Untuk diketahui, ada beberapa situasi bias psikologi dalam investasi. Pertama, over confidence bias, yaitu merasa terlalu yakin dengan keputusan investasi sehingga mengabaikan risiko. Kedua, loss aversion yaitu ketakutan terhadap kerugian yang membuat investor enggan menjual saham yang sudah merugi, berharap harga akan pulih.
Ketiga, herd mentality yaitu mengikuti tren pasar tanpa analisis yang jelas karena tekanan sosial atau takut tertinggal. Keempat, confirmation bias yaitu hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan kita dan mengabaikan data yang bertentangan.
Agar emosi tidak menguasai keputusan investasi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan. Pertama, tetapkan tujuan investasi jangka panjang. Fokus pada tujuan akhir membantu menghindari reaksi impulsif terhadap fluktuasi jangka pendek.
"Menentukan tujuan investasi yang jelas, apakah investasi yang dilakukan untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah," jelas mereka.
Tujuan ini akan membantu para calon investor untuk fokus pada gambaran besar. Dengan tujuan yang jelas, lebih mungkin bertahan dalam menghadapi fluktuasi pasar. Baru kemudian membuat rencana investasi.
Tetapkan alokasi aset berdasarkan profil risiko (agresif, moderat, atau konservatif). Rencanakan strategi masuk dan keluar (entry dan exit) sehingga diketahui kapan harus membeli atau menjual tanpa tergoda oleh emosi sesaat.
Dengan memiliki rencana investasi yang jelas yang mencakup alokasi aset, target return, dan batas toleransi risiko. Ikuti rencana ini dengan disiplin. Gunakan Aturan Stop-Loss dan Take-Profit. Stop-loss adalah batas kerugian yang dapat ditoleransi, sedangkan take-profit adalah target keuntungan yang harus ditetapkan.
"Dengan menggunakan aturan ini, Anda bisa disiplin untuk menjual aset meskipun emosi mendorong Anda bertindak sebaliknya," imbuh mereka.
Hindari membeli dan menjual aset karena panik atau euforia karena bisa meningkatkan risiko. Tetaplah pada rencana investasi dan hindari mengikuti tren pasar tanpa analisis yang matang.
"Semakin banyak Anda tahu tentang investasi, semakin kecil kemungkinan Anda membuat keputusan impulsif. Belajar membaca laporan keuangan, memahami tren pasar, dan mengenali strategi investasi yang cocok dengan gaya Anda," tulis mereka.