iya nih, aku juga jadi pengen punya satu, buat dipelihara dirumah" Tambah Ucok dari luar, yang barusan datang membeli camilan tambahan
"Kalian tahu nggak, selain imut, kucing kucing aku juga rajin belajar lho"
"Ah masa, Hap? Buktinya?"
"Kalian tidak percaya? Itu mereka kalau sedang ngumpul bareng ga ada yang makan dulu, harus kerjain soal dari Mama. Kecuali dua ekor kucing tuh, yang namanya Zubedah dan Ucok. Mereka kalo ngumpul sukanya langsung ngabisis wiskas doang, otak mah kagak kepake!"
Suasana pun hening
Contoh 5
Suatu hari di tempat pameran buku, ketika Sunarti sedang mengadakan reuni bersama teman Kuliahnya.
Salah satu teman Sunarti ada yang bernama Wulan, datang terlambat ke pameran tersebut karena saat itu hujan turun deras.
Wulan kemudian menyapa teman-temannya didalam ruangan tersebut.
Sunarti : "Hai Wulan, apa kabarmu sekarang?"
Wulan : "Baik, Alhamdulillah. Kamu apa kabar, Nar?"
Sunarti : "Baik juga lho, kamu sehat kan, Lan?"
Wulan : "Apa aku terlihat seperti sakit?"
Sunarti : "Iya, coba lihat kaki kamu, kok kecil sekali?"
Wulan : "Kakimu sakit? kok seperti bengkak?"
Sunarti : "Ini emang karena aku gendut"
Wulan : "Wah kamu makmur ya sekarang. Bagi lemakmu dong. Nanti hutang kamu yang dulu-dulu aku lunasin deh!"