Sonora.ID - Pernahkah Sahabat Sonora mendengar istilah ‘child grooming’? Ternyata masih banyak orang yang masih merasa asing dengan istilah tersebut. Lantas, apa arti child grooming?
Saat ini, teknologi dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak-anak dan remaja.
Namun, sayangnya, kemudahan akses ini juga membuka celah bagi berbagai ancaman, termasuk ancaman child grooming.
Mungkin istilah ini masih terdengar asing bagi sebagian dari kita, tapi memahami apa itu child grooming dan bagaimana cara melindungi anak-anak dari bahaya ini sangat penting.
Yuk, kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Baca Juga: 8 Ciri-ciri Child Grooming, Waspada Kriss Hatta Pacari Gadis Usia 14 Tahun
Arti Child Grooming
Menurut American Psychological Association (APA), child grooming adalah tindakan manipulatif yang dilakukan oleh seorang individu dewasa untuk membangun hubungan emosional dengan anak atau remaja dengan tujuan mengeksploitasi mereka, khususnya dalam konteks pelecehan seksual.
APA menekankan bahwa grooming adalah proses bertahap yang dirancang untuk membuat korban merasa nyaman dan percaya pada pelaku, sehingga memudahkan tindakan eksploitasi.
Sementara menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), child grooming sebagai salah satu bentuk kejahatan seksual yang dilakukan melalui tahapan-tahapan pendekatan emosional yang pada akhirnya berujung pada eksploitasi anak.
Mereka menekankan pentingnya orang tua untuk memantau aktivitas anak-anak mereka, terutama di ranah digital, karena grooming sering kali terjadi melalui platform online.
Tahapan Child Grooming
Pelaku child grooming biasanya melalui beberapa tahapan sebelum mencapai tujuannya. Berikut adalah tahapan yang umumnya terjadi:
Pelaku mencari korban yang rentan, seperti anak-anak yang merasa kesepian, kurang perhatian dari orang tua, atau memiliki masalah emosional. Mereka sering mendekati korban melalui media sosial, permainan online, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah menemukan korban, pelaku mulai membangun hubungan dengan menawarkan dukungan emosional, hadiah, atau perhatian khusus. Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa nyaman dan percaya pada pelaku.
Setelah kepercayaan terbangun, pelaku berusaha menjauhkan korban dari orang-orang yang dapat melindungi mereka, seperti keluarga atau teman dekat. Ini bisa dilakukan dengan cara mengisolasi korban atau memengaruhi cara pandang mereka terhadap orang lain.
Pada tahap ini, pelaku mulai memanipulasi korban secara emosional dan sering kali berlanjut ke pelecehan fisik atau seksual. Korban yang sudah terjebak dalam hubungan ini mungkin merasa kesulitan untuk melaporkan kejadian tersebut karena takut, malu, atau merasa bersalah.
Baca Juga: Tok! Jokowi Akhirnya Teken PP Tata Cara Kebiri Kimia untuk Predator Seksual Anak
Tanda-tanda Child Grooming pada Anak
Child grooming sulit dideteksi karena pelaku sering menggunakan taktik halus yang tidak menimbulkan kecurigaan untuk mengendalikan korbannya.
Pelaku biasanya juga mendekati keluarga korban untuk mendapatkan kepercayaan mereka, yang dapat membuat keluarga tersebut cenderung tidak mengenali perilaku pelaku.
Korban jarang melaporkan bahwa mereka merasa dirayu atau mencari bantuan karena alasan berikut:
Selain itu, beberapa tanda umum yang mungkin ditunjukkan anak-anak ketika mereka menjadi korban child grooming meliputi:
Dampak Child Grooming
Child grooming dapat memengaruhi kesehatan mental anak secara signifikan dalam jangka panjang. Dampaknya bervariasi tergantung pada situasi korban secara keseluruhan.
Namun, beberapa dampak dan bahaya umum dari child grooming yang perlu diwaspadai meliputi:
Baca Juga: Arti Lavender Marriage, Istilah Pernikahan yang Lagi Viral di Medsos
Pencegahan dan perlindungan
Mencegah child grooming merupakan tanggung jawab orang tua, pendidik, dan orang dewasa lain di sekitar anak.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk melindungi anak-anak mereka agar tidak menjadi korban child grooming:
Child grooming dapat berdampak negatif yang parah pada kondisi psikologis korban. Oleh karena itu, jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda menjadi korban child grooming, segera konsultasikan dengan Psikiater.