Bandung, Sonora.ID - Investasi yang sesuai dengan passion menjadi sebuah pilihan yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan kepuasan batin.
Walau demikian, memilih instrumen investasi yang sesuai tetap harus dilakukan riset dan konsultasi agar memiliki keputusan yang bijak. Dengan berinvestasi sesuai hati, Anda tidak hanya meraih keuntungan materi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi dunia, menciptakan harmoni antara manfaat finansial dan nilai-nilai pribadi.
Seperti halnya investasi di pasar modal yang menawarkan peluang besar untuk mencapai kebebasan finansial, tetapi juga penuh dengan tantangan.
Tidak hanya faktor analisis pasar atau tren ekonomi yang mempengaruhi hasil investasi, tetapi juga psikologi investor itu sendiri. Perasaan euforia saat pasar naik atau ketakutan saat pasar turun sering kali menjadi pemicu utama keputusan investasi yang impulsif. Inilah mengapa memahami psikologi di balik keputusan investasi sangat penting.
"Sebagai investor, kita sering kali terjebak dalam perangkap emosional yang dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang merugikan," sebut Tim Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam siaran pers BEI, Senin (2/12/2024).
"Ketika emosi seperti keserakahan, ketakutan, atau bahkan kecemasan menguasai pikiran, kita mungkin gagal melihat gambaran besar dan lebih fokus pada fluktuasi jangka pendek yang tidak selalu mencerminkan nilai riil dari suatu investasi. Itu sebabnya, perlu mengeksplorasi bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan investasi dan bagaimana mengelola emosi tersebut agar dapat mengambil keputusan yang lebih rasional dan berbasis strategi," ungkap mereka.
Baca Juga: Tutorial Trading Mata Uang di Platform Digital 2024
Menurut Tim BEI, investasi di pasar modal tidak hanya tentang angka dan analisis. Aktivitas di pasar modal penuh dengan volatilitas yang sering kali memicu emosi.
"Ketika pasar naik, euforia bisa membuat kita terlalu percaya diri, sementara ketika pasar turun, ketakutan bisa memicu keputusan impulsif seperti panic selling," jelas Tim tersebut.
"Memahami psikologi diri dapat membantu investor menghindari keputusan emosional, mengelola risiko dengan lebih baik dan membangun disiplin dalam mengikuti strategi investasi," tulisnya dalam siaran pers tersebut.
Untuk diketahui, ada beberapa situasi bias psikologi dalam investasi. Pertama, over confidence bias, yaitu merasa terlalu yakin dengan keputusan investasi sehingga mengabaikan risiko. Kedua, loss aversion yaitu ketakutan terhadap kerugian yang membuat investor enggan menjual saham yang sudah merugi, berharap harga akan pulih.
Ketiga, herd mentality yaitu mengikuti tren pasar tanpa analisis yang jelas karena tekanan sosial atau takut tertinggal. Keempat, confirmation bias yaitu hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan kita dan mengabaikan data yang bertentangan.
Agar emosi tidak menguasai keputusan investasi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan. Pertama, tetapkan tujuan investasi jangka panjang. Fokus pada tujuan akhir membantu menghindari reaksi impulsif terhadap fluktuasi jangka pendek.
"Menentukan tujuan investasi yang jelas, apakah investasi yang dilakukan untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah," jelas mereka.
Tujuan ini akan membantu para calon investor untuk fokus pada gambaran besar. Dengan tujuan yang jelas, lebih mungkin bertahan dalam menghadapi fluktuasi pasar. Baru kemudian membuat rencana investasi.
Tetapkan alokasi aset berdasarkan profil risiko (agresif, moderat, atau konservatif). Rencanakan strategi masuk dan keluar (entry dan exit) sehingga diketahui kapan harus membeli atau menjual tanpa tergoda oleh emosi sesaat.
Dengan memiliki rencana investasi yang jelas yang mencakup alokasi aset, target return, dan batas toleransi risiko. Ikuti rencana ini dengan disiplin. Gunakan Aturan Stop-Loss dan Take-Profit. Stop-loss adalah batas kerugian yang dapat ditoleransi, sedangkan take-profit adalah target keuntungan yang harus ditetapkan.
"Dengan menggunakan aturan ini, Anda bisa disiplin untuk menjual aset meskipun emosi mendorong Anda bertindak sebaliknya," imbuh mereka.
Hindari membeli dan menjual aset karena panik atau euforia karena bisa meningkatkan risiko. Tetaplah pada rencana investasi dan hindari mengikuti tren pasar tanpa analisis yang matang.
"Semakin banyak Anda tahu tentang investasi, semakin kecil kemungkinan Anda membuat keputusan impulsif. Belajar membaca laporan keuangan, memahami tren pasar, dan mengenali strategi investasi yang cocok dengan gaya Anda," tulis mereka.
Selalu ingat melakukan diversifikasi portofolio. Jangan menaruh semua uang pada satu aset atau sektor. Diversifikasi dapat membantu mengurangi dampak kerugian dari satu jenis investasi terhadap portofolio secara keseluruhan.
"Second opinion yang didapat dari seorang profesional atau mentor berpengalaman bisa membantu Anda mengambil keputusan yang lebih obyektif," ungkap mereka.
Tak kalah penting, fokuslah pada jangka panjang. Pasar selalu naik-turun dalam jangka pendek, tetapi cenderung tumbuh dalam jangka panjang. Mengadopsi perspektif jangka panjang dapat membantu mengabaikan gangguan sesaat. Mengelola emosi dalam investasi membutuhkan disiplin dan kesadaran diri.
Cara lain untuk mencegah emosi mempengaruhi keputusan berinvestasi adalah dengan menghindari mengecek portofolio terlalu sering. Cukup lakukan review secara berkala. Terus mempelajari dasar-dasar pasar modal untuk memahami bahwa fluktuasi adalah bagian normal dari investasi.
Selain itu, perlu melatih kesabaran dan mengendalikan diri dengan mengingat bahwa investasi adalah perjalanan jangka panjang. Hindari keputusan impulsif yang hanya berdasarkan emosi sesaat. Praktik mindfulness seperti meditasi dapat membantu investor mengelola stres dan fokus pada fakta, bukan emosi. Dengan kesadaran penuh, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana.
Investor legendaris seperti Warren Buffett sering menekankan pentingnya disiplin dan ketenangan dalam menghadapi pasar.
"Be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful," sebut Warren, yang artinya, kita harus tetap rasional ketika mayoritas investor terjebak emosi.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, dapat meminimalkan risiko yang muncul akibat emosi dan meningkatkan peluang mencapai tujuan investasi. Jadi, psikologi investor adalah salah satu kunci sukses dalam investasi.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News