Zonasi Sekolah, Pemerataan atau Pembatasan Kesempatan?
Kebijakan zonasi bertujuan memberikan pemerataan akses pendidikan dengan menghilangkan konsep sekolah favorit, tetapi menuai berbagai pendapat mengenai efektivitasnya.
Luluk berpendapat bahwa zonasi malah mengurangi daya saing antarsiswa. “Dengan zonasi, siswa cenderung diterima di sekolah terdekat tanpa mempertimbangkan nilai akademis. Hal ini berdampak pada motivasi siswa dalam meraih sekolah yang lebih baik,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa hal ini juga dapat menurunkan kualitas sekolah yang sebelumnya menjadi favorit.
Zahratul Ilmiyah setuju bahwa zonasi memiliki kelemahan. Meskipun kebijakan ini bertujuan meningkatkan pemerataan, ia menyarankan adanya kebijakan pendukung yang memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga di setiap sekolah. "Pemerintah perlu melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap zonasi ini untuk mengatasi masalah di sekolah yang mengalami penurunan kualitas,” jelasnya.
Wajib Belajar 13 Tahun: Persiapan yang Memadai untuk Generasi Muda
Rencana wajib belajar 13 tahun, termasuk pendidikan prasekolah, dinilai sebagai langkah maju dalam mempersiapkan anak-anak untuk jenjang pendidikan dasar.
Zahratul Ilmiyah berpendapat bahwa kesiapan TK dalam melaksanakan program wajib belajar 13 tahun ini perlu didukung secara menyeluruh. “Masih banyak TK yang hanya fokus pada bermain. Kurikulum harus lebih diarahkan untuk persiapan masuk SD,” ujarnya, sambil menekankan bahwa fasilitas di TK perlu ditingkatkan untuk mendukung keberhasilan program ini. Selain itu, Zahratul juga menambahkan bahwa pendidikan pra sekolah sangat penting untuk mengembangkan pendidikan karakter pada murid, karena hal tersebut merupakan hal yang paling krusial sebelum memasuki pendidikan akademis.
Ulfa selaku guru SD menyambut positif wacana wajib belajar 13 tahun, mengingat bahwasannya wajib belajar 13 tahun akan berpengaruh pada kualitas siswa di tingkat SD, “Masa prasekolah Itu masa emas. Jadi dari anak-anak dari usia dini, (pendidikan) itu perlu dan pemerintah itu perlu meningkatkan lagi kualitas pendidikan gurunya, pendidikan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), perguruan tingginya juga, agar kualitas guru yang dihasilkan lebih baik lagi. Terus alokasi anggarannya perlu ditambah untuk paud (dan TK) itu.” ujarnya.
Baca Juga: Program Schoolphoria: Goes to School Kembali Digelar di MAN 2 Kota Malang
Ujian Nasional dan Pengembalian Sistem Penilaian