Sonora.ID - Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu menuju ke penghujung tahun.
Salah satu cara mengucapkan selamat datang Desember tahun 2023 adalah dengan berkirim puisi.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata, irama, dan rima sebagai media penyampaian untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran penyair.
Dengan puisi bulan Desember, kita bisa mengutarakan isi hati dengan rasa syukur maupun harapan-harapan baru.
Berikut Sonora.ID rangkum sederet puisi bulan Desember menyentuh hati tahun 2023. Yuk langsung saja simak:
Selamat Datang Desember
Selamat datang Desember
Aku baru saja bangun
Belum rela menarik selimut
Hari ini masih dingin seperti biasanya
Masih mencium semerbak sunyi
Berteman dengan almanak kusam
Tertawa kepada cermin
Menyapu kisut dan kedut
Mengurut pundak
Menggemburkan nadi yang kemarin gersang oleh masuk angin
Baca Juga: 7 Puisi Bulan Desember, Menyentuh Hati dan Penuh dengan Motivasi
Selamat datang Desember
Aku masih menunggu terangnya purnama terakhir di tahun masehi
Ditemani kerlap-kerlip kejora
Kembang api warna-warni
Juga asap kendaraan yang mengepul
Sungguh jalanan yang sesak
Semua orang ingin menyambut tamu agung
Tapi lupa dengan tamu lama
Mereka yang sudah duduk sendiri di sebelas purnama terakhir
Menatap kalender usang
Memindahkan tanggalnya sendiri
Mencoret hari-hari berubah cuti
Belum ingin menghapus mimpi dan berhenti berjuang
Selamat datang Desember
Bulan yang basah dan berangin
Bulan penuh keluh kesah dan harapan atas ingin
Ceriaku sudah bertumbuh
Malasku sudah berlabuh
Maka izinkan aku bangun lebih cepat daripada azan Subuh.
Baca Juga: 20 Puisi tentang Guru, Singkat tetapi Sarat Makna dan Pesan!
Sedih di Bulan Desember
Cinta adalah sembilu
Menikam tepat di relung kalbu
Kala tak temukan seutas biru
Rindu jadi batu
Pilu merayu
Lupakan bahasa ibu
Relakan terkasih; titahmu
Desember kepingan luka
Mengalir bak mata air; air mata
Mengurung di labirin rasa
Hitam pudarkan semua cahaya
Pada asa tak lagi sama
Labuhkan biduk di muara sua
Berpeluk fatamorgana
Desember persandingan terang pada temaram
Tarian birahi tanpa intonasi
Pada mimpi tak tergenapi
Kidung sunyi selaksa duri
Bumi pijakan diri langit naungan hati
Merepih jiwa dilarik janji
Dalam balutan tabir misteri
Desember desir hari penghabisan
Mengupas pikiran serupa sayatan
Kalam-kalam hujatan
Menggiring jiwa pada renungan
Tak selalu ada pelangi seusai hujan
Semua diam tersimpan
Kidungkan lirih nada kematian.
Hujan Bulan Desember
Hujan terasa lebih deras, lebih lebat di bulan ini
Bulan Desember, bulan akhir semua bulan
Hujan bulan Desember
Membasahi semua jalan kenangan
Buliran air mengaliri lubang-lubang sepi
Melewati terowongan hati yang hitam, kelam
Bermuara pada lautan masa lalu
Hujan bulan Desember
Lebih deras lebih lebat dari hujan bulan Juni
Membanjiri pelosok hati yang kering
Karna terbakar api amarah dan nafsu
Airnya meluap-luap, menghancurkan sekat ikhlas dan sabar
Desember bermula banjir
Diakhir banjir
Menyisakan serpihan rindu
Ranting-ranting duka
Sampah-sampah mimpi
Yang kini berserakan
Dan terbuang di jalanan yang bernama cinta.
Baca Juga: 10 Puisi Hari Guru Nasional 25 November 2023, Bikin Nangis Tersedu
Irama langkahku terhenti di pengujung tahun
Napas ini mulai terengah
Banyak impian
Sayang dia pergi dengan jengah
Aku tersadar
Hati ini semakin kosong
Tak ada warna
Tak ada teman
Tak ada sahabat
Sibukku fana
Senyumku gelap
Sedikit pun tak terlirik oleh gemerlap
Ternyata Desember ini kelabu
Harap hampanya menyayat kalbu
Mengurung senyumku dalam belenggu
Serasa ada bangku kosong yang menyuruhku duduk berselimut debu
Desember kelabu
Aku terharu dengan sedihku
Sedih karena tak tampak lagi langit biru
Hingga kini
Aku masih terengah
Aku masih ingin menghabiskan sisa napas untuk menggeru.
Baca Juga: 9 Puisi tentang Palestina, Penuh Pesan Moral yang Menyayat Hati