Mereka menekankan pentingnya orang tua untuk memantau aktivitas anak-anak mereka, terutama di ranah digital, karena grooming sering kali terjadi melalui platform online.
Tahapan Child Grooming
Pelaku child grooming biasanya melalui beberapa tahapan sebelum mencapai tujuannya. Berikut adalah tahapan yang umumnya terjadi:
Pelaku mencari korban yang rentan, seperti anak-anak yang merasa kesepian, kurang perhatian dari orang tua, atau memiliki masalah emosional. Mereka sering mendekati korban melalui media sosial, permainan online, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah menemukan korban, pelaku mulai membangun hubungan dengan menawarkan dukungan emosional, hadiah, atau perhatian khusus. Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa nyaman dan percaya pada pelaku.
Setelah kepercayaan terbangun, pelaku berusaha menjauhkan korban dari orang-orang yang dapat melindungi mereka, seperti keluarga atau teman dekat. Ini bisa dilakukan dengan cara mengisolasi korban atau memengaruhi cara pandang mereka terhadap orang lain.
Pada tahap ini, pelaku mulai memanipulasi korban secara emosional dan sering kali berlanjut ke pelecehan fisik atau seksual. Korban yang sudah terjebak dalam hubungan ini mungkin merasa kesulitan untuk melaporkan kejadian tersebut karena takut, malu, atau merasa bersalah.
Baca Juga: Tok! Jokowi Akhirnya Teken PP Tata Cara Kebiri Kimia untuk Predator Seksual Anak
Tanda-tanda Child Grooming pada Anak
Child grooming sulit dideteksi karena pelaku sering menggunakan taktik halus yang tidak menimbulkan kecurigaan untuk mengendalikan korbannya.