Sonora.ID – Berikut beberapa contoh teks khutbah Jumat tentang Hari Ibu yang menyentuh hati dan bikin nangis, cocok untuk dijadikan referensi bagi yang membutuhkan.
Tema Khutbah Jumat tentang Hari Ibu sangat cocok diangkat oleh khatib mengingat sebentar lagi Hari Ibu Nasional akan segera diperingati.
Di Indonesia, Hari Ibu setiap tahunnya dirayakan pada tanggal 22 Desember.
Peringatan ini bisa menjadi momen yang tepat untuk mengingatkan kita kembali akan luar biasanya jasa para Ibu di seluruh Indonesia dalam membesarkan dan mendidik generasi muda bangsa.
Tak perlu berlama-lama, berikut 3 khutbah Jumat tentang Hari Ibu yang menyentuh hati dan bikin nangis.
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Bikin Merinding tentang Akhir Tahun, Bikin Nangis!
1. Khutbah Jumat tentang Hari Ibu
Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ (الإسراء: ٢٣-٢٤)
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Alhamdulilah, dengan izin Allah kita kembali dipertemukan pada hari ini dalam majelis khotbah dan salat Jumat 3 Mei 2024.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan, sehingga kita masih bisa merasakan banyak kenikmatan hingga hari ini, salawat dan salam juga tercurah untuk junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti rasul hingga akhir zaman, 'amma ba'du.
Seperti disampaikan di atas bahwa tema hari ini adalah mengenai ibu. Peran perempuan sebagai seorang ibu dalam Islam tentu saja merupakan sosok mulia.
Ibu ada di urutan kedua terpenting setelah ayah, bahkan ia juga dianggap sebagai orang yang paling berharga setelah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Hal ini tak terlepas dari perjuangan dan pengorbanan seorang ibu yang berawal dari anaknya masih dalam kandungan, melahirkan, merawat, serta mengajarkan banyak hal.
Dalam sebuah hadis bahkan yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang kepada siapa dia harus berbakti, lalu Rasulullah menjawab kepada ibunya sebanyak tiga kali, setelah itu barulah kepada ayahnya.
“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Perintah berbuat baik kepada orangtua, khususnya ibu telah disebutkan di banyak ayat-ayat Al-Qur'an, salah satunya terdapat dalam surah Luqman ayat 14. Allah SWT berfirman:
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ
Wa wassainal bi waalidaihi hamalat hu ummuhuu wahnan 'alaa wahninw wa fisaaluhuu fii 'aamaini anishkur lii wa liwaalidaika ilaiyal masiir
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS. Luqman: 14).
Dalam ayat ini, Allah jelas memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada kedua orang tuanya dengan berusaha melaksanakan perintah-perintahnya dan mewujudkan keinginannya, terutama kepada ibu.
Dilansir dari laman Kemenag, dalam tafsir surah Luqman ayat 14 disebutkan hal-hal yang menyebabkan seorang anak diperintahkan harus berbuat baik kepada ibunya, yaitu:
Baca juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru 20 Desember 2024 Berjudul Rayakan Hari Ibu dengan Suka Cita
Ibu telah mengandung seorang anak sampai ia dilahirkan. Selama masa mengandung itu, ibu menahan dengan sabar penderitaan yang cukup berat, mulai pada bulan-bulan pertama, kemudian kandungan itu semakin lama semakin berat, dan ibu semakin lemah, sampai ia melahirkan.
Kekuatan ibu akan pulih seperti sedia kala setelah habis masa nifasnya.
Ibu menyusui anaknya sampai usia dua tahun atau lebih. Banyak penderitaan dan kesukaran yang dialami ibu dalam masa menyusukan anaknya.
Hanya Allah yang mengetahui segala penderitaan itu. Ayat ini hanya menyebutkan alasan mengapa seorang anak harus taat dan berbuat baik kepada ibunya, namun tidak disebutkan apa sebabnya seorang anak harus taat dan berbuat baik kepada bapaknya.
Hal ini menunjukkan bahwa kesukaran dan penderitaan ibu dalam mengandung, memelihara, dan mendidik anaknya jauh lebih berat bila dibandingkan dengan penderitaan yang dialami bapak dalam memelihara anaknya.
Penderitaan itu tidak hanya berupa pengorbanan sebagian dari waktu hidupnya untuk memelihara anaknya, tetapi juga penderitaan jasmani dan rohani.
Seorang ibu juga menyediakan zat-zat penting dalam tubuhnya untuk makanan anaknya selama anaknya masih berupa janin di dalam kandungan.
Sesudah lahir ke dunia, sang anak lalu disusukan oleh ibu dalam masa dua tahun (yang utama).
Air susu ibu (ASI) juga terdiri dari zat-zat penting dalam darah ibu, yang disuguhkan dengan kasih sayang untuk dihisap oleh anaknya.
Dalam ASI ini terdapat segala macam zat yang diperlukan untuk pertumbuhan jasmani dan rohani anak, dan untuk mencegah segala macam penyakit.
Zat-zat ini tidak terdapat pada susu sapi. Oleh sebab itu, susu sapi dan yang sejenisnya tidak akan sama mutunya dengan ASI.
Segala macam susu bubuk atau susu kaleng tidak ada yang sama mutunya dengan ASI.
Itu pula yang menjadi alasan, mengapa seorang ibu sangat diimbau untuk menyusui anaknya dengan ASI.
Janganlah ia menggantinya dengan susu bubuk, kecuali dalam situasi yang sangat memaksa.
Mendapatkan ASI dari ibunya adalah hak anak, dan menyusukan anak adalah suatu kewajiban yang telah dibebankan Allah kepada ibunya.
Karena itulah Allah memerintahkan secara jelas, agar kita senantiasa berbuat baik kepada orangtua bapak ibu, menyayangi mereka sebagaimana keduanya menyayangi kita sewaktu kecil.
Manusia juga hendaknya selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada mereka, dan bersyukur pula kepada ibu bapaknya.
Karena keduanya yang membesarkan, memelihara, dan mendidik serta bertanggung jawab atas diri mereka, sejak dalam kandungan sampai mereka dewasa dan sanggup berdiri sendiri.
Masa membesarkan anak merupakan masa sulit karena ibu bapak menanggung segala macam kesusahan dan penderitaan, baik dalam menjaga maupun dalam usaha mencarikan nafkah anaknya.
Hal lainnya yang mengharuskan seorang anak senantiasa bisa memuliakan orangtua, terutama ibu, antara lain: Pertama, orangtua telah mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya.
Cinta dan kasih sayang itu terwujud dalam berbagai bentuk, di antaranya ialah membesarkan, mendidik, menjaga, dan memenuhi keinginan-keinginan anaknya.
Usaha-usaha yang tidak mengikat itu dilakukan tanpa mengharapkan balasan apa pun dari anak-anaknya, kecuali agar mereka di kemudian hari menjadi anak yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.
Kedua, sejak dalam kandungan, lalu dilahirkan ke dunia hingga dewasa, kebutuhan makan, minum, pakaian, dan keperluan lain anak-anak ditanggung oleh ibu bapaknya.
Dengan perkataan lain dapat diungkapkan bahwa nikmat yang paling besar yang diterima oleh seorang manusia adalah nikmat dari Allah, kemudian nikmat yang diterima dari ibu bapaknya.
Itulah sebabnya, Allah meletakkan kewajiban berbuat baik kepada kedua ibu bapak, sesudah kewajiban beribadah kepada-Nya.
Sudah sepatutnya pula kita senantiasa menyayangi serta memuliakan orangtua, khususnya ibu kita.
Bagi seseorang yang orangtuanya, ibu atau bapaknya sudah meninggal dunia, maka berbuat baik kepada mereka dapat kita lakukan dengan selalu mendoakan orangtua:
“Allahumma Fighfirlii Wa Liwaa Lidhayya Warham Humaa Kamaa Rabbayaa Nii Shaghiraa.” Artinya: “Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta kasihanilah keduanya seperti mereka mengasihiku di waktu aku kecil. Rasulullah SAW bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh.” (HR. Muslim).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.
2. Khutbah Jumat tentang Ibu
Bersyukur dan Berterimakasihlah pada Ibu Kita
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah swt biqauli: Alhamdulillahirabbil alamin.
Rasa syukur wajib kita yakini dalam hati, ungkapkan melalui lisan, dan wujudkan melalui tindakan karena kita telah mendapatkan anugerah hidup di dunia dengan segala nikmat yang tak bisa kita hitung satu-persatu. Allah bersabda dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 18:
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Pada kesempatan mulia ini, khatib juga mengajak kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dalam wujud senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Di antara perintah Allah adalah menghormati orang tua dan larangan Allah adalah menyakiti hati orang tua.
Hal ini penting untuk diingatkan karena keberadaan kita bisa hadir di muka bumi ini karena kedua orang tua kita. Tanpa mereka, kita tidak akan bisa hadir di sini dan menikmati keberadaan dunia.
Menghormati kedua orang tua juga merupakan wujud syukur kepada sesama manusia. Rasulullah bersabda dari Abu Hurairah ra:
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
Artinya: “Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.” (HR. Abu Dawud)
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan materi khutbah yang berjudul Bersyukur dan Berterimakasihlah pada Ibu Kita.
Materi ini penting untuk disampaikan kepada jamaah karena sangat jelas, perintah untuk berbuat baik kepada ibu tersebut di dalam Al-Qur’an dan juga hadits Nabi.
Ibu adalah sosok orang yang paling berjasa dalam menghadirkan kita di dunia. Ibulah yang telah mengandung kita dalam rahimnya dan mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan kita sekaligus berjuang untuk merawat kita sejak kecil.
Beratnya perjuangan ibu dalam merawat kita termaktub dalam Surat Luqman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Artinya: “Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.”.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa kepayahan seorang ibu dalam mengandung kita dalam rahimnya dengan “lemah yang bertambah-tambah”.
Ini bisa terlihat dari mulai awal kehamilan, seorang ibu harus memasuki masa yang sering disebut sebagai nyidam yakni masa perubahan dalam tubuh yang mengakibatkan kondisi yang tidak nyaman seperti mual dan muntah-muntah.
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Bulan Jumadil Akhir, Singkat dan Menyentuh Hati
Bukan hanya itu saja, selama proses mengandung dan membesarkan kita, sosok ibu juga telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk menghantarkan kita ke muka bumi ini.
Ibu adalah sosok yang mengorbankan 5 airnya yang tidak bisa dibalas dan diganti jasanya oleh kita dan siapapun.
Air yang berasal dari ibu kita merupakan penopang kehidupan kita yang diambil dari tubuhnya. Seperti kita ketahui bahwa 85 persen tubuh kita ini berasal dari unsur air.
Air yang pertama adalah air ketuban yang diberikan kepada kita ketika kita tumbuh dalam rahimnya untuk menjadi sosok janin.
Air ini dihasilkan dari makanan dan minuman yang kemudian diberikan kepada kita selama di dalam rahim.
Air kedua adalah air darah ibu yang ketika janin kita tumbuh menjadi jabang bayi, ibu memberikan air darahnya kepada kita.
Ketiga adalah air susu yang merupakan saripati makanan yang ia konsumsi dan dikorbankan untuk membesarkan kita.
Keempat adalah air keringat yang ia teteskan untuk menjaga kita agar mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dan yang kelima adalah air mata yang selalu menghantar kesuksesan orang-orang hebat diiringi oleh untaian doa yakni air mata.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Maka tak heran, Nabi Muhammad dalam haditsnya lebih menekankan untuk berbuat baik kepada sosok ibu. Dalam hadits dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi ra, beliau bertanya kepada Nabi:
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
Artinya: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Bukhari).
Untuk berbuat baik kepada orang tua, khususnya ibu dan bapak kita, Allah swt juga telah mengingatkan caranya di antaranya adalah dengan tidak berkata kasar dan menyakiti hatinya terlebih saat mereka sudah dalam kondisi tua. Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 23:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah hal-hal yang bisa menjadi renungan kita semua tentang jasa orang tua khususnya ibu dalam membesarkan kita.
Semoga kita bisa memuliakan mereka dan mudah-mudahan kita dan mereka akan bersama-sama dikumpulkan di surganya Allah kelak di hari keabadian. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
3. Khutbah Jumat tentang Ibu
Pengorbanan & Perjuangan Perempuan
الحمد لله نحمده ونستعينه، ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا. من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.
أما بعد، فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah yang dimuliakan Allah, pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita berkumpul di rumah Allah untuk melaksanakan ibadah Jumat.
Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita bersama-sama merenungkan nikmat Allah yang tiada terhingga, yang telah memberikan kita kehidupan ini dengan segala kebaikan-Nya. Dalam surat An-Nahl ayat 18, Allah berfirman:
"وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ"
“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Jamaah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini, khutbah ini akan kita tujukan untuk menghargai dan mengingat perjuangan serta pengorbanan seorang perempuan, terutama ibu.
Ibu adalah sosok yang penuh pengorbanan dalam hidup kita. Tanpa ibu, kita tidak akan bisa menikmati kehidupan ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menegaskan dalam Al-Qur'an betapa beratnya perjuangan ibu dalam mengandung dan merawat anak. Dalam surat Luqman ayat 14, Allah berfirman:
"وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ"
“Dan kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan penderitaan yang berlipat ganda, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku tempat kembalimu.”
Ibu mengandung kita dalam kondisi yang penuh tantangan. Dari mual, muntah, hingga berbagai ketidaknyamanan lainnya, semua itu dijalaninya dengan penuh kesabaran.
Setelah melahirkan, ibu masih harus terus berjuang untuk merawat kita. Dari memberi air susu, menjaga kesehatan, hingga memberikan kasih sayang tanpa henti.
Semua pengorbanan itu tidak bisa dihitung, bahkan dengan segala jasa yang diberikan, kita seringkali merasa belum bisa membalasnya.
Jamaah yang dimuliakan Allah, seorang ibu adalah sosok yang sangat berjasa dalam kehidupan kita.
Seperti yang diungkapkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi siapa yang paling berhak untuk diperlakukan dengan baik, Nabi menjawab tiga kali: "Ibumu". Kemudian, beliau menambahkan: "Ayahmu, kemudian yang lebih dekat setelahnya."
Hadits ini mengajarkan kita betapa pentingnya memuliakan ibu, tidak hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan perbuatan yang nyata.
Ketika ibu sudah lanjut usia, kita dituntut untuk lebih sabar dan tidak mengucapkan kata-kata kasar, apalagi menyakiti perasaannya. Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 23:
"وَقَضى رَبُّكَ أَلّا تَعْبُدُوا إِلّا إِيّاهُ وَبِالوالِدَيْنِ إِحسانًا إِمّا يَبلُغَنَّ عِندَكَ الكِبَرَ أَحَدُهُما أو كِلاهُما فَلا تَقُل لَهُما أُفٍّ وَلا تَنهَرهُما وَقُل لَهُما قَولًا كَريمًا"
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tuamu. Jika salah seorang dari keduanya atau keduanya sampai usia tua dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya, dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.”
Jamaah yang dimuliakan Allah, jika kita berpikir sejenak, betapa banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh ibu kita.
Ia mengorbankan tubuh dan jiwanya untuk memastikan kita tumbuh sehat dan bahagia.
Ia memberikan segala yang terbaik, tanpa mengharapkan balasan. Ibu memberikan kita air ketuban, air darah, air susu, air keringat, dan air mata—semua itu adalah bagian dari perjuangan hidupnya untuk kita.
Maka, pada hari ini, marilah kita ingat dan hargai pengorbanan ibu. Mari kita perbaiki hubungan kita dengan ibu, memberi mereka cinta dan perhatian yang sepantasnya. Tidak hanya pada Hari Ibu, tetapi setiap hari, mari kita tunjukkan rasa syukur dan penghargaan kita kepada ibu.
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk selalu berbuat baik kepada ibu kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Semoga kita bisa menjadi anak yang berbakti, yang selalu menghormati dan membahagiakan ibu kita. Amin.
اللهم اجعلنا من الذين يبرون بوالدينا، ويرعون حقوقهم، ويعطونهم من الحب والاهتمام ما يجعلهم سعداء راضين.
بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله منا ومنكم تلاوته.
أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Hari Guru Nasional, Singkat dan Menyentuh Hati